Pdt. Dr. Stephen Tong

Pdt. Dr. Stephen Tong

Tanya : Kalau Tuhan Yesus dilahirkan di dunia ini 2000 tahun yang lalu, kapankah waktu penciptaan Adam dan Hawa? Sebenarnya, berapa usia bumi ini?

Jawab : Berapa usia bumi ini, Alkitab tidak memberi tahu, dan kapan Adam dicipta, kita juga tidak bisa mengetahuinya dengan pasti. Adam pasti dicipta oleh Tuhan di dalam sejarah dan tahun yang pasti di dalam ciptaan. Kalau kita menghitung-hitung berdasarkan data dalam Alkitab lalu dijumlahkan berdasarkan kelahiran orang-orang yang tercatat dalam Alkitab, maka kita memang bisa mendapatkan suatu angka, namun angka tersebut tidak bisa dikatakan akurat, karena ada banyak hal yang sebenarnya tidak pasti.

Di dalam sejarah, pernah ada beberapa orang yang mencoba menghitung waktu kelahiran Adam. Salah satunya adalah seorang uskup Inggris, yang bernama Usher (Uskup James Usher (1581 – 1656), Uskup Agung dari Armargh, Irlandia. Ia berpendapat bahwa dunia ini dicipta pada tahun 4004 SM). Akhirnya setelah menghitung-hitung, ia berkesimpulan Adam dicipta 4.000 tahun sebelum Yesus lahir, sehingga kalau Yesus dilahirkan 2000 tahun yang lalu, maka usia bumi dari sejak Adam hingga sekarang adalah 6000 tahun. Ajaran ini tidak benar, karena tahun-tahun dan urutan silsilah di dalam Alkitab tidak mutlak berurutan. Terkadang silsilah-silsilah di Alkitab tidak tepat berurutan karena ada generasi-generasi yang diloncati dan tidak dicatat. Contoh yang baik untuk melihat hal ini adalah melihat keturunan dan generasi dari Sem (anak Nuh) sampai Abraham, menurut kita Kejadian ada sepuluh generasi, tetapi menurut Lukas ada sebelas generasi. Ini adalah salah satu bukti yang kuat bahwa waktu dalam Perjanjian Lama tidak bisa dihitung dengan penjumlahan matematis demikian untuk bisa mendapatkan angka yang mutlak benar. Itu sebabnya pada tahun 1912 di Inggris ada seorang yang bernama John Urgurhart yang menulis satu buku yang berjudul How Old is That Man? Di dalam buku itu ia merubah dan dengan berani mengatakan bahwa dari Adam sampai Yesus waktunya adalah 8.167 tahun.

Dengan demikian, teori Uskup Usher ditolak, dan dengan penghitungan ini, usia dari Adam sampai sekarang sudah lebih dari 10.000 tahun. Teori John Urgurhart ini lebih mudah dimengerti dari teori Uskup Usher, karena semua benda-benda purbakala yang ditemukan di Mesopotamia berasal dari sekitar 6000 – 7000 SM, sehingga kemungkinan kebudayaan di Mesopotamia berusia lebih dari 8000 tahun. Maka penemuan ini menggugurkan teori dari Uskup Usher. Namun, itu bukan berarti teori dari John Urguhart juga sudah benar. Sampai saat ini. Kita masih berada di dalam keadaan tidak jelas dan tidak pasti tentang usia Adam. Bilakah kita bisa jelas? Nanti, pada saat kita bertemu dengan Tuhan.

Tetapi para penganut teori Evolusi mengatakan bahwa sebelum Adam sudah ada makhluk lain yang lebih purba lagi, dan jarak dari Adam hingga sekarang telah berusia jutaan tahun. Teori ini pun tidak bisa dipercaya, karena jika manusia sudah pernah hidup berjuta-juta tahun, maka salah satu perntanyaan yang paling penting, mengapa kebudayaan manusia hanya muncul sebelum 10.000 tahun yang lalu. Bukankah itu menjadi indikasi bahwa barulah sebelum 10.000 tahun yang lalu muncul sesuatu makhluk yang bisa memiliki pikiran tulisan, memakai alat-alat, mendirikan bangunan-bangunan yang tinggi, dan lain sebagainya. Salah satu contoh yang paling hebat adalah ditanah Babilonia ada bangunan-bangunan yang luar biasa tuanya sampai sekitar 4.000 – 5.000 tahun, yang setelah diteliti, cara membangunnya sangat canggih. Juga sekitar 4000 – 5000 SM sudah ada bangunan-bangunan di Mesir dengan batu-batu yang sangat besar, yang setiap batu kira-kira 2,5 ton. Di Gaza ada piramida-piramida yang tingginya setara dengan bangunan bertingkat 45. Dan ini merupakan rekor bangunan tinggi yang beribu-ribu tahun bertahan, sampai dibangunnya menara effel di Paris (sekitar satu abad yang lalu), barulah rekor tersebut ditumbangkan. Itu berarti manusia 7000 tahun yang lalu tidak kalah pandainya dengan manusia modern masa kini. Itu sebab, teori Evolusi kurang mendapat dukungan. Mereka menganggap makhluk, yang didapat dari fosil, pernah hidup puluhan ribu tahun yang lalu, yang sebenarnya hanya menunjukkan bahwa ada makhluk yang mirip seperti manusia, tetapi bukan manusia.

