Sesi I Pleno (For Youth and Workers)

Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong

Apakah perbedaan antara agama Kristen dengan agama lain? Kita adalah agama yang berinti iman, bukan yang berinti perbuatan. Penekanan kepada kelakuan sebagai kewajiban menjadi inti dari sistem agama. Tetapi agama Kristen tidak demikian. Siapa yang tidak berkenan kepada Tuhan tetap memiliki pengharapan untuk dibenarkan karena iman. Itu sebabnya dengan sendirinya iman menjadi kunci kita datang kepada Tuhan. Tanpa iman tidak ada yang diperkenan oleh Tuhan Allah, sebab barangsiapa datang kepada Dia harus percaya bahwa Dia ada. Tidak dengan standar moral yang setinggi apapun.

Mengapa Kristen berbeda dari semua agama dalam menekankan substansi? Karena agama Kristen menyadari sebaik apapun tidak mungkin manusia berkenan kepada Tuhan. Dengan apakah kita dibenarkan? Dengan menegakkan merit? No! Tetapi dengan iman kita dibenarkan. Paulus dalam Roma 3 (semua manusia adalah orang berdosa, manusia dibenarkan oleh iman) dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada manusia yang memenuhi standar untuk diperkenan Tuhan Allah. Sekarang kita mau tanya, apa arti dari kalimat “nothing can please God except by faith?” Ini iman apa? Semua orang yang mengaku diri percaya dan anggap diri sudah beriman belum tentu punya iman yang sesuai dengan yang dituntut Alkitab. Tidak ada pengajaran yang cukup kuat dan jitu sehingga banyak orang Kristen tidak tau dasar imannya apa? Padahal ini begitu dasar, pokok, dan fondasi yang menjadi inti dari pelayanan.

Mengapa setelah 100 tahun Luther melakukan reformasi, gereja Lutheran menjadi kacau? Luther mempunyai penekanan dengan iman, bukan dengan kelakuan. “Oh, we’re justified by faith, not by works.” Kalau begitu iman penting tetapi kelakuan tidak. Gereja rusak, mabuk-mabuk, berkelahi. Mengapa? Karena dibenarkan oleh iman. Perbuatan tidak masalah. Tetapi sebenarnya Yakobus sudah menulis, iman tanpa perbuatan adalah mati. Apakah iman itu suatu konsep, atau attitude, atau yang mempunyai semua unsur-unsur itu? Iman itu memperkenan Tuhan. Bukan merupakan aksi yang dipengaruhi fenomena. Mengapa beriman? Agar sembuh? Agar kaya? Dalam Yohanes pasal 2 ayat terakhir dikatakan bahwa mereka percaya kepada-Nya, tetapi Yesus menolak mereka. Mengapa? Karena ini bukan iman yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Ini adalah iman yang mempercayai bahwa saya beriman. Iman kepada iman.

Banyak orang kira dia sudah tahu, dan begini berarti jauh dari tahu. Mengenai epistemologi, Konfusius mewakili Timur. Socrates Barat, tetapi Alkitab jauh lebih tinggi lagi. Konfusius mengatakan kalau tidak tahu bilang tidak tahu, kalau tahu bilang tahu. Inilah permulaan tahu. Socrates bilang, kalau kamu mengaku bahwa kamu tidak tahu berarti kamu mulai tahu. Socrates dikatakan sebagai orang yang paling bijak di seluruh Athena. Socrates hanya tahu satu hal, yaitu bahwa dia tidak tahu apa-apa. Justru karena ini, dia jadi bijaksana. Orang bijak tidak sadar dia bijak. Ini bijak. Orang bodoh tidak sadar dia bodoh, dan inilah kebodohan. Tetapi Paulus mengatakan sesuatu yang lebih tinggi dari Timur, Barat, atau semua filsafat dunia. Paulus mengatakan kalau seseorang menganggap diri tahu menurut apa yang seharusnya dia tahu, berarti dia tidak tahu apa-apa. Tetapi, yang seharusnya diketahui itu sampai mana? Siapa yang tentukan? Kalau begitu apa itu iman? Tahu tentang iman itu bagman dari iman atau di luar iman? Apakah iman meliputi pengetahuan? Setelah seratus tahun salah mengerti tentang iman dalam Lutheran church membuat hidup kekristenan menjadi begitu brengsek dan kompromi sehingga ditertawakan oleh orang-orang Katolik. Apakah iman harus bertentangan dengan kelakuan?

