Berapa banyak pemuda dan remaja yang sadar atau insyaf akan pentingnya masa ini? Menurut statistik, usia orang yang paling banyak bertobat dan kembali kepada Tuhan dapat dikategorikan dalam empat periode, dan periode yang terakhir adalah pada usia 18-19 tahun. Sesudah itu, sangat sedikit orang yang dijamah oleh kuasa Tuhan atau mempunyai hasrat untuk mencari Tuhan.

Di usia 17 tahun, seringkali seseorang masuk ke dalam situasi keraguan, skeptik dan tidak tahu mau mau kemana mengarahkan hidupnya, sehingga begitu banyak kesulitan dan pemberontakan yang timbul. Sesudah itu, pada usia 18-19 tahun, merupakan periode yang terakhir dimana anak muda akan memikirkan untuk mau kembali kepada Tuhan, sehingga ketika memasuki dunia universitas, ia akan terus mengejar kebenaran. Atau jika ia menolak, maka ia akan terjerumus ke dalam arus dunia ini. Oleh sebab itu, saya dengan serius berharap agar setiap orang bergumul dan berdoa untuk mendapatkan bijaksana surgawi untuk membentuk dan mengolah diri menjadi seorang pemuda yang bertanggung jawab kepada Tuhan dan menjadi berkat bagi zamannya.

Alkitab mengatakan kepada kita bahwa generasi demi generasi datang dan berlalu, tetapi bumi tidak berubah (Pkh. 1:4). Satu generasi datang dan satu generasi digeser, namun bumi ini tetap tidak mengalami perubahan. Kalimat ini memberikan suatu sifat relativitas, yaitu yang dapat berlalu dan yang masih ada. Siapakah saya? Apakah saya adalah tuan rumah dari bumi ini, ataukah saya hanya sekedar seorang tamu bagi bumi ini? Apakah saya yang menguasai bumi ini, atau saya yang akan dikuasai oleh bumi ini? Apakah saya yang akan menggeser zaman ini, ataukah zaman ini yang akan menggeser saya?

Mengapa ketika kita mempelajari sejarah, kita mempelajari tokoh-tokoh yang begitu hebat, yang begitu berpengaruh, yang pikirannya tidak luntur dan selama beribu-ribu tahun tetap memberikan pengajaran dan inspirasi kepada manusia. Mereka adalah orang-orang yang tidak digeser oleh zaman, tetapi mereka yang menggeser zaman. Meskipun tubuh mereka bisa mati, jasmani mereka dikuburkan, tetapi pikiran mereka terus mempengaruhi seluruh umat.

“Aku” dalam Zaman yang Kritis.

Di dalam setiap zaman, kita harus senantiasa dapat melihat kesempatan, krisis dan segala kemungkinan potensi dari zaman itu. Tuhan, tidak melahirkan kita di zaman yang sudah lalu dan Tuhan juga tidak melahirkan kita di zaman yang akan datang. Maka “aku” yang dilahirkan di dalam zaman ini, harus dikaitkan dengan zaman ini. Mengapa saya tidak dilahirkan 50 tahun yang lalu, atau dilahirkan 100 tahun yang akan datang? Mengapa saya bisa menjadi pemuda yang dilahirkan pada zaman ini? Pasti ada maksud Tuhan di balik semua itu.

Saya berharap dapat mengundang setiap pemuda dan remaja, bahkan setiap orang, untuk memikirkan secara serius pertanyaan: “Mengapa aku ada di sini ?” Mengapa saya dilahirkan di zaman ini; apa yang seharusnya saya lakukan di zaman ini dimana dengan mata kepala sendiri saya menyaksikan segala keadaan yang sedang mengelilingi saya?

Yesus Kristus menyinggung orang orang yang hidup di zaman-Nya dengan berkata, “Rupa langit kamu tahu membedakannya, tetapi tanda-tanda zaman tidak” (Mat. 16:3b). Melalui kalimat ini, Yesus ingin mengajak manusia untuk peka: mengapa ia ada dan hidup di dalam zaman itu, lalu kemudian berusaha mengerti tanda-tanda zaman di mana ia berada, apa saja krisis dan potensi yang terkandung di dalam zaman itu, dan apa tugasnya di dalam zaman itu.

Jikalau Saudara sudah mempunyai kepekaan seperti itu, saya jamin, di hari-hari berikutnya pasti Saudara tidak hidup secara sia-sia seperti pada waktu sebelum Saudara mengenal tanda zaman itu. Begitu banyak pemuda-pemudi yang dihanyutkan oleh zaman. Mereka tidak sadar. Mereka menganggap bahwa diri mereka sedang menikmati sesuatu, padahal mereka sedang memboroskan hidup, masa muda, kebebasan, kesempatan, dan potensi-potensi yang tidak mungkin terulang lagi di hari-hari yang akan datang. Setiap hari adalah hari yang sangat berharga, setiap tahun adalah tahun yang sangat berharga. Itu merupakan hari hari yang indah dan yang tidak terulang lagi. Setiap tahun adalah tahun yang tidak akan terulang lagi dan tidak akan kembali. Waktu dan hidup kita hanya dapat berjalan maju, tanpa bisa mundur kembali. Waktu-waktu dan hidup kita merupakan harta milik, properti yang paling penting di dalam hidup jasmaniah kita.

Waktu kita, merupakan properti, yang ketika kita gunakan, atau tidak gunakan, ia akan berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Maka kini, Saudara perlu sungguh-sungguh mengerti dan memanfaatkannya dengan baik. Untuk itu diperlukan kepekaan yang luar biasa. Kita berada di dalam waktu dan kita dicipta dalam kurun waktu.

 

 

Pdt. Dr. Stephen Tong, Pemuda dan Krisis Zaman, hal. 1-4. Buku ini diterbitkan oleh STEMI dan LRII, 1996.

 

Sumber : https://www.pemudakristen.com/artikel/pemuda_dan_krisis_zaman.php