Pdt. Dr. Stephen Tong

Pdt. Dr. Stephen Tong

tulisan sebelumnya

1. Pemunculan Pertama – Ke-empat

Dalam Matius 3:11, inilah pertama kali munculnya istilah “membaptiskan kamu dengan Roh Kudus” bukan “baptisan dari Roh Kudus” atau “baptisan oleh Roh Kudus”. Ayat di dalam Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16, merupakan ayat-ayat dengan isi yang sama persis. Tetapi dalam Yohanes 1:31-33 terdapat penjelasan yang unik, sekalipun memiliki kesamaan dengan ketiga ayat di atas. Ayat ini membahas suatu pengertian teologis yang begitu mendalam tentang Kristologi (doktrin tentang Kristus), dengan penjelasan yang sangat dalam dan jelas. Perkataan ini diucapkan oleh Yohanes Pembaptis.

Motivasi Yohanes membaptis orang adalah (1) melambangkan bahwa orang tersebut bertobat; dan (2) untuk menunggu saat yang ditetapkan Allah, yaitu satu kali dan tidak pernah terulang lagi. Ketika Yohanes membaptis beratus ribu orang, akan ada satu Orang yang ketika dibaptiskan, Roh Kudus akan turun ke atas-Nya. Orang tersebut akan membaptiskan semua orang yang lain dengan Roh Kudus. Maka ketika ia membaptiskan orang, ia memperhatikan setiap orang yang dibaptis. Tetapi semua sama, sampai suatu saat Tuhan Yesus minta dibaptiskan, maka terjadilah Oknum Ketiga itu datang pada Dia. Di dalam konsep Yohanes, ia mengenal pra-eksistensi Yesus, walaupun masih samar.

Yohanes mengenal Allah yang mengutusnya (Yohanes 1:4) dan sekaligus ia juga mengenal Roh Kudus yang mengurapinya, karena ia adalah satu-satunya orang yang telah diurapi dan dipenuhi Roh Kudus sejak dari kandungan. Hal inilah yang menyebabkan Yesus Kristus mengatakan bahwa di antara orang yang dilahirkan oleh wanita, tidak ada yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis karena ia mengenal dua Oknum Tritunggal. Ia belum sungguh-sungguh jelas pada Oknum Kedua. Itu sebabnya ketika ia mau membaptiskan Yesus, ia merasa tidak layak untuk membaptis Yesus Kristus. Tetapi Yesus menegaskan bahwa Ia harus menggenapi semua tuntutan Taurat sehingga Ia adalah Satu-satunya yang layak untuk menebus manusia. Diantaranya adalah tuntutan baptisan ini. Yohanes Pembaptis segera mengerti penjelasan Yesus, karena baik Yohanes Pembaptis maupun Yesus tidak boleh menjadi imam sebelum genap berusia 30 tahun dan belum diurapi atau di baptis. Itu alasan mengapa Tuhan Yesus tidak muncul lebih dini, padahal ketika 12 tahun Ia telah mencengangkan banyak ahli Taurat di Bait Allah.

Yohanes Pembaptis lahir lebih dahulu daripada Yesus, sehingga Yesus muncul kemudian setelah Yohanes Pembaptis. Ketika Yohanes Pembaptis berteriak, “Bertobatlah kamu, karena Kerajaan Sorga sudah dekat!” maka Yesus harus menunggu setengah tahun kemudian baru muncul untuk meneriakkan kalimat yang sama. Itu sebabnya Yohanes mengatakan bahwa ia muncul terlebih dahulu, tetapi Yesus telah ada sebelum dia ada. Ia mengerti akan pra-eksistensi Yesus, bahwa Yesus telah ada sejak kekekalan.

Ketika Yohanes membaptis Yesus, Roh Kudus turun ke atas Yesus, sehingga Yohanes Pembaptis mendapatkan konfirmasi akan apa yang telah dikatakan oleh Allah kepadanya. Setelah itu ia berteriak: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia yang mengutus aku untuk membaptis air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dia-lah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian ini: Ia inilah Anak Allah.” (Yohanes 1:32-34). Maka ke-empat ayat ini memiliki esensi berita dan peristiwa yang sama.

