Kita telah membahas hukum ketujuh dari beberapa aspek. Di dalamnya kita melihat bahwa kesucian seks akan menjamin kelestarian umat manusia sampai akhir zaman. Ketidaksucian seks merupakan ancaman bagi kesehatan pribadi dan kesejahteraan seluruh umat manusia. Prinsip dari perintah yang penting ini bukan hanya ada di dalam Alkitab, tetapi juga ditanam Tuhan di dalam hati nurani manusia. Tidak ada satu bangsa pun yang menyetujui bahwa manusia boleh melampiaskan nafsu seks semaunya. Berhubungan seks adalah sesuatu yang sangat nikmat karena berdasarkan anugerah Tuhan manusia bisa menikmati kenikmatan seks sedemikian tinggi yang melampaui semua makhluk lainnya. Namun untuk itu, manusia juga dituntut untuk menjaga kesucian seksnya. Jika dilanggar, Tuhan akan menghukum orang itu. Lagi pula manusia tidak mungkin mencintai dua orang di saat yang sama dengan kadar cinta yang sama, tetapi dia mampu mencintai dua, empat, enam, sepuluh, bahkan belasan anaknya dengan kadar cinta yang sama. Fenomena ajaib yang tidak dapat dijelaskan, hanya dapat diakui oleh para psikolog dari dahulu hingga sekarang. Kasih sejati antara suami istri tidak dapat dipisahkan dari kejujuran, kesehatian, dan kekekalan. Itulah hikmat Allah saat menciptakan manusia. Kalau ciptaan Allah ini tahu hidup sesuai kehendak-Nya, pasti ia akan menikmati kebahagiaan sempurna, kepuasan yang tidak akan disesali selamanya. Oleh karena itu, bangsa yang menghormati pernikahan akan diberkati Tuhan.

Rasio dan Kesucian
Di Taiwan ada gereja yang sebelumnya Reformed kemudian berubah menjadi Liberal dan merestui pernikahan homoseks dan lesbian. Di Malaysia ada pendeta dengan gelar Doktor dari Amerika Serikat menulis makalah bahwa homoseks tidak bertentangan dengan Alkitab. Ini semua membuktikan kebenaran perkataan Martin Luther: “Rasio manusia bagaikan pelacur”. Rasio sering kali tidak setia kepada kebenaran, bagai perempuan yang mau melakukan hubungan seks dengan siapapun yang memberinya uang. Rasio adalah organ yang membedakan manusia dari makhluk yang lain. Rasio bisa memikirkan makna, mencari jawaban, menganalisis sebab-akibat, dan menyimpulkan dalil yang ada di alam. Tetapi rasio juga bisa menyetujui hal yang tidak beres, namun dianggap cukup beralasan meskipun alasannya sangat miring, licik, dan tidak jujur. Itu adalah tindakan orang yang kurang pandai atau yang mendewakan rasio, tetapi tidak berani setia kepada kebenaran. Martin Luther sangat peka akan hal ini dan dia menyebut “Rasio bagai pelacur”.

Pertanggungjawaban Kesetiaan
Kepada siapa kita harus setia? Kepada Allah karena Dia adalah Sumber Kasih yang mengasihi kita terlebih dahulu dan menuntut kita mengasihi Dia dengan sepenuh hati, bagai seorang gadis yang menikah dan mencintai suaminya. Hubungan Kristus dengan jemaat-Nya digambarkan sebagai hubungan kasih suami dan istri. Kristus terlebih dahulu mengasihi kita, maka kita harus setia, memelihara kesucian diri, dan tidak keluar dari jalur yang Dia tetapkan. Begitu pula rasio kita harus mengasihi Kristus, Sumber Kebenaran, Inisiator Wahyu, Penunjuk Jalan Kekekalan dengan sepenuhnya. Merenungkan dan menaati prinsip-prinsip yang tercantum dalam firman Tuhan adalah kembalinya sang anak hilang untuk setia kepada kebenaran yang sejati. Inilah iman. Iman tidak membunuh rasio, melainkan membawanya kembali setia kepada kebenaran yang asli. Dengan demikian orang Kristen membawa rasionya taat sepenuhnya kepada Sumber Kebenaran, kepada Tuhan Pencipta rasio. Orang Kristen yang menggunakan rasio untuk memuaskan perasaan bukanlah orang Kristen yang sejati, karena orang Kristen yang sejati justru mengajak umat manusia untuk mempelajari, menaati, dan menjalankan kehendak Tuhan yang telah Dia wahyukan kepada kita dengan sepenuh hati.

