Seorang pawang gajah pernah bercerita bahwa gajah harus dilatih sejak masih kecil dan lemah. Pertama-tama kaki bayi gajah diikat dengan rantai baja yang kuat pada sebuah tonggak yang kokoh. Gajah hanya bisa berjalan sejauh panjang rantai. Jika ia berusaha melarikan diri, rantai baja akan menahannya. Biasanya ia akan mencoba memutuskan rantai itu dengan menariknya kuat-kuat, namun ia masih terlalu lemah untuk bisa mengalahkan kekuatan rantai baja.

Ini berlangsung selama bertahun-tahun sampai tertanam dalam benak gajah bahwa ia takkan pernah mampu memutuskan rantai yang mengikat kakinya. Dengan demikian sang pawang bisa membawa gajah bekerja di ladang dan hutan tanpa khawatir melarikan diri.

Lalu, apalah bedanya rantai baja dengan tali ijuk, bila sang gajah tetap saja menganggap dirinya takkan mampu mengalahkan apa yang mengikat kakinya?

Apakah hal ini terjadi pada hidup kita? Jika selama ini kita membiarkan diri terbelenggu pada pengalaman masa lalu, tanpa sedikit pun ada keberanian untuk menginsafinya, maka jangan salahkan siapa-siapa jika kita takkan pernah mampu melepaskan diri dari penyesalan.

Sumber : https://www.inspirasidaily.com/rantai-yang-mengikat-kaki/