Ke-empat ayat di atas dibicarakan oleh satu orang yang sama, yaitu Yohanes Pembaptis, di dalam satu kesempatan atau mungkin paling banyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah konfirmasi di dalam Yohanes 1:33. Apakah Yesus mengakui konfirmasi dari Yohanes Pembaptis? Harap perhatikan: Sampai Yesus naik ke kayu salib, Ia tidak pernah menegaskan atau mengakui atau pun menolak pernyataan Yohanes Pembaptis tersebut. Belum pernah ada satu pun orang yang dibaptis dengan Roh Kudus dan api. Bahkan sesudah bangkit dan 40 hari bersama murid-murid-Nya, Ia tidakmenyinggung hal ini sama sekali. Baru pada detik-detik terakhir sebelum naik ke sorga, Ia mengkonfirmasikan dan sekaligus menegaskan apa yang pernah didengar oleh murid-murid-Nya.

2. Pemunculan Ke-lima

Konfirmasi Yesus diungkapkan di dalam Kisah Para Rasul 1:5. Ini merupakan pemunculan kelima dari istilah ini. Perhatikan kata “tidak lama lagi”. Perkataan ini merupakan pertama kali dan hanya sekali selama hidup-Nya, Yesus mengungkapkan istilah “dibaptis dengan Roh Kudus”. Ia mengungkapkannya dengan begitu akurat, sama sekali tidak salah di dalam mengutip apa yang pernah diucapkan oleh Yohanes Pembaptis. Ia tidak mengatakan, “Engkau akan dibaptiskan oleh Roh Kudus.”   Siapakah yang akan membaptiskan dengan Roh Kudus? Yesus Kristus sendiri, yang dinyatakan dengan hembusan sambil berkata, “Terimalah Roh Kudus.”

Dengan memperhatikan kelima pemunculan istilah itu, maka kita akan melihat bahwa ke-empat ayat di Injil merupakan nubuat tentang apa yang Yesus akan kerjakan, dan Kisah Para Rasul 1:5 merupakan konfirmasi Yesus sendiri atas semua yang telah dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis sebagai nabi terakhir, maka semua ini sah. Tetapi semua istilah ini muncul sebelum hari Pentakosta. Pemunculan yang ke-enam dan ke-tujuh dari istilah ini terjadi setelah hari Pentakosta. Jadi setelah lima kali pengungkapan, barulah realitas itu terjadi. Maka kita perlu memperhatikan dua hal, yaitu: tempat  dan waktu.

Di dalam Kisah Para Rasul 1:5 jelas dikatakan bahwa tempatnya adalah “Yerusalem” dan waktunya dinyatakan “tidak lama lagi/beberapa hari lagi.”  Setelah mengatakan kalimat ini, Tuhan Yesus naik ke sorga. Ia mengatakan bahwa Roh Kudus akan turun ke atas mereka. Selama menanti, mereka diharuskan menunggu dan berdoa. Dan Tuhan Yesus tidak mengajarkan mereka untuk berdoa minta Roh Kudus! Maka rasul-rasul menunggu di Yerusalem dan tidak pergi dari situ karena dilarang oleh Tuhan Yesus untuk meninggalkan Yerusalem.

Seluruh murid berkumpul, kecuali Yudas yang sudah bunuh diri. Selain itu ada beberapa orangyang dekat dengan mereka turut berkumpul di situ. Di antaranya adalah Maria, ibu Yesus, yang turut berdoa di situ. (Kisah Para Rasaul 1:14).

Sesudah berdoa selama 10 hari, Roh Kudus turun, yang dicatat dalam Kisah Para Rasul pasal 2. Herannya, justru ketika Roh Kudus turun dengan begitu luar biasa, di sepanjang pasal ini tidak muncul sama sekali istilah “baptisan Roh Kudus.” Padahal peristiwa ini merupakan peristiwa yang besar dan tidak terulang lagi. Baru nanti pada Kisah Para Rasul 11 muncul istilah ini untuk yang keenam kalinya.