Demikian pula tubuh kita hanya setia kepada suami atau istri yang Tuhan berikan saat kita membentuk rumah tangga. Kesucian seks akan menjamin kebahagiaan seluruh umat manusia dan menjadi berkat bagi keturunannya. Jika mereka tidak peduli akan hal ini, jangan harap mereka bisa mendidik anak-anak mereka dengan baik. Saya sudah beberapa kali mendengar ada anak-anak yang menemukan gambar-gambar porno di komputer dan kamera papanya. Setelah itu, mereka mulai menonton dan malah mengajak teman-teman mereka. Ketika seorang remaja putri yang melakukan hubungan seks di hotel ditanya, dia mengatakan bahwa dia mencontoh papa mamanya. Pendidikan yang baik bukan berdasarkan pengetahuan melainkan teladan. Saat skandal perzinahanmu terbongkar, seberapa engkau kaya ataupun pandai, reputasimu akan merosot tajam. Gosip skandal seks jauh lebih cepat daripada pemberitaan Injil.

Menghormati Perkawinan
Tuhan sangat membenci orang yang tidak setia dalam pernikahan. Di dalam kitab Ibrani 13, Tuhan menuntut orang menghormati perkawinan. Itu berarti: 1) menghormati hubungan yang paling intim antara pria dan wanita; 2) mengakui institusi yang Tuhan tetapkan; 3) memperhatikan kesehatan seluruh umat manusia; dan 4) mendidik anak-anak buah pernikahan kita dengan baik. Jangan main-main, hidup suci ditandai dengan kesungguhanmu menghargai pernikahanmu, setia kepada pasangan hidupmu. Itulah yang membuat hidupmu diperkenan Tuhan, menjadi teladan dunia, dan menjadi fondasi pendidikan bagi keturunanmu, sehingga mereka akan hidup takut akan Tuhan dan menghormati orang tua. Tuhan membenci perzinahan, karena perzinahan adalah salah satu investasi setan di dalam gereja.

Langkah pertama seseorang masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah pertobatan yang dihasilkan oleh iman. Karena iman datang dari mendengar firman, dan firman disampaikan oleh orang yang sungguh-sungguh memberitakan Injil, maka orang yang memberitakan Injil haruslah orang yang sungguh-sungguh sudah bertobat terlebih dahulu. Ayat “Serukan nama Tuhan, dan ia pun diselamatkan” (Rm. 10:9, 13) sering kali disalahmengerti dan diselewengkan. Paulus mengatakan hal ini kepada jemaat Roma yang saat itu berada di dalam ancaman dipenggal kepala jika menyeru nama Tuhan. Siapapun saat itu yang menyebut Yesus Tuhan akan dihukum mati. Maka, pengakuan ini bukan pengakuan biasa. Dan memang tidak setiap orang bisa mengeluarkan seruan itu. Jadi pernyataan ini jangan dikontraskan dengan pernyataan Tuhan Yesus di dalam kitab Matius 7:22. Hanya orang yang digerakkan oleh Roh Kudus yang berani dan beriman untuk menyerukan nama Yesus sebagai Tuhan. Saat ini justru banyak gereja yang katanya mengabarkan Injil, tetapi sebenarnya sedang memberitakan jalan yang lebar, yaitu orang akan mendapat banyak harta, akan sukses secara ekonomi, hidupnya lancar, dan akan sehat selalu. Inilah Theologi Kemakmuran. Mereka tidak mengajak orang untuk bertobat dari dosa dan hidup suci mengikuti kehendak Tuhan. Theologi Kemakmuran bukanlah penginjilan. Sudah terlalu jarang kebaktian-kebaktian besar yang meneriakkan pertobatan dari dosa, memberitakan Injil salib Kristus yang menebus manusia berdosa. Orang yang tidak percaya pada Injil tidak mungkin mengabarkan Injil. Gereja yang tidak lagi memberitakan Injil sejati mungkin untuk sementara terlihat besar, tetapi itu justru mengingatkan kita akan peringatan Tuhan Yesus, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, Tuhan, Tuhan, akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Saat itu banyak orang yang berseru kepada-Ku, “Bukankah aku pernah bernubuat demi nama-Mu; dan mengusir setan demi nama-Mu; dan mengadakan mujizat demi nama-Mu?” Maka Yesus akan berkata kepada mereka, “Enyahlah dari hadapan-Ku pembuat kejahatan. Aku tidak pernah mengenal engkau” (Mat. 7:21-23). Banyak khotbah hari ini yang hanya ingin menyenangkan telinga. Khotbah yang begitu lunak, begitu banyak meneriakkan pengampunan. Kalau berzinah itu bukan engkau yang berzinah, tetapi karena ada roh zinah di dalam hatimu. Maka kita harus mengusir keluar roh zinah itu, dan engkau sendiri diselamatkan. Jadi siapa yang berzinah kalau begini? Jelas yang berzinah adalah manusianya, bukan setan atau roh zinah. Kini gereja tidak lagi berani menuding kehidupan yang berdosa, karena takut nanti jemaat pergi dan perongkosan gereja akan defisit.

