Believe4. Kerusakan Relasi

Dalam butir ini, dosa menurut Alkitab dimengerti sebagai ketidakseimbangan relasi atau relasi yang tidak proporsional. Manusia berhubungan dengan diri, manusia berhubungan dengan sesama, manusia berhubungan dengan makhluk yang lain, manusia berhubungan dengan roh, dan manusia berhubungan dengan materi.

Semua hubungan ini seharusnya memiliki keseimbangan. Seharusnya kita berelasi dengan Allah, mengasihi Allah, seharusnya kita mengerti Dia, taat kepada Dia. Kita juga seharusnya mengerti siapa setan, berani menolak dia, dan tidak mau berdekatan dengan dia. Kita seharusnya tahu bagaimana seharusnya berelasi dengan Allah dan bagaimana seharusnya berelasi dengan setan. Kita juga seharusnya tahu bagaimana relasi terhadap sesama manusia lainnya. Semua ini memerlukan pemikiran dan kuasa dari Roh Kudus. Dengan demikian, Saudara bisa menjaga seluruh relasi ini secara seimbang dan tepat. Barulah dengan demikian Saudara tidak berdosa.

Tetapi sebaliknya, setelah kita berdosa, kita justru merusak keseimbangan relasi ini. Kita tidak menaati yang seharusnya kita taati dan sebaliknya kita taat kepada siapa yang seharusnya kita jauhi. Akibatnya, semua relasi menjadi rusak. Jika sebuah lampu yang berada di sebuah penyangga dengan tiga kaki, maka ketiga kaki ini harus sama panjang dan seimbang posisinya. Jika salah satu kakinya patah dan panjang sebelah, maka penyangga ini sudah tidak bisa berfungsi sempurna lagi, dan itu berarti membahayakan posisi lampu yang disangganya. Demikian juga relasi kita. Relasi kita terhadap manusia, terhadap orang tua, terhadap Tuhan Allah, terhadap makhluk-makhluk hidup lain, terhadap roh jahat, terhadap setan, terhadap Firman Tuhan, bagaimana seharusnya semua itu diperlakukan dengan tepat. Relasi-relasi yang rusak, itulah dosa.

Mengapa Saudara lama tidak berani ke gereja? Mungkin karena Saudara sudah lama berbuat dosa, atau sering pergi ke tempat pelacuran. Hati nuranimu yang menegur ketika Saudara berbuat dosa, membuat Saudara tidak berani lagi kembali kepada Tuhan. Mengapa Saudara tidak berani membaca Kitab Suci? Karena setiap kali membaca, Saudara mendapat teguran; Saudara tahu Tuhan berbicara. Sampai kapankah Saudara membiarkan relasi Saudara rusak sedemikian? Maukah Saudara mengakui semua kerusakan relasi Saudara dan berkata:”Tuhan, tolonglah saya, bangunkan saya kembali; tolong perbaiki relasi saya yang rusak ini. Saya mau berhubungan yang baik dengan Engkau, Tuhan. Saya mau berani menolak dan melawan semua godaan setan. Saya mau menjauhkan diri dari hal-hal yang jahat. Saya mau masuk dan menceburkan diri ke dalam hal-hal yang benar. Hari ini, mohon perbaiki relasiku, perbaiki semua hubunganku sesuai dengan rencana-Mu.”

Ketidakberesan dan ketidakseimbangan relasi itulah dosa. Orang yang sudah berdosa tidak bisa lagi berelasi dengan baik. Ia tidak berani menghadapi Tuhan Allah. Ia juga tidak berani menghadapi orang yang baik. Orang yang berada di dalam kegelapan takut akan terang. Yesus berkata:”Orang berdosa, karena hidup dalam kegelapan dosa, tidak menyukai terang, melainkan lebih menyukai kegelapan, supaya dosa mereka tidak dinyatakan dan tidak terlihat” (baca Yohanes 3:19-21).

5. Meleset dari Sasaran

Dosa adalah luput atau tidak mengenai sasaran. Dalam bahasa Yunani ada lima kata untuk menyatakan dosa. Yang paling umum dan paling penting dipakai adalah kata hamartia dan adikia, oleh karena itu kita akan lebih melihat ke kata hamartia.

Hamartia berarti meleset dari target. Jika Saudara melepaskan sebuah panah yang ditujukan pada sasaran tertentu. Ternyata anak panah itu tidak mengenai titik sasaran yang dituju, tetapi menancap lima sentimeter di pinggir titik sasaran yang ditentukan. Lalu Saudara menarik busur kembali dan meluncurkan anak panah kedua. Kali ini, anak panah itu jatuh dua meter dibelakang sasaran. Bukan karena lebih kuat sampai-sampai melampaui sasaran, berarti Saudara sudah memanah dengan baik. Saudara tetap meleset. Lalu Saudara meluncurkan anak panah ketiga, dan kali ini jatuh satu meter di depan sasaran, karena tenaganya sudah habis. Maka kembali anak panah itu tidak mengenai sasaran. Itu berarti meleset dari sasaran. Inilah dosa.

Dosa berarti Saudara mendapatkan sesuatu yang tidak ditargetkan, Inilah hamartia, itulah dosa. Itu berarti, ketika menciptakan manusia, Tuhan Allah memberikan target-target bagi manusia untuk menjadi sasaran hidupnya. Ketika Paulus sudah semakin tua, ia mengatakan bahwa ia tidak berfikir bahwa ia telah mencapai target atau tujuan yang harus dicapainya (Filipi 3 : 12 -15). Ia tidak menganggap dirinya sudah sempurna. Itu sebabnya, ia terus berusaha, berlari-lari menuju sasaran yang ditetapkan oleh Tuhan baginya.

