Pdt. Dr. Stephen TongKetika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Firman Lukas 10:38-42)

Tanya jawab ini dilandaskan pada prinsip pelayanan di dalam Alkitab. Pada saat Musa bertanya, “Siapakah Namamu?” maka Tuhan Allah menjawab, “Aku adalah Aku.” Ketika Yohanes Pembaptis ditanya oleh prajurit-prajurit yang datang kepadanya, “Apakah yang harus kami perbuat?” Yohanes menjawab, “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.” Jadi kita melihat bahwa tanya jawab adalah suatu pelayanan yang ada di dalam Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Ini menyatakan bahwa Tuhan Allah tidak ingin kita berada di dalam keraguan. Tuhan Allah tidak ingin kita berada di dalam kesesatan karena tidak mengerti kebenaran. Tuhan Allah tidak ingin kita berada dalam kebingungan dan tidak beriman. Tuhan mau kita mengerti kebenaran, sehingga Tuhan menyatakan kebenaran dengan memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan dan kebingungan kita.

Saat ini kita juga diharapkan berada dalam situasi yang sama, yaitu ingin mengerti kebenaran. Jika kita memiliki motivasi yang jujur, sungguh-sungguh mau mengerti kebenaran, Tuhan akan memberikan pencerahan melalui Roh Kudus dan Firman yang sudah diwahyukan-Nya. Tetapi jika Saudara hanya bermain-main, bukan mau mencari kebenaran, hanya mau memperalat pengkhotbah untuk mendapatkan dukungan bagi pikiranmu yang tidak benar, maka Saudara akan dihukum oleh Tuhan.

Beban saya, sesuai dengan tanggung jawab saya sebagai seorang pendeta, adalah memberikan jawaban yang benar kepada pertanyaan yang benar; memberikan jawaban yang jujur, kepada orang-orang yang bertanya dengan jujur. Hanya otoritas Alkitab, yang adalah wahyu Tuhan Allah, menjadi dasar dan otoritas terakhir, sehingga kita tidak memperdebatkan otoritas manusia, tetapi kembali kepada apa yang Tuhan inginkan.

Tanya : Bagaimana kita bisa mengetahui kehendak Tuhan? Misalnya, ketika kita berdoa meminta pekerjaan, ada beberapa tempat pekerjaan yang mungkin kita masuki, bagaimana kita bisa mengetahui harus bekerja di tempat yang mana?

Jawab : Jikalau Saudara pada keseharian tidak pernah bersedia menjalankan kehendak Tuhan, hanya pada waktu terdesak baru minta Tuhan menyatakan kehendak-Nya, maka Tuhan berhak untuk tidak menjawab. Tetapi, jika Saudara sungguh-sungguh ingin menjalankan kehendak Tuhan, berarti Saudara sudah sering dan rajin untuk menemukan apa yang mungkin Saudara kerjakan. Di perempatan-perempatan jalan, kita melihat banyak orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Padahal mereka adalah orang yang seharusnya bisa bekerja. Tubuhnya sehat dan baik, tidak cacat, tetapi dari kecil tidak berusaha untuk mau bekerja, sehingga tidak pernah melatih diri untuk mengolah keterampilan-keterampilan yang sudah ditanam oleh Tuhan di dalam diri mereka. Lalu jika suatu saat dia bertanya, apa yang harus ia kerjakan, orang akan bertanya kembali, “Apa yang sudah pernah Saudara kerjakan?” Ternyata dari kecil dia tidak pernah mengerjakan apa-apa. Orang seperti ini susah mengerti kehendak Tuhan.

Selain mengetahui apa yang bisa Saudara kerjakan, Saudara juga harus berusaha untuk mengerjakan lebih banyak dari apa yang bisa Saudara kerjakan, sehingga pada saat kesulitan tiba, Saudara bisa berpindah arah. Saudara bisa melepaskan pekerjaan yang sekarang Saudara tangani, lalu mengerjakan pekerjaan lain yang selama ini belum Saudara kerjakan, karena Saudara mempunyai beberapa keterampilan lain. Dengan demikian, kita seumur hidup mudah sekali menemukan pimpinan Tuhan, karena Tuhan bukan saja memberikan pimpinan pada saat-saat kita perlu, tetapi Dia juga menanamkan segala modal untuk kita dipimpin secara potensi.