Yesus berkata orang farisi tidak berzinah, tidak memeras, mereka berpuasa, memberi perpuluhan, dan segala macam kelakuan yang baik. Tetapi jikalau “perbuatanmu tidak melebihi mereka, kamu tidak mungkin masuk sorga.” Banyak orang memperalat agama Kristen sebagai topeng untuk memperoleh apa yang dia mau. Selama ini saya tahunya iman itu apa? Mari kita belajar mempunyai kerendahan hati yang mau belajar. Setelah bertahun-tahun reformasi, gereja Lutheran makin rusak. Maka muncul gerakan untuk mengganti kerusakan kelakuan orang-orang reformasi. Kelompok ini dinamai pietisme. Tetapi gerakan ini malah jatuh dalam dosa yang lain lagi, yaitu menganggap orang lain lebih berdosa dan diri mereka lebih rohani dari orang lain.

Apakah iman? Iman adalah sebagai benih yang menghasilkan kelakuan. Iman yang menghasilkan pengakuan dari bibir orang lain. Mengaku dengan mulut akan diselamatkan. Tetapi bagaimana dengan Matius yang mengatakan bahwa pada hari itu ada yang berseru, “Tuhan! Tuhan!” tetapi Tuhan tidak mengenal mereka. Bukankah kalau berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan? Tetapi Tuhan mengatakan “enyahlah! Aku tidak mengenal engkau!” Bagaimana ini? Paulus memberikan jawabannya. Dia mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang dapat mengatakan Yesus adalah Tuhan selain oleh Roh Kudus. Jadi iman sejati adalah ketika Roh Kudus menyatakannya. Lalu apa maksudnya meskipun berseru-seru kepada nama Tuhan tetapi diusir oleh Tuhan Yesus. Mengapa Paulus mengatakan mengaku dengan mulut selamat? Paulus mengatakan ini karena dalam kerajaan Romawi, setiap orang yang menyebut nama Tuhan ada risiko kepala dipenggal. Orang itu sudah bersedia mati.

Apa itu iman? Iman yang menuju kepada Tuhan yang sejati dan yang hidup, yang sungguh-sungguh. I believe within my heart, tetapi yang kamu tuju objeknya salah. Iman sejati bukanlah kepercayaan dalam hati, tetapi iman kepada objek yang benar, yaitu Allah yang sejati. Allah yang menciptakan. Iman kepada Allah yang salah membuat iman menjadi tidak berharga. Tetapi bukankah sama-sama Yesus? Yesus yang mana? Yang dokter, atau yang Juruselamat? Bukankah Injil diberitakan? Apa itu Injil? Yesus yang baik, menyembuhkan, bikin kaya? Percaya Yesus kamu pasti dibantu. Sebab Yesus adalah pembantu yang baik, rajin, dan nurut. Ini bukan Injil!

Memperkenalkan Yesus Kristus yang bukan diberitakan Alkitab, berarti memberitakan Yesus Kristus yang namanya sama tetapi isinya berbeda. Bagaimana setan merusak imanmu? Dengan memperkenalkan orang yang namanya Yesus tetapi bukan yang diberitakan Alkitab. Iman? Iman kepada siapa? Abraham adalah bapa orang beriman. Kalau begitu Allah seperti apa yang dipercaya Abraham? Yang sanggup membangkitkan orang mati. Yesus yang mati dan bangkit itulah iman sejati. The right faith is to know the right God through His right revelation. Banyak orang katanya sudah Kristen, katanya sudah beriman, katanya sudah melayani, tetapi mengenal Yesus yang hanya namanya sama.