Contoh Bileam
Tuhan membenci dosa, khususnya dosa perzinahan, sehingga siapapun juga yang berdosa harus bertobat. Di Alkitab ditulis ada orang yang membenci orang Israel karena merasa dirinya terancam. Maka utusan Balak menemui Nabi Bileam untuk mengutuk Israel, dan memberikan uang yang banyak. Bileam tergiur, tetapi ketika dia mau mengutuk orang Israel, yang keluar dari mulutnya selalu berkat. Utusan itu melapor kepada raja. Maka kali ini utusan itu membawa lebih banyak hadiah emas dan perak untuk Bileam. Sering kali pendeta-pendeta, khususnya yang berasal dari keluarga miskin atau yang hidup sangat miskin karena honornya terlalu kecil, tergoda dengan tawaran kekayaan yang besar. Bileam mencoba untuk mengutuk lagi. Bileam adalah nabi yang tidak setia kepada Tuhan karena dia lebih menyukai kemakmuran dan kesuksesan duniawi ketimbang mengatakan kata-kata yang benar sesuai dengan kehendak Tuhan. Maka Tuhan membalikkan lidahnya. Akhirnya, ketika dia mau pergi untuk mengutuk Israel, dia dihadapkan dengan malaikat Tuhan dengan pedang terhunus. Bileam tidak melihat, tetapi keledainya mogok. Dia mencambuk keledainya, tetapi keledainya tetap bergeming. Di sini kita belajar, ketika manusia tidak melihat visi, binatang yang kemudian diizinkan Tuhan untuk melihat visi. Celaka sekali. Keledai tidak berani maju karena melihat malaikat menghadang jalan mereka. Bileam mencambuk lagi dengan keras dan Tuhan menyuruh keledai itu berbicara, “Mengapa engkau memukulku?” Bileam mengatakan bahwa keledainya tidak mau taat. Tetapi bukankah sejak dahulu keledai itu tidak pernah tidak patuh? Saat terjadi fenomena yang berlawanan dengan keinginanmu, engkau perlu introspeksi, memeriksa diri, dan bukan marah-marah. Saat itu Bileam baru melihat bahwa ada malaikat yang menghadang. Dia ketakutan dan berpaling. Dia tidak jadi mengutuki Israel karena Tuhan tidak mengizinkan hamba-Nya mengatakan sesuatu di luar kehendak-Nya. Tetapi karena dia sudah menerima banyak uang, dia mulai memikirkan cara lain. Allah paling benci perzinahan, sehingga jika ia berhasil membuat orang Israel berzinah, maka ia tidak perlu mengutuk mereka karena Allah sendiri yang akan menghukum mereka. Betapa lebih besar dosa orang yang menjerumuskan orang lain ke dalam dosa, ketimbang diri sendiri berbuat dosa. Dengan cara demikian dia bisa cuci tangan dan membiarkan orang lain berdosa, mirip seperti tindakan Pilatus cuci tangan. Bagaimana pandainya engkau, tidak mungkin lebih pandai dari setan, si penggoda. Maka, peliharalah hatimu, pupuklah rasa takut pada Tuhan seumur hidupmu.