Penemuan terakhir menyatakan bahwa semua fosil yang dianggap sebagai fosil manusia purba, ternyata pada tenggorokannya tidak ada tempat untuk pita suara. Itu menunjukkan bahwa makhluk-makhluk tersebut hanya bisa berteriak-teriak atau bersuara-suara seperti binatang lain, seperti monyet atau simpanse, tetapi tidak bisa berkomunikasi dengan bahasa. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dicipta dengan kapasitas bisa mengerti makna, dan makna diutarakan dengan bahasa. Bersyukur kepada Tuhan untuk hal ini.

Tanya : Pengikut agama lain mengatakan bahwa Kita Suci yang kita pakai ini sudah tidak asli lagi, karena Alkitab kita merupakan hasil kanonisasi dari banyak kitab. Bagaimana menanggapi pertanyaan seperti ini?

Jawab : Kita harus percaya Allah adalah : 1) Allah yang hidup, 2) Allah yang berbicara, 3) Allah yang mampu memelihara perkataan-Nya, dan 4) bahwa Ia tidak mungkin membiarkan perkataan-Nya diselewengkan oleh manusia yang fana. Keempat standar ini menjamin iman kepercayaan adanya kitab yang murni, yang suci, dan tidak boleh sembarangan dipermainkan oleh manusia, yang dipelihara oleh Tuhan sampai pada kekekalan. Itulah Kitab Suci. Kita Suci yang kita pegang adalah Kitab yang lebih tua seribu tahun dari kitab Hindu, dan juga sekitar seribu tahun lebih tua dari kitab Buddhisme. Dan lebih tua dua ribu tahun dari Alquran.

Musa menulis Kitab Suci ini sekitar 3.500 tahun yang lalu. Uphanisead sekitar 2.500 tahun yang lalu. Konfusius dilahirkan 2.600 tahun yang lalu. Sayamuni juga dilahirkan sekitar 2.600 tahun yang lalu. Sebelum Konfusius dan Sakyamuni dilahirkan, Kita Suci sudah diwahyukan kepada Musa. Sehingga Kitab yang tertua tentang ketuhanan, tentang prinsip-prinsip agama, dan tentang syariat-syariat keagamaan adalah Perjanjian Lama, yang sudah jauh lebih lama ada dibandingkan dengan kitab-kitab dari agama-agama besar yang ada di dunia saat ini.

Perjanjian Baru merupakan penggenapan dari Perjanjian Lama, yang ditulis sekitar 1.950 tahun yang lalu. Dengan demikian, dari awal kitab Kejadian sampai akhir kitab Wahyu terdapat satu kesatuan utuh, di mana di dalamnya saling menopang tanpa adanya benturan yang berarti. Jika ada orang yang mengatakan kitab yang kita miliki tidak asli, itu terserah mereka, hanya saja sulit bagi kita untuk mengerti bagaimana suatu kitab yang sudah dicoba digoncang, tetapi tidak pernah bisa tergoncangkan oleh berbagai serangan ilmu pengetahuan yang palsu ataupun berbagai filsafat, tetap berdiri tegak tanpa perlu pembelaan dari luar.