3. Pemunculan Ke-enam

Dalam Kisah Para rasul 11:16, pemunculan istilah ini bukan  dalam rangka janji Tuhan atau perintah untuk menerima, tetapi untuk mengingat kembali apa yang pernah dijanjikan Tuhan dan yang sudah terjadi.  Di sini Petrus mengingatkan kembali apa yang pernah dikatakan oleh Yohanes Pembaptis dan kemudian dikonfirmasikan oleh Tuhan Yesus. Maka di dalam ayat ini sama sekali tidak ada ide bahwa Petrus sedang menganjurkan, apalagi memerintahkan, agar Gereja lain harus menerima baptisan Roh Kudus. Jadi pemunculan yang keenam ini sama sekali tidak ada hubungan dengan apa yang harus terjadi dalam Gereja, tetapi sedang membicarakan sesuatu yang pernah terjadi di dalam sejarah, yang tidak pernah terulang kembali.

4. Pemunculan Ke-tujuh

Pemunculan terakhir dari istilah ini terdapat dalam 1 Korintus 12:13. Inilah satu-satu kalinya Alkitab memberikan definisi tentang apa artinya “baptisan dengan Roh Kudus”. Di dalam ayat ini dijelaskan dengan kalimat “di dalam satu Roh kita dibaptis.”  Perhatikan bentuk kata kerja pasif ini. Jadi siapakah yang membaptis? Apakah itu berarti dibaptis oleh Roh? Maka kita kembali pada pengertian semula, yaitu Yesus Kristus memakai satu Roh yang sama untuk membaptiskan kita, bukan Roh itu yang membaptis. Jadi apa artinya Baptisan Roh Kudus?

Baptisan Roh Kudus berarti mempersatukan kita menjadi tubuh Kristus. Di dalam satu Roh kita semua telah dibaptis menjadi satu tubuh, yaitu tubuh Yesus Kristus sendiri, dan diberi minum dari satu Roh, yaitu Roh Kudus. Maka penegasannya kembali jelas, yaitu Kristus membaptis kita dengan Roh Kudus untuk masuk ke dalam satu tubuh yang kudus. Tubuh ini adalah tubuh yang esa, yang merupakan tubuh universal, yaitu tubuh yang sudah disucikan. Inilah yang dinamakan sebagai Gereja yang kudus dan am.

Jadi baptisan Roh Kudus bukan berarti Roh Kudus membaptiskan kita, tetapi Kristus membaptis kita dengan kuasa Roh Kudus. Dibaptis dengan Roh Kudus berarti Roh Kudus membersihkan kita dan menguduskan kita, sama seperti air yang melambangkannya. Roh Kudus merupakan realitas yang memberikan pengampunan dan pengudusan, sehingga di dalam air kita menyatakan pertobatan untuk diampuni dosa kita, dan di dalam baptisan Kristus dengan Roh Kudus, kita mendapatkan realitas pengudusan, pengampunan dan status sebagai orang suci dan penggabungan keduanya yaitu ke dalam tubuh Kristus.

5. Kesimpulan

Yesus Kristus, Oknum Kedua, dengan kuasa Roh Kudus, Oknum Ketiga, membersihkan Gereja-Nya yang kudus dan am, dari segala zaman, segala tempat, segala bangsa, segala bahasa, untuk menjadi tubuh-Nya, sebagai mempelai yang kudus bagi-Nya untuk bersatu dengan Dia selama-lamanya.

Jadi pengudusan orang Kristen, orang yang berada di dalam Kristus, pengudusan orang di dalam segala zaman, sehingga semua menjadi satu tubuh yang kemudian disebut sebagai Gereja yang kudus dan am, itulah yang disebut baptisan Roh Kudus.

Kesimpulan ini bukan kesimpulan manusia. Kesimpulan ini dinyatakan oleh Alkitab sendiri, di dalam tulisan rasul Paulus. Setelah enam kali menyatakan mengenai baptisan Roh Kudus, maka Paulus mengungkapkan satu kali lagi. Yang terakhir ini, untuk memberikan rangkuman kesimpulan akan semua yang sudah dinyatakan sebelumnya tentang apa itu baptisan Roh Kudus. Setelah ayat ini, istilah “baptisan Roh Kudus’ tidak pernah muncul lagi dan tidak pernah dibahas lagi di dalam Alkitab.