Jika orang Kristen tidak hidup suci, siapakah saksi Tuhan yang suci di dunia ini? Hanya orang yang telah ditebus dengan darah Kristus yang mungkin untuk sungguh-sungguh hidup suci sesuai kehendak-Nya. Bileam mengira bahwa dirinya mampu mempermainkan Israel, uang, kuasa, bahkan mempermainkan Tuhan. Bileam memiliki theologi yang benar. Dia tahu bahwa Allah itu suci, adil, dan membenci dosa. Allah membenci dan menghukum orang yang berzinah. Apa gunanya belajar kedokteran, jika hanya untuk menolong orang kaya dan membiarkan orang miskin mati? Apa gunanya belajar hukum, jika bertujuan mencari celah hukum agar bisa melanggar hukum tanpa bisa dihukum? Apa gunanya belajar theologi, tahu doktrin yang benar, tetapi hatinya tidak beres, demi uang berani menjual kebenaran, membenci orang pilihan Tuhan? Bileam mencari perempuan-perempuan Filistin yang cantik dan menyuruh mereka untuk menggoda orang Israel. Dia mengerti theologi untuk mempermainkan theologi. Ada orang belajar theologi Reformed untuk memperkaya diri. Bileam adalah seorang nabi, tetapi dia menyodorkan siasat Iblis, menyelundupkan perempuan kafir yang cantik untuk menghancurkan Kerajaan Tuhan. Pria-pria Israel tergiur dengan perempuan-perempuan cantik itu, lalu satu per satu tidur dengan mereka. Allah benci sekali pada perbuatan mereka dan menghukum dengan penyakit sampar. Banyak orang Israel mati. Bileam merasa sukses dan Balak memberinya banyak uang. Demi uang, Bileam mengorbankan anak-anak Tuhan. Hal itu tidak diketahui orang lain, tetapi Tuhan tahu. Tuhan mencatat peristiwa ini di dalam Alkitab. Bileam telah menyebabkan orang Israel berzinah. Nabi yang seharusnya mengajar umat Tuhan hidup suci, malah membuat siasat untuk menghancurkan mereka. Saat itu ada seorang pemuda yang menyaksikan banyak orang Israel mati kena sampar, dia bangkit membela kebenaran Tuhan. Ketika ia menyaksikan pria Israel membawa pelacur dan mau berzinah dengannya,  dia menikam perut mereka dengan tombak dan matilah pria dan pelacur itu. Lalu berhentilah kutukan murka Tuhan ini.

Tuhan begitu membenci perzinahan, maka setelah Daud berzinah, Nabi Natan menegur dia. Tidak peduli bahwa Daud adalah raja yang berkuasa untuk membunuhnya, dia taat kepada Tuhan dan menegur dia. Dia menuding Daud dan menyatakan bahwa Daud sudah berdosa. Meskipun Daud adalah seorang raja, tetapi dia takut akan Tuhan, maka dia bertobat. Natan mewakili Tuhan berkata, “Tuhan mengampuni dosamu, tetapi hukuman dosa tidak ditarik kembali. Banyak keturunanmu akan mati oleh pedang.” Allah akan mengampuni dosanya dan Allah tidak menarik hukuman atas dosa, adalah dua hal berbeda. Paku memang sudah dicabut, tetapi lubang bekas paku tetap membekas di sana. Sebab itu jangan bermain-main. Ketika seseorang berzinah lalu bertobat maka Tuhan akan mengampuni dosamu, tetapi mungkin anakmu dan istrimu akan menderita, dan keturunanmu akan dizinahi orang lain. Engkau bermain dengan istri orang, mungkin istrimu akan dipermainkan banyak pria, dan anak perempuanmu mendapat suami yang tidak setia. Dosa bisa diampuni, tetapi sering kali hukuman atas dosa itu tetap berlaku. Oleh karena itu, hendaklah kamu kudus, sama seperti Tuhan Allahmu kudus.

Sifat Kesucian Allah
Sifat kesucian Allah merupakan satu tonggak iman Kristen yang sangat penting. Paulus menegaskan, “Bersihkan dirimu dari segala kenajisan tubuh dan kenajisan jiwamu.” Najis tubuh berarti makanan dan minuman yang tidak seharusnya kita makan dan minum, bisa juga dimengerti dengan tidak mandi dan tidak memelihara kebersihan, tetapi terlebih lagi adalah kenajisan dengan berzinah. Inilah kenajisan tubuh yang paling keji, yang paling Tuhan benci.

