Dapat dipastikan bahwa di momen spesial seperti halnya penggantian tahun; handphone, email, maupun media sosial yang digunakan pasti penuh dengan ucapan selamat. Beberapa kalangan mengatakan bahwa pesan yang masuk itu adalah suatu kebaikan palsu yang kadang menyebalkan, kenapa? karena menurut mereka pengirimnya tinggal  menekan enter atau send kepada semua orang bahkan yang jarang berjumpa dalam setahun terakhir. Secara pribadi saya kurang setuju dengan pendapat demikian walaupun tidak menolak, karena siapa yang tahu motivasi pengirimnya. Kondisi ini mengingatkan saya saat berdinas di Sorong – Papua, ketika saya pindah dinas ke Jawa dalam acara perpisahan saya sampaikan kepada semua teman untuk mengingatkan dan memelihara persahabatan yang telah dibangun dengan cara mengirimkan kartu natal misalnya (Saat itu pengguna HP masih jarang :D), karena tanpa itu tidak dapat dijamin bahwa saya masih tetap ingat :).

Di momen Natal kemarin saya menerima satu-satunya kunjungan tamu  dirumah, sebuah keluarga yang sederhana, satu keluarga yang berprofesi sebagai tukang tambal ban dengan tiga anaknya. Kami berbicara tentang berkat dan ujian dalam tahun 2012 ini. Dia bercerita tiga bulan sebelum natal tiba, seorang datang menawarkan sebuah mobil suzuki carry lengkap dengan trayek antar jemput karyawan di perusahaan industri sehingga harganya lebih mahal dari harga mobil itu sendiri, karena Karawang adalah salah satu kota industri, ini adalah suatu peluang yang baik maka tamu saya itu pun menjaminkan seluruh hartanya ke bank untuk membeli mobil tersebut, menurut dia menjemput karyawan tidak akan menyita seluruh waktu karena masih dapat mengerjakan tambal bannya. Akhirnya mobil dan trayek pun didapat, walau banyak biaya lain yang dikeluarkan karena ternyata diperusahaan tersebut harus memberi sana sini yang menurut beliau suatu kebiasaan yang harus dilakukan. Keluarga ini bersuka ria karena sewa bulanan mencukupi membayar angsuran di bank yang cukup besar bagi mereka, namun keceriaan itu tidak berlangsung lama hanya berlangsung satu bulan. Karena ternyata si penjual mobil itu melaporkan kepada perusahaan bahwa mobilnya sudah dijual, yang secara otomatis diputuskan kontrak. Saya begitu kaget karena saya tahu persis bagaimana harapan yang besar dapat saya lihat saat pembelian mobil waktu itu, dia meminta pandangan saat saya sedang ganti oli waktu itu yang tentunya saya aminkan.

Melihat sikap penjual mobil itu adalah representasi moralitas anak manusia saat ini, jika saja kita melihat di media, entah itu dia sebagai politikus, Jenderal, pemilik perusahaan, artis, pegawai bahkan gembel sekalipun semua status berusaha mencari kebahagiaan semu dengan cara menipu, manipulasi, korupsi dan lain-lain. Pemikiran tukang tambal ini jauh lebih bijaksana, dia sangat optimis bahwa Tuhan memampukan dia melunasi angsuran, karena jauh dari konsep semula dia sudah memiliki resolusi sebelumnya yaitu untuk memiliki mobil ditahun 2012 ini. Petanyaannya apa resolusi yang akan kita buat ditahun 2013 ini?

Tahun baru sudah didepan mata, sebelum tahun berganti  ada baiknya kita berhenti sejenak (Kenosis) untuk merefleksikan setahun yang telah kita lewati untuk mengenang kemenangan maupun kesalahan kita, janji yang kita tepati dan ingkari, waktu bagi kita membuka diri untuk petualangan baru, atau menutup diri dari rasa takut disakiti. Harapan ditahun yang baru dengan mendapat kesempatan lagi, kesempatan memaafkan, melakukan lebih baik, lebih banyak. Berkaca dari orang Romawi kuno yang selalu menjadikan tahun baru sebagai momen untuk meminta pengampunan dari musuh-musuh mereka. Saat untuk berdamai dan memulai satu tahun yang baru tanpa berhutang kasih kepada orang-orang di sekitar kita. Tidak ada yang lebih penting ketimbang kehidupan yang dijalani tanpa menodai hati nurani kita, seperti kata Raja Solomo yang bijaksana, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”. Memberikan lebih dan lebih mencintai. Dan berhenti mengkhawatirkan soal “bagaimana kalau”, dan mulailah menghadapi yang akan terjadi. Karena semangat Natal  dan Tahun Baru pasti menghadirkan harapan dan merealisasikan perbaikan.

Saya bersyukur karena resolusi yang saya canangkan dalam media Nusahati ditahun 2012 ini Tuhan mampukan,  saya berdoa semoga konten didalam ini secara khusus dapat mengingatkan saya, banyak hal yang dapat kita pelajari dari pengalaman-pengalaman yang bersifat rohani yang dialami oleh insan di bumi ini dan dapat memperbaiki kualitas hidup di masa-masa berikutnya. Dan memampukan kita untuk berbaikan dengan orang yang tersakiti selama apapun itu, karena kita memiliki banyak kesalahan… dan hal terbaik yang kita lakukan pada seseorang bukanlah memelihara kesalahan itu. Kadang rasanya begitu banyaknya hal didunia ini yang tidak bisa kita kontrol seperti gempa bumi, banjir, dll, namun yang paling penting diingat  hal saat kita mampu memaafkan, kesempatan kedua, awal baru.. karena hal yang mengubah dunia ini dari tempat yang sepi menjadi tempat yang indah adalah cinta, cinta dalam berbagai bentuk, cinta memberi kita harapan, harapan ditahun baru itulah arti tahun baru…. harapan. Tuhan Memberkati

“Dalam momen ini admin Nusahati mengucapkan  Selamat Tahun Baru 2013