Saudara bisa melihat penemuan ilmu begitu berkembang di Eropa, dan orang-orang yang menemukan ilmu seolah-olah menemukan beberapa hal yang bertentangan dengan Alkitab. Misalnya, Copernicus mengatakan bumi yang mengitari matahari, bukan matahari yang mengitari bumi. Penemuan ini seolah-olah berlawanan dengan Alkitab, sebab Copernicus menemukan fakta yang berlawanan dengan tafsiran gereja Roma Katolik terhadap sains. Akibatnya, tafsiran Roma Katolik yang salah dan bukan Copernicus yang salah. Penemuan Copernicus bukan berarti ia melawan Alkitab, karena Copernicus, Johann Keppler, Sir Isaac Newton, dan Galileo Galilei, keempat sarjana fisika yang paling agung dan terkenal di dunia ilmu pengetahuan ini adalah orang-orang Kristen yang percaya Alkitab. Mereka adalah orang-orang yang sampai mati tetap cinta Tuhan, menghormati Alkitab, dan tetap melihat Alkitab sebagai sumber kebenaran bagi semua ilmu pengetahuan yang mereka temukan. Dan sebaliknya, di dalam agama-agama lain, tidak ditemukan sarjana-sarjana agung yang sedemikian besar dan setara dengan mereka. Ini membuktikan bahwa dimana Kitab Suci berada, disitu merangsang orang untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan dan memperkembangkan segala ilmu yang paling tinggi bagi manfaat umat manusia, karena Kitab Suci adalah Firman Tuhan.

Pada bulan Juli 2003 saya berkotbah di Atlanta, Amerika Serikat. Saya memimpin kebangunan rohani yang dihadiri sekitar dua ribu orang. Diantaranya sekita 1.500 orang adalah mereka yang berasal dari Cina daratan dan banyak di antara mereka yang bergelar doktor. Pada pagi harinya saya sempat mengunjungi tempat barang antik dan menemukan satu buku tentang tafsiran Kitab Daniel. Saya heran, karena yang menulis adalah Sir Isaac Newton. Ia adalah sarjana yang paling terkenal selama 350 tahun belakangan ini. Isaac Newton dan Einstein, dari 350 tahun yang lalu dan sekitar 70 tahun yang lalu, sama-sama menjadi orang yang merubah seluruh pandangan dunia tentang alam yang Tuhan ciptakan. Ketika saya melihat buku tersebut itu, saya sangat terkejut. Sekitar 30 tahun yang lalu saya sudah mengetahui bahwa Sir Isaac Newton menulis tafsiran kitab Daniel, tetapi belum pernah melihat buku tersebut. Saya tidak pernah mengira mata saya akan melihat buku tersebut ada dihadapan saya. Saya mengetahui bahwa ada beberapa universitas di Inggris yang masih menyimpan buku tersebut. Ketika saya bertanya berapa dia mau menjual buku tersebut, buku itu ditawarkan kepada saya dengan harga US$ 3.700,00 (setara dengan Rp. 31.5 juta dengan kurs Rp. 8.500,00). Saya tidak memiliki uang sebanyak itu, sehingga tidak membelinya. Kalau saya memiliki uang, saya akan membeli buku itu dan saya akan letakkan di perpustakaan sekolah teologi untuk membuktikan bahwa orang yang besar dan agung seperti Sir Isaac Newton, tetap adalah orang yang mengerti dan beriman kepada Tuhan. Janganlah Saudara ditipu oleh orang-orang di Indonesia yang mengatakan bahwa Kitab Suci kita tidak asli. Saya sudah pernah berkhotbah di berbagai universitas yang bergengsi di Amerika Serikat, seperti di Universitas of Pennsylvania, U. C. Berkeley, Universitas of Columbia, di New York, di California, juga di University of York di Toronto, Canada, dan lain-lain. Dan disitu saya mengetahui bahwa orang-orang yang makin tinggi pengertiannya dan semakin bijaksana, mereka semakin menghargai Kita Suci. Jangan main-main!

Tanya : Bila orang Kristen meninggal, rohnya ke mana?

Jawab : Bila orang Kristen bermain-main dengan imannya, hidupnya sembarangan, seperti Yudas, setelah mati, rohnya akan bertemu dengan rohnya Yudas dan bersekutu dengan dia di neraka. Jikalau ia sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus, menyangkal diri, memikul salib, dan hidup untuk kebenaran, ia akan hidup bersama Tuhan untuk selama-lamanya. Dalam Filipi 1 : 23-24 Paulus berkata :”Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus – itu memang jauh lebih baik: tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.” Paulus mengatakan bahwa baginya, hidup adalah untuk Kristus dan mati adalah keuntungan. Paulus mengerti bahwa setelah meninggal, ia akan langsung bersama-sama dengan Kristus, dan itu adalah suatu hal yang sangat menyenangkan baginya. Tubuhnya memang dikuburkan untuk sementara, tetapi pada akhir dunia nanti, kita akan dibangkitkan kembali dengan tubuh kemuliaan. Pada saat itu, tubuh bersatu dengan roh-jiwa kita dan bersama-sama berada di sorga.