Tuhan berkata, “Akulah Tuhan yang suci, yang membawamu menjalani jalan sempit, yang menuntut hanya setia kepada satu Allah saja.” Itu sebabnya, orang yang mencintai Tuhan, mencintai sesama, mencintai pasangan hidupnya, harus mendasari cintanya di atas cinta yang suci. Hanya cinta yang suci yang sanggup memelihara kita untuk tidak bercabang hati dan tidak meluapkan emosi sesuka hati. Cinta yang tidak suci akan mendatangkan murka Allah atas kita. Ada orang yang suka membicarakan tentang Roh Kudus, berkhotbah hal-hal yang terdengar begitu luar biasa, bahkan sampai ke hal supernatural, menyembuhkan dengan mujizat, bernubuat, mengusir setan demi nama Tuhan, hingga menarik banyak orang, tetapi hidupnya tidak kudus. Akibatnya muncul perdebatan, apakah nama Tuhan yang mereka sebut tetap sah, ketika mereka tidak suci. Di abad ke-4, banyak hamba Tuhan yang murtad karena takut dianiaya oleh orang Romawi. Namun, setelah agama Kristen disahkan, mereka kembali menjadi hamba Tuhan dan membaptis orang. Banyak orang mempertanyakan apakah baptisan yang mereka lakukan adalah sah. Salah seorang Bapa Gereja yang agung, yaitu Agustinus, seorang theolog besar pada zaman itu, berkata, “Kalau mereka kembali berkhotbah, firman yang mereka sampaikan tetap adalah firman Tuhan, nama Yesus yang mereka pakai tetap nama Tuhan. Jadi baptisan yang mereka lakukan dalam nama Allah Tritunggal tetap sah. Yang perlu diingat adalah jangan ikuti teladan hidup mereka yang tidak beres.” Di sini Agustinus memisahkan antara hidup pribadi dengan firman Tuhan. Hidup pribadi bisa saja tidak beres, tetapi firman Tuhan tetap beres, nama Tuhan tetap berkuasa, tidak boleh dicemooh hanya karena hidup orang yang menyebutnya kurang beres.

Kehormatan dan Kesucian
Apa jadinya orang yang hidupnya tidak suci tetapi memperalat nama Tuhan untuk menarik massa? Saya heran mengapa banyak pengkhotbah televisi terkenal di Amerika Serikat tidak beres di dalam urusan uang dan seks. Dengan kata lain, mereka hidup tidak beres, tetapi ketika mereka berseru-seru akan nama Tuhan, banyak orang mau mengikuti mereka. Maka, banyak orang menyimpulkan bahwa yang penting adalah memiliki daya tarik, tidak terlalu penting untuk hidup suci. Pengkhotbah Jimmy Swaggart mencari pelacur, dan perbuatan bejatnya direkam oleh pegawainya yang dia pecat. Hasil rekamannya dikirim ke sinode gerejanya di Colorado. Dia terpaksa mengakui perbuatannya karena rekaman itu. Dia tidak boleh naik mimbar selama dua tahun. Tetapi ribuan pendengarnya tetap mencari dia. Satu tahun kemudian dia mengumumkan keluar dari gerejanya dan mendirikan gereja sendiri. Sampai sekarang dia masih berkhotbah, tetapi pendengarnya tinggal seratus atau dua ratus orang saja. Saya tidak mengatakan orang yang berzinah tidak bisa dipakai Tuhan. Daud berzinah, tetapi masih dipakai Tuhan. Dia menulis Mazmur yang menggetarkan dan menjadi berkat bagi banyak orang. Itu karena dia sungguh-sungguh bertobat dan memilih hidup setia kepada Tuhan ketimbang meninggikan diri. Sangat berbeda dari Saul yang membela diri. Dia mengatakan bahwa binatang-binatang yang ia biarkan hidup akan dipersembahkan untuk Tuhan. Ketaatan lebih penting ketimbang persembahan. Jangan kita pikir memberikan persembahan menyebabkan kita boleh tidak taat kepada Tuhan. Tuhan bukan pengemis. Dia tidak butuh persembahanmu. Karena Saul tidak taat dan tidak menghormati Tuhan, maka Tuhan mencabut kedudukannya sebagai raja. Anehnya, Saul masih minta dijunjung tinggi agar orang Israel tidak menghina dia. Ketika mengajar theologi, saya berulang kali mengingatkan mahasiswa saya, “Hormat dari orang tidak bisa dipaksakan, tetapi dihasilkan.” Kalau kita pantas dihormati, maka orang dengan sendirinya akan menghormati. Ketika orang menemukan engkau tidak pantas dihormati, mereka tidak akan menghormatimu. Oleh karena itu, engkau harus berjuang mendapatkan kehormatan dari cara hidupmu. Engkau tidak bisa membonceng kehormatan orang lain untuk dirimu. Setiap orang harus taat kepada Tuhan dan mendapatkan kehormatannya sendiri. Persembahan tidak sepenting ketaatan. Memang mungkin orang yang hidupnya tidak beres memakai nama Tuhan untuk melakukan berbagai mujizat, karena Tuhan setia kepada diri-Nya. Sama seperti seorang yang memalsukan tanda tangan pada cek tetap bisa dibayar jika tidak ketahuan oleh pegawai bank. Tetapi perbuatan itu akan menyeret engkau ke pengadilan. Itu yang Tuhan Yesus katakan di dalam Matius 7:21-23. Tuhan mengatakan, “Aku tidak mengenal engkau. Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu pembuat kejahatan!” Betapa mengerikannya. Orang yang menyangka dirinya dekat Tuhan, banyak melayani, bahkan kelihatan seperti pelayanannya diberkati, tetapi dirinya dibuang oleh Tuhan. Kitab Suci bukan hanya untuk dibaca, melainkan untuk dihayati dan ditaati.