Untuk mengungkapkan hal ini, di dalam bahasa aslinya (bahasa Yunani), Paulus tidak memakai bentuk present (yang setara dengan present continous dalam bahasa Inggris) atau future atau imperative, tetapi memakai past participle tense, yang menunjukkan hal itu sudah lewat, sudah sempurna dan tidak terulang lagi. Itu berarti hal ini terjadi secara tunggal dan tidak terulang lagi, merupakan status baru bagi Gereja yang kudus dan am, dan inilah yang disebut sebagai baptisan Roh Kudus.

E. Baptisan Roh Kudus Bagi Kita

Jadi, jika baptisan Roh Kudus itu sudah terjadi satu kali dan tidak terulang lagi, adakah baptisan Roh Kudus untuk saya? Jawabnya: ada. Bilamana? Saat itu, yaitu pada hari Pentakosta. Tetapi bukankah saat itu saya belum lahir? Untuk mengerti ini kita perlu membandingkan dengan pemikiran “Yesus mati bagiku”. Ketika Yesus Kristus mati menebus dosa, kita belum lahir. Ketika Allah memilih kita sebelum dunia diciptakan, kita pun belum lahir. Tetapi di sini kita melihatnya sebagai keseluruhan karya Allah Tritunggal bagi hidup kita.

Ketika Allah memilih kita, kita belum dilahirkan; ketika Yesus mati menebus kita, kita pun belum dilahirkan; juga ketika Roh Kudus menguduskan dan memasukkan kita ke dalam tubuh Kristus, dan ketika melalui-Nya kita dibaptiskan untuk menjadi bagian dari Gereja yang kudus dan am, kita pun belum dilahirkan. Tetapi mengapa untuk hal yang ketiga ini kita selalu bingung? Kita bingung karena kita merasa tidak mungkin kita menerima baptisan Roh Kudus ketika kita masih belum dilahirkan. Untuk itu kita mengerti bahwa jawaban bagi kebingungan ini adalah “ya dan tidak”.

Kita menjawab “ya” untuk pengalaman baptisan Roh Kudus ketika hari Pentakosta adalah jawaban secara status, sedangkan kita menjawab “tidak” untuk pengalaman baptisan Roh Kudus di hari Pentakosta adalah jawaban secara pengalaman. Jadi secara status kita telah dibaptis dengan Roh Kudus ke dalam tubuh Kristus pada hari Pentakosta, bersama dengan semua orang suci di sepanjang segala zaman, satu kali dan tidak terulang lagi. Secara pengalaman, kita baru menyadari dan menerima itu pada suatu hari khsuus di dalam pengalaman hidup kita di mana kita dibaptis dengan Roh Kudus. Tetapi bilakah hari itu menjadi pengalaman bagi kita? Banyak orang Kristen yang mendapat, tetapi tidak merasa mendapat, sehingga ia menjadi bingung dan begitu ingin mendapatkan pengalaman ini. Mereka kira apa yang ditawarkan oleh orang-orang yang mempunyai pengajaran yang berbeda dari Alkitab itu adalah pengajaran Alkitab.

Secara status kita sudah mati bersama Kristus dan bangkit bersama Kristus. Hal ini tidak berarti bahwa kita mengalami pengalaman mati bersama Kristus, karena kita tidak hidup sezaman dengan Kristus. Hal itu juga tidak berarti bahwa kita mundur dalam sejarah, lalu dipakukan bersama Kristus di Golgota, tetapi itu berarti Roh Kudus yang menyelamatkan dan memperanakkan kita, membawa kita ke dalam kematian dan kebangkitan Kristus yang hanya terjadi pada hari itu.

Demikian pula, ketika Roh Kudus membaptiskan kita, secara status, Ia membaptiskan kita masuk ke dalam tubuh Kristus, yang adalah Gereja yang kudus dan am, di hari Pentakosta. Tetapi secara pengalaman pribadi, kita dibaptiskan oleh Roh Kudus pada waktu kita menerima Roh Kudus pada satu hari di mana pengudusan itu dilaksanakan di dalam tubuh kita dalam pengalaman kita secara pribadi.