Pada waktu kecil saya belajar banyak hal. Saya bisa menjahit baju, bisa menggambar dan melukis, bisa bekerja kasar, saya bisa menggubah musik, saya bisa beberapa hal yang lain, sehingga jika suatu hari kesulitan tiba, saya mempunyai kemungkinan yang lebih banyak daripada orang biasa. Dengan cara demikian, rajin mengembangkan bakat, rajin menemukan segala sesuatu di dalam diri, sehingga pada waktu kesulitan, potensi-potensi dan latihan-latihan yang ada bisa menolong Saudara mendapatkan pimpinan Tuhan. Dan di situ Saudara akan lebih mudah melihat cara Tuhan memimpin hidup Saudara.

Orang Kristen tidak boleh bersandar kepada Tuhan untuk menjadi orang yang malas atau menjadi orang yang hanya menunggu dapat undian tanpa mau bekerja, sehingga ia bisa hidup enak dan santai tanpa bekerja. Itu bukan iman, melainkan suatu pelarian dari kewajiban.

Sekarang, secara lebih spesifik terhadap pertanyaan yang ditanya, “Pekerjaan manakah yang Tuhan pimpin?” Jikalau ada dua atau tiga kemungkinan pekerjaan, maka Saudara harus mencari mana yang lebih memuliakan Tuhan, yang lebih menjadi manfaat bagi orang lain, dan yang lebih membawa kita hidup dalam kesucian. Misalnya, ada pekerjaan untuk membuat baju dan ada pekerjaan untuk membuat rokok. Gaji di pabrik rokok lebih besar daripada pabrik baju, karena membuat baju lebih memberi manfaat bagi manusia, memproduksi rokok itu merusak moral dan kesehatan manusia. Maka kita harus memperhatikan 3 prinsip Alkitab mengenai pekerjaan dan kelakukan kita :

  1. Segala sesuatu boleh saya kerjakan, tetapi harus memuliakan Tuhan
  2. Segala sesuatu boleh dilakukan, tetapi harus menjadi faedah bagi orang lain
  3. Segala sesuatu boleh aku kerjakan, tetapi pekerjaan itu tidak boleh mengikat aku di dalam dosa.

Ketiga prinsip ini bisa menjadi pedoman bagaimana Saudara melihat kehendak Tuhan di dalam mencari pekerjaan. Semua yang tidak memuliakan Tuhan, semua yang mendatangkan kerugian bagi orang lain, dan semua yang mengikat kita dalam dosa, adalah hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Selain itu, Tuhan mau menyatakan kehendak-Nya kepada orang-orang yang sungguh-sungguh takut kepada Tuhan. Jikalau Saudara belum mendapatkan petunjuk dari Tuhan atau gerakan dari Roh Kudus, maka haruslah Saudara dengan perasaan takut kepada Tuhan menanti sampai kehendak Tuhan menjadi nyata. Sebelum itu kerjakan apa saja, sekalipun itu terlihat kecil atau hina, asal jangan berdosa. Jadi, jangan kita menolak pekerjaan-pekerjaan yang dianggap oleh masyarakat sebagai pekerjaan yang hina atau kurang bernilai, tetapi yang mulia dihadapan Tuhan. Di dalam mencari kehendak Tuhan, Saudara berdoa bersama saudara-saudara seiman yang memiliki kerohanian yang baik, sehingga mendapatkan pengalaman dan teladan yang baik dari mereka.

Tanya : Apakah anak hasil meminta dari dukun atau setan adalah juga ciptaan Tuhan? Jika memang demikian, tergolong manusia yang bagaimana?

Jawab : Saudara mencari dukun untuk mendapatkan anak, lalu Saudara mendapat anak. Pada saat seperti itu, Saudara beranggapan bahwa dukun itu atau setan yang memberikan anak? Pemikiran ini salah. Tidak ada satupun manusia yang bukan dicipta oleh Allah. Setan dan dukun bukanlah pencipta, sehingga tidak mungkin mereka mencipta, apalagi manusia. Itu sebabnya, semua orang yang dilahirkan di dunia pasti dari Tuhan.