Di Amerika Selatan, seorang Karismatik melatih anaknya yang berusia 4 tahun untuk menghafal puluhan cerita Alkitab, dan berhasil membuat kagum banyak orang. Lalu dia memutar video khotbah pengkhotbah-pengkhotbah besar, menyuruh anak itu memperhatikan gaya, gerak-gerik, intonasinya, lalu minta pada gereja-gereja untuk memberikan anaknya kesempatan berkhotbah. Banyak orang kagum luar biasa, mengira Tuhan membangkitkan generasi muda menjadi hamba Tuhan yang besar. Sekarang, anak itu sudah berumur tiga puluh tahun lebih dan mengakui, “Sebenarnya aku tidak percaya Tuhan. Tetapi saat itu aku disuruh meniru dan ternyata khotbahku membuat banyak orang menangis dan percaya Tuhan. Aku hanya senang, setelah khotbah aku menghitung uang yang kudapat.” Sekarang dia tidak berkhotbah lagi. Betapa mudahnya manusia ditipu oleh nabi palsu. Tuhan berkata, “Aku adalah Tuhan yang suci, hendaklah kau suci dalam segala hal yang kau perbuat.” Mari kita menjadi orang Kristen yang bertanggung jawab dan mau sungguh-­sungguh setia pada Tuhan. Di Mazmur tertulis, “Kematian orang suci sangat berharga di mata Tuhan.” Allah sangat menghargai orang yang hidupnya suci, meneladani Yesus, Tuhannya.

