BelieveSebelumnya : Keharusan Keselamatan : Dosa (Bagian II)

3. Kekurangan Kemuliaan Allah

Selain dosa merupakan pelanggaran hukum atau pelanggaran Taurat dan dosa merupakan pergeseran status, maka dosa menurut Alkitab juga adalah kekurangan kemuliaan Tuhan Allah. Ketika Tuhan Allah mencipta manusia, maka manusia dilingkupi dengan kemuliaan sorgawi, sehingga manusia bisa memancarkan kemuliaan dan menyatakan kehormatan Tuhan. Sinar cahaya wajah Tuhan Allah dipantulkan melalui diri kita, sehingga kita memancarkan kemuliaan Tuhan. Tetapi setelah Adam berbuat dosa, kemuliaan Allah tersebut berkurang, yang mengakibatkan dia melihat dirinya sebagai makhluk yang telanjang. Adam tidak mau mendengarkan apa yang Tuhan Allah telah firmankan, yaitu “jangan kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati” (Kejadian 2:17). Ia sudah mendengar perintah dan ia juga sudah mengetahui bahwa itu adalah Firman, sehingga ia harus mematuhinya. Tetapi sekarang sumber kebenaran yang palsu datang. Suara itu berkata:”Silahkan makan buah itu, karena pada saat engkau memakannya, engkau tidak akan mati” (Kejadian 2 : 4). Sesuatu yang positif dijadikan negatif, yang benar dijadikan tidak benar, yang pasti dijadikan tidak pasti, yang mutlak dijadikan relatif. Inilah cara setan menipu manusia. Setan selalu memberikan opini bahwa itu hal biasa, tidak apa-apa, dan tidak akan merugikan, semua akan beres dan segala sesuatu itu mudah. Berjudi itu tidak apa-apa, pergi ke pelacur juga tidak terlalu perlu dipersoalkan. Orang yang berjudi berpuluh-puluh tahun belum tentu mati, terkadang malah orang Kristen yang mengikut Tuhan lebih cepat meninggal. Orang yang menipu hidup begitu kaya dan nikmat. Setan akan berkata, “Jangan terlalu dipusingkan dengan larangan-larangan. Tidak apa-apa engkau menipu.” Tuhan jelas mengatakan bahwa jangan makan, kalau makan kamu pasti mati. Setan membalikkan perkataan itu dengan mengatakan, “Jika makan matamu akan menjadi lebih celik dan lebih jelas, sehingga bisa mengetahui yang benar dan yang salah.” Ketika Adam memakan buah dan berdosa, sepertinya perkataan setan benar, karena Adam mulai melihat hal-hal baru, sepertinya matanya lebih jelas, sepertinya perkataan Tuhan Allah yang salah. Sepertinya yang Tuhan katakan tidak terjadi. Padahal Tuhan mengatakan bahwa pada hari engkau memakannya, engkau akan mati. Apakah Tuhan berdusta? Apakah perkataan Tuhan itu salah? Tidak.

Pada hari Adam memakan buah itu, ia benar-benar mati. Tetapi pengertian mati ini bukan seperti yang manusia pikirkan, melainkan mati rohani. Adam mati, terpisah dari Sumber Hidup. Mati dalam pengertian tidak berelasi lagi dengan Tuhan Allah. Apakah mata Adam hari itu benar-benar terbuka? Benar, mata Adam terbuka. Namun sayang sekali, setan tidak pernah memberikan informasi yang cukup lengkap dan jelas. Terbuka untuk melihat apa? Itu sebabnya, ketika Adam dan Hawa matanya terbuka mereka tidak melihat Allah, tidak melihat setan, tetapi melihat dirinya telanjang.

Sangatlah berbahaya, ketika satu perjanjian hanya dibuka setengah dan tidak memberikan sisanya. Ada orang mengatakan: “Kalau engkau mengikut saya, engkau akan mendapat untung, engkau mendapatkan kekayaan.” Tetapi tidak diperjelas keuntungan atau kekayaan itu untuk apa, sifatnya bagaimana dan dampaknya akan menjadi apa. Ini semua tidak dibukakan terlebih dahulu. Setelah Adam celik, Adam justru bukannya bisa melihat setan, mengerti siapa setan yang sesungguhnya. Setan tidak pernah mau berdagang rugi. Ia yang sudah beribu-ribu tahun menipu manusia, di abad ke-21 ini tentu semakin pandai dan semakin mampu menipu kita. Itu sebabnya, setelah Adam celik, ia tidak bisa melihat dan mengerti Tuhan Allah, ia tidak bisa semakin mengerti siapa setan, tetapi ia justru melihat dirinya telanjang.