Reformed membawa kita kepada pengenalan atas wahyu sejati dan Allah sejati sehingga kita memiliki iman sejati. Apa itu iman? Katolik mengatakan faith is confession. Iman yang sejati turun dari rasul, sehingga apostolic faith harus ada dalam pengakuan gereja. Tetapi katolik percaya hal-hal lain selain pengakuan iman ini. Ajaran-ajaran seperti ini percaya bahwa Maria adalah ratu sorga. Percaya bahwa Maria adalah penebus bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Percaya bahwa orang-orang suci mempunyai kelebihan kebajikan yang bisa diambil kalau kita berdosa. Menurut orang Karismatik, apostolic faith. Apa itu apostolic faith? Kesembuhan, mujizat, karunia lidah. Inilah iman. Liberal mengatakan Yesus adalah orang terbaik dan tertinggi moralnya. Dia anak Allah karena moralitas yang menyatakan cinta paling tinggi. Tetapi jangan percaya bahwa dia lahir dari anak dara, melakukan mujizat, dan bangkit dari kematian. Reformed mengatakan keseluruhan pengakuan yang komprehensif dan pengakuan iman rasuli. Dalam gereja reformed tidak diizinkan untuk tidak menyebutkan pengakuan iman rasuli. Iman yang sejati ada kategori content dan dinamika hidup.

Sesi 2 Pleno (For Youth and Workers)

Pengkhotbah: Pdt. Billy Kristanto

Pembahasan ini berkenaan dengan mandat budaya. Mandat pertama adalah mandat Injil, dan yang kedua adalah mandat budaya. Mandat budaya adalah bagaimana orang Kristen yang percaya dapat menyaksikan Kristus dalam semua aspek hidup dalam segala kelimpahannya. Orang yang memiliki worldview yang luas akan memiliki aspek hidup yang luas, mengerti banyak bidang kehidupan yang lain. Pembahasan ini akan melihat ke dalam art. Dalam bidang art yang saya maksud adalah fine arts (seni tinggi). Misalnya musik, lukisan, sculpture, arsitektur, sastra. Kali ini saya hanya membahas musik dan arsitektur.

Periode middle age adalah periode yang paling panjang dari semua periode lainnya. Meliputi 1000 tahun, yang dimulai dari pertobatan kaisar Konstantin menjadi pemeluk agama Kristen. Pertobatan ini adalah blessing tetapi juga ada hal negatif di dalamnya. Sama seperti dalam kesulitan ada blessing in disguise, demikian juga dalam keadaan yang baik ada kejelekan di dalamnya. Dulu beribadah di tempat-tempat tersembunyi, sekarang bisa mendirikan gedung-gedung besar untuk gereja. Tetapi kalau Kristen jadi agama negara, maka banyak orang yang tidak mengerti kekristenan memeluk agama Kristen. Orang-orang percaya dalam keadaan sulit lebih tersaring daripada zaman ketika Konstantin bertobat. Lalu ada juga orang yang senang mengidentikkan middle ages sebagai abad kegelapan yang memicu reformasi. Tuhan sudah mempersiapkan reformasi jauh sebelum Luther dengan membangkitkan benih-benih pertama yang memuncak pada Luther.

Zaman ini adalah zaman di mana konsep gereja identik dengan kerajaan Allah yang harus luas dan menginvasi ke seluruh dunia. Konsep kerajaan Allah dijadikan konsep daerah jajahan secara teritorial. Lalu ada sistem hirarkial dan tuan tanah dan pekerjanya. Ini semua memicu reformasi. Seni-seni akhir abad pertengahan juga sebenarnya menunjang memuncaknya reformasi Luther. Misalnya musik dan lukisan. Tersembunyi tetapi sangat powerful. Tetapi zaman itu juga merupakan the golden age of Christianity. Kita dapat melihat bagaimana Tuhan bekerja sehingga walaupun pemimpin gereja bisa kacau balau dan saling rebutan dan masing-masing mengklaim kepemimpinan dengan menyingkirkan yang lain, banyak hal baik, misalnya pendidikan semuanya memiliki pusat pada universitas-universitas yang berdiri pada zaman ini.

Ada juga orang-orang yang telah muak terhadap dunia maupun gereja dan mendirikan biara-biara, yaitu gerakan monastisisme. Kita sering menganggap mereka sebagai orang-orang yang menarik diri dari dunia dan tidak menggarami dunia. Tetapi sebenarnya tidak sepenuhnya seperti itu, karena mereka sebenarnya menjalankan tongkat estafet bagi tradisi gereja yang sejati. Merekalah yang lebih mengerti isi hati Tuhan. Ada yang dari pagi seharian berdoa dan memuji Tuhan, ada yang menyalin buku-buku dan kebudayaan Kristen dengan penyalinan yang sangat teliti dan menyebabkan perpustakaan paling penting ada di biara. Di satu sisi ada gambaran dark ages, tetapi di sisi lain kita melihat Tuhan bekerja. Ada jalan keluar di tengah-tengah kesulitan, meskipun jalan keluar itu tidak selalu seperti yang kita bayangkan. Kerajaan Allah itu seperti biji sesawi yang tumbuh pelan-pelan, bisa puluhan tahun untuk menjadi besar. Panggilan kita adalah taat dengan rendah hati menjalankan apa yang Tuhan percayakan. Berapa besar pengaruh pekerjaan kita itu bukan urusan kita. Itu urusan Tuhan.