Perintah Tuhan yang ada kaitan dengan kesucian tubuh hanya satu: Jangan berzinah. Sesungguhnya, tidak ada filsafat, kebudayaan, atau agama manapun yang menilai tubuh manusia lebih tinggi dari Alkitab, yaitu: “Tubuhmu adalah Bait Allah”. Menurut kebudayaan Tionghoa, tubuh kita hanyalah kantong kulit yang berbau busuk. Memang Konfusius mengajarkan, “Manusia tidak boleh merusak tubuh, bunuh diri, karena kulit bahkan bulu-bulu di tubuh kita peroleh dari orang tua.” Di dalam filsafat Gerika, sebelum zaman Sokrates, ada aliran Sofisme yang mengajarkan teori soma-sema (tubuh adalah penjara jiwa). Ajaran ini mirip dengan ajaran orang Tionghoa yang mengatakan: “Kekuatanku tidak sepadan dengan kemauanku.” Tetapi Alkitab tidak menyebut tubuh kita sebagai kantong kulit yang berbau busuk atau penjara jiwa kita, atau seperti ajaran agama Hindu dan Buddha bahwa tubuh manusia bagaikan rumah keong. Ketika mati, jiwanya akan keluar dan masuk ke dalam tubuh yang lain di dalam reinkarnasi. Alkitab juga tidak menyebut tubuh adalah tenda, tempat tinggal sementara seperti konsep orang Timur Tengah. Memang konsep ini mirip seperti kalimat Paulus dan Petrus, bahwa tenda kita yang sementara di dunia ini bersifat fana, dan kita akan pindah ke tempat yang kekal. Tetapi Paulus mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Allah, istana sang Pencipta, tempat Roh Kudus tinggal. Oleh karena itu, 1) Tubuh kita adalah bait Allah. Kita harus menjaga kekudusannya agar layak menjadi tempat tinggal Allah yang suci. 2) Tubuh kita sudah dibeli dengan lunas atau dengan harga yang sangat tinggi. Allah ingin tinggal di dalam kita, itu sebabnya Dia mengutus Anak-Nya untuk menjadi Penebus kita, mencurahkan darah dan menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib. Itulah harga termahal yang Ia berikan untuk menebus kita menjadi milik-Nya. Allah tinggal di dalam kita sebagai Tuhan bukan sebagai pembantu. Maka kita berseru, “Tuhanku, Allahku, masuklah dalam hatiku dan perintahlah hidupku.” Maka Paulus berkata, “Muliakanlah Tuhan dengan tubuhmu karena Dia telah membelimu dengan harga yang mahal.” Jika kita memperhatikan tubuh kita bahwa ini adalah Bait Allah, layakkah kita memakai tubuh ini untuk berbuat dosa? Kita harus menguduskannya untuk Tuhan. Demikian pula alat kelamin kita, nafsu seks kita, harus dikuduskan karena semua itu milik Tuhan. Kita tidak boleh berdosa. Pimpinan sinode berkata, “Saudara-saudara, Tuhan memercayakan domba-domba-Nya kepadamu. Kalau sepotong daging di tubuhmu saja tidak mampu engkau kendalikan, mana mungkin kau mengatur pekerjaan Tuhan?”

Roma 6 mengatakan tentang bagaimana kita harus mempersembahkan anggota tubuh kita, karena anggota tubuh kita harus menjadi alat keadilan, kebenaran, dan kebajikan. Di dalam kitab Roma 12, Paulus kembali mengajak kita untuk mempersembahkan seluruh tubuh sebagai korban yang hidup. Istilah ini hanya muncul satu kali di dalam Alkitab. Paulus tidak merujuk kepada korban yang disembelih, tetapi korban yang hidup. Di sini Paulus melihat bahwa korban yang disembelih sudah berakhir dengan korban Kristus. Pada tahun 70, Jenderal Titus, representasi dari Kerajaan Romawi menyerbu Yerusalem. Ini adalah daerah yang paling keras kepala, sehingga di situ paling banyak ditempatkan prajurit Romawi. Saat itu, di dalam kisah benteng Masada, ada 970 orang prajurit Israel yang bertahan dan tidak mau menyerah kepada tentara Romawi. Masada adalah dataran yang tinggi sekali sehingga sulit untuk dijangkau oleh tentara Romawi. Mereka yang mencoba mendaki mudah sekali untuk dibunuh. Akhirnya, orang Romawi membangun sebuah menara perang dan berhasil naik dan masuk. Tetapi ternyata mereka tidak bisa merayakan kemenangan gemilang dengan berperang dan mengalahkan orang Israel, karena mereka semua sudah bunuh diri terlebih dahulu. Sejak saat itu, orang Israel tidak memiliki imam lagi. Bait Allah sudah dihancurkan dan semua orang Israel dibunuh atau sudah melarikan diri. Inilah sikap perjuangan orang Israel yang tidak pernah mau menyerah, sehingga tentaranya menduduki peringkat ketiga terkuat di dunia. Jumlah mereka tidak banyak, tetapi mereka mempunyai tekad yang bulat, berani mati, dan tidak kenal menyerah. Di zaman Tuhan Yesus, wilayah Yudea dijaga oleh sekitar 180.000 tentara karena orang Israel adalah orang yang begitu keras dan berani mati. Sikap ini beda sekali dengan orang Kristen zaman ini yang begitu pengecut dan penakut. Ketika diserang oleh ajaran sesat, tidak ada yang berani untuk berdiri tegak melawan semua ajaran sesat itu. Akibatnya gereja lumpuh, tidak mempunyai kuasa, keberanian di dalam memperjuangkan kebenaran, dan pendirian iman yang sejati. Bait Allah sudah tidak ada, imam tidak ada, maka Paulus berkata, “Persembahkan tubuhmu sebagai korban yang hidup.” Kuduskanlah seluruh tubuhmu, termasuk alat kelaminmu untuk Tuhan. Jangan berzinah.