Ada seorang gadis yang menangis menulis surat kepada saya, bahwa setelah ia diberi minuman yang mengandung obat tidur, ia ditelanjangi dan ditiduri. Ia baru sadar bahwa pria itu adalah seorang penipu. Tetapi dia telah kehilangan keperawanannya. Ada pria yang menulis surat kepada saya bahwa ia jatuh kedalam perjudian dan perzinahan, karena ia baru sadar bahwa orang yang mengajak dia pergi bukanlah teman yang baik. Sebagai hamba Tuhan saya sering kali mendengar cerita tentang orang-orang yang sesudah terjerumus ke dalam dosa, baru sadar dan baru bertanya bagaimana seharusnya dia sekarang. Saya tanya kepada mereka:”Mengapa sebelumnya kalian tidak pernah datang kepadaku? Mengapa baru setelah jatuh, setelah gagal, setelah habis, setelah rugi, setelah kehilangan, keperawanmu, baru engkau datang kepada saya dan bertanya harus bagaimana?” Ini namanya “sadar sesudah.” Orang yang “sadar sesudah” adalah orang yang bodoh. Orang yang “sadar sebelum” adalah orang yang bijak. Orang yang sadar sebelum gagal, sebelum jatuh, sebelum rusak, sebelum digoda adalah orang-orang yang bijaksana. Saya sangat bersyukur jika masih ada banyak pemuda-pemudi yang mau memikirkan hal-hal seperti ini dan mau belajar Firman Tuhan, karena hal sedemikian akan mencegah engkau mengalami kerugian dan kehancuran yang mungkin tiba pada suatu hari. Saya bersyukur jika di usia muda Anda mau mendengar Firman Tuhan, sehingga Anda akan berjaga-jaga dan berhati-hati menolak semua godaan yang akan merugikan atau menghancurkan dirimu.

Tetapi mungkin ada yang berkata: “Sudah terlambat. Berita ini terlambat bagiku.” Itu sebabnya, Tuhan Yesus berkata: “Aku datang memanggil orang yang berdosa!” Bertobatlah! Engkau tidak perlu putus asa. Kembalilah kepada Tuhan.

Dosa adalah kehilangan kemuliaan Allah. Ini yang dikatakan di dalam Roma 3:23. Dosa adalah tempat di mana kemuliaan tidak hadir. Gelap adalah tempat di mana terang tidak hadir. Jahat adalah tempat di mana kebjaikan tidak mencapainya. Pada waktu air hujan turun dengan begitu deras dari langit, mengapa di tanah bisa ada tempat yang kering tidak kena hujan? Pada saat cahaya matahari bersinar begitu terik dan terang, mengapa masih ada gudang yang begitu gelap? Karena sinar matahari belum sampai ke tempat itu. Kegelapan itu bukanlah suatu realitas yang seimbang dengan terang. Kegelapan adalah kekurangan atau ketiadaan cahaya. Dosa adalah kekurangan kemuliaan. Kejahatan adalah kekurangan dari kebajikan. Konsep ini dikemukakan oleh seorang Bapa Gereja yang agung, yaitu Agustinus, pada abad ke-4. Ia adalah seorang yang sungguh-sungguh ingin mencari pengertian Firman Tuhan. Dan dia mengatakan bahwa kita tidak boleh percaya bahwa kejahatan mempunyai realitas yang setara atau sama dengan kebajikan dari Tuhan Allah. Kejahatan bukanlah realitas yang positif, tetapi harus dimengerti sebagai ketidakhadiran dari kebanaran dan kebajikan Tuhan Allah.

Kemuliaan itu adalah kesempurnaan yang diberikan oleh Tuhan. Jika saya memegang selembar kertas putih yang tidak ada tulisan apa-apa di dalamnya, Saudara akan melihatnya sebagai satu kertas putih yang tidak ada tulisan apa-apa di dalamnya, Saudara akan melihatnya sebagai satu kertas putih yang sempurna. Tetapi ketika kertas tersebut dilubangi atau dirobek, maka kertas tersebut ada lubang ditengahnya, dan kertas itu tidak lagi sempurna. Dosa berarti kehilangan sebagian yang seharusnya utuh. Kini kita tidak lagi utuh seperti yang diharapkan Tuhan Allah. Ketika kita berdosa, kita telah kehilangan sebagian, yaitu kehilangan kemuliaan Allah, yang seharusnya ada pada kita. Semua orang telah berdosa dan semua orang telah kehilangan atau kekurangan kemuliaan Allah. Keselamatan berarti dipulihkannya kita seperti yang Tuhan kehendaki ketika kita dicipta oleh Tuhan. Tuhan memulihkan apa yang telah hilang, sehingga kita menjadi utuh kembali.

Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong, Diambil dari Buku Yesus Kristus Juruselamat Dunia halaman 41 s.d 47

 

Artikel Terkait :