Arsitektur
Katedral-katedral memiliki bentuk yang kalau dan atas terlihat seperti salib. Tetapi kalau dari atas siapa yang akan lihat? Dulu belum ada helikopter. Yang lihat adalah Tuhan. Mereka melakukan segala sesuatu untuk dilihat Tuhan, bukan untuk manusia. Mencari pujian dari Tuhan, bukan tepuk tangan manusia. Lalu ada dua tower berbentuk tangan yang sedang berdoa. Ini menyatakan bahwa bangunan ini adalah rumah doa. Lalu katedral adalah bangunan yang menjulang tinggi. Menunjukkan relasi dengan Tuhan. Kemudian bangunan megah di tengah-tengah rumah-rumah kecil ini sangat menonjol dan menunjukkannya sebagai simbol kerajaan Allah yang hadir di tengah-tengah dunia.

UNESCO mengatakan kalau bangunan-bangunan tinggi dibangun di samping katedral, maka katedral itu berada dalam keadaan endangered. Lalu pada bagian interior ada beberapa tiang yang bertemu di tengah-tengah. ini adalah sumbangan dan zaman gothic. Titik pertemuan pillar-pillar ini adalah penunjang yang kuat. Ini seperti Yesus Kristus sebagai batu penjuru yang mengikat semua pillar. Kalau titik ini ditarik, semua akan ambruk. Kalau Kristus tidak menjadi titik utama yang memadukan semua aspek hidup kita, berarti semua aspek hidup kita akan hancur. Kristus sebagai titik fokus ini berarti entah says makan, kerja, studi semuanya adalah untuk Tuhan. Tanpa hal ini berarti kita menjalani kehidupan yang fragmented.

Yesaya 6:1-5 menjadi sesuatu yang digambarkan dengan interior dari katedral. Ketika masuk, manusia merasa begitu kecil dan berdosa berhadapan dengan interior yang megah dan agung yang menggambarkan transendensi Allah. Ketika Yesaya melihat kemuliaan Allah, dia tidak mengatakan, “Tuhan itu besar, saya juga! Tuhan mulia, saya juga mau dimuliakan, Tuhan melakukan mujizat, saya juga!” Tidak! Tetapi dia mengatakan, “Celakalah saya yang najis, tetapi melihat kemuliaan Tuhan!” Bahkan rajapun ketika masuk katedral akan merasa kecil. Waktu kita melihat sesuatu yang besar, masuk ke dalam pengenalan diri, seharusnya sadar bahwa kita kecil. Aspek yang mau diajarkan Yesus ketika mengidentikkan orang yang masuk ke dalam kerajaan Allah adalah salah satunya self-reverential. Melihat orang lain lebih besar dan saya itu kecil.

Lalu mosaik-mosaik di jendela. Kaca adalah penemuan yang sangat penting karena mengaitkan kita dengan ruangan lain yang terpisah. Dalam ruangan katedral, ada satu perasaan “inilah sorga.” Rumah-rumah tidak ada yang pakai kaca, tetapi masuk ke katedral orang akan merasakan sorga. Masuk ke tempat ini mereka overwhelmed dengan konsep God’s beauty dan God’s greatness. Zaman itu, seperti juga zaman sekarang, ada perdebatan mengenai boleh tidaknya gambar-gambar ini dipakai. Ada argumen yang mengatakan bahwa orang-orang yang tidak terdidik dapat mengenal kisah Alkitab dari gambaran ini. Allah pun tetap menggambarkan Allah dalam bahasa yang sederhana. Misalnya telinga Allah dan mata Allah atau tangan Allah. Ini juga yang ada dalam pemikiran Calvin mengenai bahasa gambar. Allah menyatakan diri dalam cara yang dapat kita pahami.