Apa itu Perzinahan?
Ada beberapa kategori perzinahan: 1) Perzinahan yang merusak seluruh masyarakat, merusak rumah tangga, yang dibenci oleh Tuhan. 2) Perzinahan yang merusak hukum alam, tidak taat kepada sifat ciptaan Tuhan. 3) Perzinahan yang dilakukan karena melakukan sebelum tiba waktunya, yaitu melakukan hubungan seks sebelum menikah, suatu hal yang tidak diperkenan Tuhan. Itu sebab, kekristenan tidak menyetujui hubungan seks pranikah. Orang harus menunggu hingga malam pengantin barulah boleh menikmati hubungan seksual karena pernikahan itu sah, diberkati Tuhan lewat hamba-Nya yang disaksikan oleh orang-orang kudus.

Saya menghimbau para pemuda-pemudi agar :
1) Jangan menodai tempat tidur sebelum menikah. Peliharalah kesucian tubuhmu. Tuhan akan memberikanmu sukacita yang paling sempurna di malam pengantin.
2) Setelah menikah secara resmi, jangan bercabang hati, melirik ke sana sini. Belajar untuk setia, mencintai pasangan hidupmu dengan tekun, laksanakan janji nikahmu di hadapan Tuhan. Pernikahan orang Kristen dan non-Kristen berbeda. Cinta orang non-Kristen berasal dari dua sumber, yaitu “aku” dan “engkau”, sehingga ada dua dasar berbeda yang tidak mungkin tidak akan mengandung unsur egois dan berpusat pada diri. Sementara cinta orang Kristen diawali doa, “Tuhan, berilah aku cinta yang dari sorga.” Maka, “aku” dan “engkau” sama-sama saling mencintai berdasarkan cinta Tuhan, sebagai landasan tunggal. Akankah pernikahan menemui godaan? Pasti, karena setan tidak akan tinggal diam sehingga dia akan terus berusaha membuat orang Kristen jatuh, khususnya di dalam urusan seks, uang, reputasi, dan kekuasaan. Maka fokuskan pandanganmu kepada Tuhan. Laluilah seumur hidupmu dengan menang atas cobaan, godaan, dan hidup suci hingga engkau bertemu Tuhan. Di dalam kitab Ibrani 13 tertulis, “Hendaklah setiap orang menghormati pernikahan, tidak mencemarkan tempat tidurnya, karena barangsiapa berbuat cabul, akan dituntut Tuhan.”
3) Tidak menyetujui cinta yang melawan kodrat Allah, seperti homoseks dan lesbian. Meskipun dunia semakin terjerumus dengan menyetujui konstitusi pasangan homo dan lesbian, orang Kristen harus mengerti bahwa pria berahi dengan pria, wanita dengan wanita, bukanlah kehendak Tuhan dan harus kita jauhi, kita tolak. Semua perilaku ini akan mendatangkan murka Tuhan yang sangat besar, seperti yang terjadi pada Sodom dan Gomora. Di akhir zaman, salah satu sebab dunia dihakimi adalah karena melanggar hukum seks yang Tuhan tetapkan. Kaum homo dan lesbian tidak mungkin menurunkan keturunan. Demikian juga, jangan mencari pelacur karena mungkin mereka menularkan penyakit yang membahayakan keluarga. Terlebih lagi, melayani nafsu seks di luar pernikahan yang sah tidak diperkenan Tuhan dan Alkitab. Biarlah kita menjaga kesucian diri di dalam hidup rohani dan jasmani kita. Jangan berzinah! Amin.

Pengkhotbah :  Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/sepuluh-hukum-hukum-ketujuh-bagian-3#hal-1

Ringkasan Khotbah Sebelumnya :

Hukum pertama hingga keempat berbicara tentang hukum vertikal, menyatakan relasi antara Pencipta dan ciptaan.

Hukum 1 : Akulah Allah satu-satunya jangan ada ilah lain di hadapan-Ku

Hukum 2 : Jangan Menyembah Berhala

Hukum 3 : Jangan Menyebut Nama Tuhan Dengan Sembarangan

Hukum 4 : Kuduskan Hari Sabat

Hukum kelima mulai membahas relasi antara manusia dengan manusia yang Ia cipta.

Hukum 5 : Hormati Orang Tuamu

Hukum 6 : Jangan Membunuh

Hukum 7 : Jangan Berzinah