Namun, mungkin Saudara berfikir, mengapa saya menuggu lama untuk memperoleh anak, tetapi Tuhan tidak menjawab, lalu saya mencari dukun, dan mendapatkan anak. Ini adalah satu kesalahan di mana Saudara tidak mau sabar menantikan Tuhan, dan terlalu cepat pergi ke dukun. Saudara masih mendua hati, namun Tuhan masih mengasihi Saudara dan memberikan anak kepadamu. Ia tidak menghitung kesalahan Saudara. Sehingga ketika anak itu lahir. Saudara mengira anak itu adalah hasil pemberian dari dukun. Akhirnya Saudara pergi ke tempat-tempat ibadah atau berterima kasih pada dukun-dukun tersebut, dan saudara terus menerus berdosa dan makin makin berdosa di hadapan Tuhan. Saudara tidak sadar bahwa Allah adalah satu-satunya yang mencipta; Allah adalah satu-satunya yang menyelamatkan; Allah adalah satu-satunya yang menghakimi. Maka dengan kesalahan-kesalahan sedemikian, Saudara perlu bertobat dan minta pengampunan dari Tuhan.

Anak itu adalah anak yang sama seperti anak orang lain. Anak itu adalah anak yang dicipta oleh Tuhan, sehingga ia perlu diajar kebenaran. Ia perlu mengenal Tuhan Yesus dan perlu bertobat.

Tanya : Bolehkah orang Kristen dikremasikan?

Jawab : Orang Kristen yang dikuburkan memakai kalimat “yang dari tanah kembali ketanah.” Yang dibakar memakai kalimat “yang dari debu kembali ke abu.” Saya percaya ini hanyalah cara untuk mengutip ayat untuk mendukung cara apa yang mau dipilih: dikuburkan atau dikremasikan. Persoalan pertama ialah apakah orang Kristen mutlak harus dikuburkan, dalam arti ditanamkan ke dalam bumi? Ada orang yang mengatakan kalau tidak dikuburkan, tidak bisa dibangkitkan. Kalau dikremasikan, maka ketika mau dibangkitkan, tubuhnya tidak ada. Kalau mungkin bisa dikuburkan, yang dari tanah kembali ke tanah. Tetapi bagaimana dengan orang yang terbakar di dalam rumah? Bagaimana dengan orang yang terbakar dalam kecelakaan kapal terbang? Bagaimana dengan orang yang terkena bom dan badannya hangus dan hancur sama sekali? Apakah itu berarti orang Kristen yang sungguh-sungguh, tetapi meninggal dalam kecelakaan kapal terbang, atau terkena kebakaran, atau meninggal dalam peperangan terkena bom, adalah orang-orang yang tidak bisa dibangkitkan? Tidak! Kuasa Tuhan tidak dibatasi oleh hal-hal yang terjadi dalam diri orang percaya. Itu sebab, tidak ada cukup alasan untuk mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan bagi orang Kristen yang dikremasikan! Persoalan kedua ialah saat kota-kota besar dan padat di dunia, seperti Tokyo dan Hongkong, pemerintah sudah menetapkan tidak ada orang yang boleh dikuburkan di tanah. Semua penduduk Tokyo kalau meninggal harus dikremasikan. Maka, apakah itu berarti orang-orang Kristen tidak oleh tinggal di Tokyo atau di Hongkong, karena kalau tinggal di sana, ia tidak akan bisa dibangkitkan setelah meninggal. Ajaran demikian akan bertentangan dengan Alkitab. Itu sebabnya, kita menegaskan, bahwa jika ketika Saudara meninggal dikuburkan atau dikremasikan, itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan kebangkitan Saudara. Namun demikian, kalau tanah masih cukup dan kota itu masih diperbolehkan, saya lebih suka dikuburkan. Tetapi kalau kondisi tidak memungkinkan dan tidak diperbolehkan maka tidak ada masalah dengan cara kremasi.

Penulis : Pdt. Dr. Stephen Tong, Diambil dari Buku Yesus Kristus Juruselamat Dunia halaman 131 s.d 139