Katedral di Ulm dibangun dengan kapasitas 20.000, padahal penduduk kota itu pada waktu itu hanya 12.000. Ini adalah gereja yang terbesar secara luasnya. Jika jumlah penduduk hanya 12.000, mengapa bangun katedral untuk 20.000 orang? Karena mereka memiliki visi ke depan.

Bernard of Clairvaux (orang kedua yang sering dikutip Calvin setelah Agustinus) mengatakan bahwa bentuk gothic harusnya tidak terlalu ruwet, karena akan mendistract pandangan kita kepada Tuhan. Lebih baik sederhana namun tetap memiliki elemen-elemen gothic.

Musik
Musik dalam middle ages berbentuk monophonic. Salah satu warisan dari zaman ini adalah lagu O come, O come Immanuel. Lagu ini memberikan suatu ketenangan dalam datang ke hadapan Tuhan. Kalau hanya tahu satu aspek berarti pikiran yang sempit. Datang memuji Tuhan tidak hanya berbentuk selebrasi saja. Ada juga sisi ketenangan, ratapan, dan doa. Ada banyak aspek, mengapa sempitkan dengan selebrasi? Sorak sorai dengan megah. Ini kesempitan pikiran. Aspek kekristenan itu begitu limpah.

Lalu musik middle ages juga berbentuk free rythm. Tetapi bukan berarti bebas tidak teratur. Karl Barth mengatakan karena Allah bebas maka Dia berinkarnasi. Inkarnasi bukan membatasi kebebasan Allah, tetapi justru menunjukkan kebebasan Allah. Kebebasan adalah kalau Roh Kudus dapat bekerja secara dinamis meskipun di dalam liturgi. Mengatakan Roh Kudus baru bisa bebas kalau tidak ada liturgi justru membatasi Roh Kudus. Di dalam keteraturan memperlihatkan dinamisme, inilah kebebasan. Bebas tidak berarti liar. Lagu ini juga ditulis dengan tangga nada modus. Pada zaman middle ages, musik-musik terbaik ditulis oleh gereja. Musik duniawi yang terbaikpun dipengaruhi oleh musik gereja. Tidak seperti zaman ini.

Gereja-gereja tidak punya musik sendiri jadi pinjam musik dari orang-orang yang tidak kenal Tuhan, bahkan membenci Tuhan dan mencintai kekerasan. Gereja pinjam musik-musik luar, pinjam budaya-budaya luar untuk gereja dengan seenaknya. Culture tidak pernah netral, entah dia dikuasai oleh dosa, atau tunduk kepada Firman. Pada zaman middle age gereja menjadi pusat kebudayaan, musiknya dipinjam oleh dunia, tetapi sekarang gereja menjadi pengemis yang meminjam budaya-budaya rendah. Gereja harus bertobat! Kalau gereja membuang anugerah Tuhan pasti akan dihakimi oleh Tuhan.

Sesi 3 Pleno (For Youth and Workers)

Pengkhotbah: Pdt. Johannes Lilik S.

Nats Alkitab: Matius 14:13-33

Bagian ini menceritakan mengenal tentang kuasa Yesus, tetapi juga keistimewaan yang dapat diperoleh anak-anak Tuhan. Ada suatu hak yang dapat kita peroleh sebagai anak-anak Tuhan, tetapi ada proses yang harus kita jalani. Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk memberikan hidup yang berkelimpahan. Berkat ini dapat kita peroleh dalam Yesus Kristus asal kita mengerti bahwa iman kepada Yesus Kristus itu sesuatu yang sangat penting. Ada saat di mana Tuhan memberikan pelayanan yang besar dan makin sukar dan saya sadar saya tidak sanggup melakukan pekerjaan ini, tetapi saya harus melakukannya demi kemuliaan Tuhan. Ada panggilan umum, dan saudara harus buka telinga karena seringkali panggilan spesial ini muncul ketika saudara sedang melakukan panggilan yang umum ini. ketaatan terhadap panggilan yang general, dengan telinga yang peka, saudara akan memperoleh kejelasan mengenai panggilan spesial ini dan saudara akan menyadari ada kuasa Tuhan yang memampukan kita menjalankannya. Penyertaan umum akan menyertai setiap orang percaya, tetapi panggilan khusus akan disertai dengan penyertaan khusus dari Tuhan. Apakah panggilan global untuk memberitakan Injil sudah saudara lakukan? Banyak orang mengatakan, itu untuk pendeta, penginjil, bukan saya. Siapa bilang? Itu salah tafsir. Setiap orang yang dipanggil utuk percaya Kristus dipanggil untuk menjadi saksi-Nya. Maka ada janji Tuhan bahwa Dia akan menyertai sepanjang zaman. Penyertaan Tuhan adalah segala-galanya bagi kita. Kalau saya di sini dan Tuhan juga ada di sini itu sudah cukup. Kalau saudara percaya penyertaan Tuhan sudah cukup, maka pergi lakukan pekerjaan Tuhan meskipun sangat sulit!

