Seorang anak muda sangat mencintai seni lukis dan baru saja selesai menimba ilmu pada maestro terkenal. Sebagai awal debutnya, dia membuat lukisan yang sangat bagus, yang dia kerjakan dengan segenap ilmunya.

Setelah menyelesaikan lukisan itu selama 5 hari 4 malam, sebuah lukisan pemandangan yang sangat cantik terpampang di kanvasnya. Dia ingin menunjukkan pada orang-orang dan ingin tahu bagaimana pendapat mereka.

Maka seniman muda ini meletakkan lukisannya di sebuah jalan yang ramai, di mana banyak orang lalu lalang dan bisa melihat lukisannya. Tidak lupa di bawah lukisan tersebut dia beri tulisan ‘Lukisan ini adalah karya saya. Oleh karena saya masih baru di profesi ini, mungkin saya telah membuat beberapa kesalahan dalam goresan pemilihan warna, dan sebagainya. Tolong beri tanda silang pada bagian yang menurut Anda salah’.

Sore harinya, dia kembali untuk mengambil lukisan itu dan sangat terkejut melihat seluruh kanvas penuh dengan tanda silang, bahkan beberapa orang menuliskan komentar mereka di atas lukisannya. Dengan sangat kecewa, malu dan hancur dia pergi ke tempat gurunya sambil berlinang air mata. Seniman muda ini merasa tak berguna dan tak bisa menjadi pelukis, apalah artinya jadi pelukis jika orang-orang tidak menyukai karyanya.

Sang guru menanggapi semuanya dengan sabar, kemudian menunjukkan pada murid itu cara untuk membuktikan bahwa dia bukan pelukis yang buruk dan bahwa dia telah belajar ilmu lukis yang sangat hebat.

Guru lukis ini meminta si seniman untuk membuat kembali lukisan yang telah dicoret-coret orang itu. Setelah jadi, sang guru berjalan bersama si murid menuju jalanan ramai tempat memajang lukisan tersebut sebelumnya. Namun kali ini, tulisan di bawah lukisan itu berbunyi demikian: ‘Saudara-saudara, saya telah melukis lukisan ini. Oleh karena saya masih baru, mungkin saya telah membuat beberapa kesalahan dalam goresan pemilihan warna, dan sebagainya. Saya telah menyediakan sekotak kuas dan cat, jika Anda melihat kesalahan di lukisan ini, mohon berbaik hati memperbaikinya’.

Si seniman muda tidak sabar ingin mengetahui apa yang terjadi, dan sore harinya, dia kembali bersama gurunya untuk mengambil lukisan. Hasilnya? Lukisan itu tetap bersih tanpa satu pun koreksi dari orang-orang yang melihat. Ingin melihat reaksi lebih jauh, lukisan itu tetap ditinggalkan di sana hingga tiga hari berikutnya, dan masih tetap bersih dari koreksi.

Well, mengkritik memang mudah namun memperbaiki itu sulit.

Jadi jangan biarkan diri Kita hancur dan merasa depresi hanya karena kritikan orang lain. Kitalah juri terbaik untuk setiap karya Kita, sedangkan orang lain hanyalah kontributor. Ambil saja yang memang berguna, dan acuhkan yang tidak berguna.

Sumber : https://www.vemale.com/inspiring/lentera/9322-tolong-perbaiki.html