Ketika Saudara masih muda, mungkin Saudara berkali-kali menulis tentang ide, angan-angan atau cita-cita Saudara. Itu berarti Saudara mempunyai sasaran bagi dirimu. Mungkin Saudara mempunyai sasaran bagi dirimu. Mungkin Saudara ingin menjadi bankir, tetapi setelah dewasa menjadi bangkrut. Saudara mungkin ingin menjadi orang kaya, akhirnya menjadi orang miskin. Mungkin Saudara ingin menjadi seorang profesor, tetapi ternyata tidak lulus sekolah. Itu berarti kita sendiri mempunyai sasaran, namun kita sendiri sulit mencapainya. Jangan lupa, Tuhan menciptakan sasaran yang lebih tinggi bagi Saudara dan saya! Dan Saudara tidak mencapainya, saya juga tidak mencapainya, kita semua tidak mencapai sasaran itu, maka Tuhan mengatakan bahwa kita semua telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Kita sekalian tidak mencapai target yang Allah tetapkan.

Itu sebabnya, Tuhan Yesus diutus turun ke dalam dunia ini untuk menunjukkan dan menyatakan apakah sasaran tertinggi yang Tuhan Allah tetapkan dan tuntut dari setiap kita. Siapakah teladan yang sungguh-sungguh untuk menunjukan sasaran yang Tuhan Allah dan mencapai sasaran yang Tuhan Allah tetapkan bagi manusia? Tidak ada satu pun manusia, kecuali Tuhan Yesus.

Apakah sebenarnya yang Tuhan tetapkan sebagai sasaran bagi manusia? Jika kita diciptakan menurut peta teladan Allah, maka kita diminta untuk menjadi wakil Tuhan. Kita menjadi duta atau representasi Tuhan di dunia. Kita harus mencerminkan kemuliaan, kebajikan, kebenaran, kesucian, dan keindahan sorgawi di dunia ini. Jika Saudara mengingat ada orang yang agung, yang beratus-ratus tahun diingat manusia, karena ia telah berjuang, berkorban dan menjadi teladan bagi manusia lain-nya, maka Saudara akan memandang mereka sebagai orang-orang mulia. Tuhan Allah mau kita semua mencapai target yang ditetapkan oleh Tuhan, tetapi sayang, saya gagal dan Saudara juga gagal. Itulah sebab-nya Ia mengatakan “Lihatlah, inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan. Dengarkanlah Dia” (Matius 17:5).

Yesus Kristus satu-satunya yang menjadi target yang sempurna, yang menggenapi Taurat, yang memuaskan hati Allah, dan yang mejadi teladan sempurna bagi manusia. Yesus Kristus satu-satunya yang belum pernah mengecewakan Tuhan Allah. Yesus Kristus satu-satunya manusia yang sempurna, telah meraih apa yang belum pernah di capai oleh Adam dan Hawa. Yesus Kristus satu-satunya yang membuat Tuhan Allah memproklamasikan Kristus sebagai Anak-Nya yang dikasihi-Nya, sebagai hamba Allah yang begitu rela berkorban. Yesuslah target yang maha tinggi. Yesuslah manusia yang paling utuh. Yesuslah penggenap Taurat yang mutlak. Itu sebab saya berani dengan tegas mengatakan kepada Saudara, bahwa di luar Yesus Kristus tidak ada juruselamat. Di luar Kristus tidak ada keselamatan bagi manusia. Di luar salib Kristus tidak ada cara Tuhan Allah boleh mengampuni dosa. Hanya di dalam Yesus Kristus semua itu bisa dijalankan.

Tidak ada manusia yang mencapai target. Setiap manusia, siapapun dia, telah jatuh ke dalam dosa dan menjadi budak dosa. Yesus Kristus berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yohanes 8:34). Orang yang berjudi adalah budak perjudian; orang yang pelacur adalah budak pelacuran; orang yang mencuri adalah hamba pencurian; orang yang sombong adalah budak kecongkakan; orang yang iri hati adalah orang yang setiap hari hidup di bawah belenggu perbudakan kecemburuan. Marilah kita dibebaskan dari semua itu. Dibebaskan hanya oleh Yesus Kristus. Yesus Kristus satu-satunya yang sempurna, yang utuh, yang genap dan tidak bercacat cela. Itu sebabnya ketika Ia dijadikan Anak Domba Allah, Alkitab mengatakan bahwa kita ditebus bukan dengan emas, bukan dengan perak, bukan dengan segala batu permata, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Tuhan Yesus Kristus, yang bagaikan domba yang tak bernoda dan tak bercacat (1 Petrus 1 : 18 – 19). Puji Tuhan.

Yesus Kristus adalah Anak Domba Allah, yang mengangkut dosa seisi dunia (Yohanes 1 : 29). Yesus yang tidak bercacat, yang tidak berdosa, dan yang sempurna, Ia sanggup menjadi Juruselamat Saudara dan saya. Saat ini, Tuhan mau menyelamatkan Saudara. Ia mau mengampuni dosa Saudara. Ia mau memberikan hidup kekal dengan pengorbanan-Nya di kayu salib. Jangan lupa getsemani; jangan lupa sengsara-Nya; jangan lupa cinta Tuhan. Marilah kita datang kepada Tuhan, kita tinggalkan dosa dan mengakui segala dosa di hadapan-Nya. Kiranya segala kemuliaan kita kembalikan kepada Tuhan. Amin.