Hal yang berikut. Ketika Tuhan Yesus melihat orang banyak hatinya penuh dengan belas kasihan. Pelayanan kita tidak boleh asal-asalan tetapi dengan belas kasihan Saudara boleh melayani golongan masyarakat manapun harus dilakukan dengan penuh belas kasihan. Tidak peduli saudara memiliki bakat apapun, harta berlimpah bermilyar-milyar tetapi tidak mempunyai belas kasihan percuma! Visi yang dan Allah harus disertai dengan belas kasihan dan Allah. Dalam bahasa Yunani belas kasihan berarti hatinya hancur dan tidak tertahankan untuk menolong.

Yang ketiga. Waktu Tuhan menyuruh murid-murid memberi mereka makan para murid berkata, Tuhan kami hanya memiliki 5 roti dan 2 ikan. Tuhan mengatakan, berilah semua kepada-Ku. Bisakah Tuhan melakukan mujizat hanya dan 2 roti dan 1 ikan? Bisa! Tetapi Tuhan berkata berikan semuanya kepada Dia. Pekerjaan Tuhan yang menyatakan kuasa yang sangat besar hanya dapat saudara nikmati kalau saudara persembahkan semuanya untuk Tuhan. Bukan masalah jumlah, tetapi harus semuanya untuk Tuhan. Hidup mati untuk Tuhan. Kerajaan Allah dibangun dengan hati yang hancur yang dipersembahkan semuanya untuk Tuhan. Ada suatu lost. Ada perasaan hancur, dipecah. Tetapi yang memecahkan adalah tangan Tuhan. Tetapi setelah Dia pecahkan, Dia menggandakan roti itu. Sekitar 15000 orang kenyang dan Iebih 12 keranjang sisanya.

Cerita selanjutnya. Yesus menyuruh para murid pergi dahulu dan Dia di alas bukit berdoa sepanjang malam itu. Sebenarnya para murid sudah 2 hari tidak makan. 5000 orang laki-laki makan, murid-murid melayani mereka. Ketika menyeberang, mereka diombangambingkan angin sakal. Lalu Yesus datang berjalan di atas air. Lalu Petrus ingin juga datang berjalan di alas air. Apa yang Tuhan Yesus katakan? Datanglah! Petrus pergi berjalan di alas air. Tetapi sesungguhnya Petrus tidak berjalan di alas air. Dia berjalan di alas firman Tuhan. Karena Tuhan berfirman maka dia bertindak. Jalan di alas firman maka saudara akan teguh. Tetapi, kalau saudara dikuasai olen keadaan sekitar, saudara tidak mungkin bisa berdiri teguh. Mata Kristus memandang kepada umat pilihan-Nya, dan ketika umat pilihan-Nya memandang kepada Kristus, saat ini menjadi meaningful. Siapa yang lemah dan tidak berdaya, pandanglah kepada Kristus. Pikullah kuk dari Dia dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk-Nya enak dan beban-Nya ringan. Kalau saudara matanya minus, diberi kacamata yang pas, itu beban bukan? Beban. Enak tidak? Enak! Karena itu orang-orang yang menantikan Tuhan tidak akan menjadi letih lesu.

Sesi 4  Kapita Selekta (For Youth and Workers)

Pengkhotbah: Ev. Inawaty Teddy
Nats Alkitab: Kejadian 2:9, 15-17

Nilai-Nilai di Dalam Pelayanan
Ketika Tuhan mencipta manusia, apa yang Tuhan inginkan? Dalam Kej. 2:9, 15-17 ada dua hal yang Tuhan berikan dan tuntut dari manusia. Tuhan berikan dan tumbuhkan banyak pohon yang baik dan berguna untuk manusia. Tuhan ingin manusia dapat menikmati. Tuhan bukan hanya tumbuhkan berbagai pohon, tapi juga yang menarik dan baik untuk dimakan. Tuhan ingin kita sungguh dapat menikmati Dia sehingga Ia menumbuhkan berbagai macam pohon. Keseluruhan pasal dua kita lihat bahwa Tuhan begitu mengasihi manusia dan memberikan yang terbaik. Lalu manusia harus bekerja di dalam ketaatan kepada Tuhan di dalam ibadah dengan Tuhan, sehingga Tuhan menempatkan manusia di taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara. Yang Tuhan minta dan pada waktu itu cukup mudah dijalankan oleh Adam dan Hawa tidak dijalankan oleh mereka. Jika Tuhan sudah memberikan perintah yang jelas, apakah kita masih perlu untuk berpikir taat atau tidak? Sering kita berpikir ketika Hawa makan buah terlarang, Adam tidak ada. Alkitab mengatakan bahwa suaminya ada bersama-sama dengan dia. Kenapa Adam tidak mencegah Hawa untuk makan buah tersebut? Ular tidak langsung memasukkan buah ke mulut Hawa, mengapa Adam sebagai kepala keluarga tidak mencegah agar istrinya tidak memakan buah itu? Paulus mengatakan bahwa bukan Adam yang tergoda tetapi perempuan yang tergoda. Artinya perempuan percaya apa yang dikatakan oleh si iblis bahwa makan buah tidak akan mati malah akan menjadi seperti Allah. Tetapi Adam tidak tergoda dan tertipu. Dia tahu apa yang dikatakan oleh iblis tidak benar. Jika demikian kenapa dia tidak mencegah isterinya? Karena Adam ingin seperti Allah tahu tentang yang baik dan yang jahat, menentukan sendiri yang baik dan jahat. Keluar dan otoritas Tuhan dan menentukan sendiri jalan hidupnya.

Ketidaktaatan dan Adam membuat kita menjadi orang berdosa, namun ketaatan dan Kristus menjadikan kita benar. Yang paling penting dalam kehidupan Tuhan Yesus:

  1. Baptisan. Matius 3:17. Merupakan suatu peristiwa yang besar karena menunjukkan permulaan pelayanan Tuhan.
  2. Ujian 40 hari di padang gurun sebagai permulaan pelayanan. Seluruh ujian yang Yesus terima di padang gurun merupakan hal yang gagal ditaati oleh orang Israel.
  3. Pergumulan di taman Getsemani. Jika pelayanan Tuhan Yesus adalah pelayanan “ketaatan,” maka pelayanan kita juga haruslah merupakan suatu bentuk pelayanan ketaatan. Antara menjadi anak dan menjadi hamba ada hal yang sama, yaitu harus melayani dalam ketaatan.

Prinsip dalam pelayanan
Apa yang kita lakukan kepada masyarakat, tetangga menunjukkan kerohanian kita. Pelayanan kepada Tuhan adalah dalam segala aspek. Prinsipnya adalah: Kis. 20:35 (memberi lebih baik daripada menerima). Setiap kita mempunyai fungsi yang benar seperti apa yang Tuhan inginkan. Jika merasa gereja kurang sesuatu, jangan kritik tapi coba merasa bahwa ini adalah kesempatan bagi saya untuk memberi. Ketika kita memberikan berkat, justru kita yang paling mendapatkan berkat, karena Allah kita akan memberikan dan Dia akan memberikan lebih daripada apa yang telah kita beri. Hal selanjutnya adalah penyertaan Tuhan. Ini hanya diberikan apabila kita taat. Ketika kita taat, kita tahu Tuhan beserta dengan kita. Walaupun kita melayani tidak ada yang melihat, ketika memberi malah ditipu, Tuhan melihatnya. Seluruh hidup kita adalah pelayanan dalam ketaatan karena segala sesuatu adalah milik Tuhan dan kita hanyalah hamba. Pada akhirnya kita rindukan satu perkataan dan Tuhan, “hambaKu yang setia.” lnilah inti dari seluruh pelayanan kita.

Sumber : https://www.mriila.org/pustaka/nrec-2006/sesi1-pleno-stephen-tong-2006/