Mengapa turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta merupakan peristiwa yang unik, yang tidak boleh terulang lagi? Dan jika peristiwa ini hanya satu kali, mengapa Alkitab mencatat empat kali Roh Kudus turun (Kisah Para Rasul 2; Kisah Para Rasul 8; Kisah Para Rasul 11 dan Kisah Para Rasul 19)? Hal ini akan di bahas lebih lanjut di bab berikutnya, dan terkait dengan pengalaman kita mengalami baptisan Roh Kudus.

Wahyu 5:8-9 dengan jelas menyatakan bahwa seluruh manusia, seluruh umat Tuhan dari segala zaman, sepanjang sejarah, segala bangsa, semua kaum pilihan yang telah ditetapkan oelh Tuhan, telah disatukan oleh Roh Kudus, yang membersihkan dan menguduskan kita. Maka inilah yang disebut sebagai kaum pilihan, disebut Gereja yang am. Gereja yang melampaui semua denominasi dan semua organisasi, seperti yang kita akui di setiap kebaktian Minggu. Gereja inilah yang dikuduskan oleh Tuhan di mana Kristus sendiri sudah mati untuk mereka, dikuduskan oleh Roh Kudus pada hari Pentakosta. Mereka menjadi orang-orang yang sudah dibaptis dengan Roh Kudus.

Sekarang kita menyadari bahwa sebelum kita ada di dalam dunia, Yesus telah mati bagi kita. Saat itu Roh Kudus telah menguduskan kita masuk ke dalam tubuh Kristus. Barulah di dalam perjalanan hidup setelah kita lahir, pada suatu saat, melalui berbagai hal, kita   mendengar Injil, baru bertobat, menerima Yesus Kristus, dikuduskan oleh Roh Kudus. Saat itulah kita menjadi umat pilihan. Sesuai dengan apa yang telah dikerjakan pada masa lalu secara status.

Baptisan Roh Kudus diungkapkan tujuh kali sampai ayat 1 Korintus 12:13 ini dan selesai sudah seluruh pembahasan tentang hal ini, maka istilah ini tidak muncul lagi di sepanjang Alkitab. Rasul Paulus menulis banyak surat yang lain, tetapi istilah ini tidak pernah ditulis dan dibahas lagi. Bahkan penulis surat yang lain juga tidak lagi membicarakan baptisan Roh Kudus.

Andaikata memang setiap Gereja memerlukan baptisan Roh Kudus, maka tentunya anjuran atau perintah ini harus dibahas di setiap surat  ke Gereja-gereja. Tetapi janji atau perintah itu sama sekali tidak ada. Maka tidaklah salah, ketika seorang penulis tafsiran dan teolog yang cukup terkenal saat ini, Leon Morris, ketika ditanya mengenai “baptisan Roh Kudus” berkata: “Saya tidak melihat hal tersebut muncul di dalam surat-surat Perjanjian Baru. Yang saya ketahui, hal itu sudah terjadi pada masa lalu dan tidak terulang lagi.”  Kalimat ini sungguh benar. Kalau banyak Gereja saat ini mengatakan bahwa baptisan Roh Kudus perlu diterima di setiap Gereja dengan tanda-tanda berbahasa lidah, saya tidak mengerti bagaimana mereka mendapatkan ajaran ini.  Mereka mengambil ayat-ayat yang kelihatannya mirip untuk mendukung pikiran mereka sendiri. Bagaimana kita dapat menerima pengajaran bahwa setiap tahun Gereja harus berdoa lagi 10 hari untuk menunggu Roh Kudus turun?

Kita perlu kembali kepada pengajaran Alkitab, kita perlu taat kepada pengajaran Alkitab yang sungguh. Berapa kalikah Roh Kudus harus turun dan turun lagi ke dalam Gereja-Nya? Dan di antara turun dan turun lagi, kapankah Roh Kudus pernah cuti dari dunia ini? Maka, Gereja sekarang ini telah memaksa Roh Kudus untuk naik turun hampir 2.000 kali. Ketika Yesus mengatakan hal itu, dikarenakan Roh Kudus belum turun. Alkitab menegaskan bahwa hanya satu kali Roh Kudus turun ke dalam Gereja-Nya, yaitu pada hari Pentakosta. Kita perlu mengerti pemahaman mengenai baptisan Roh Kudus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab.

Amin.

Sumber :
Nama buku        :  Baptisan dan Karunia Roh Kudus
Sub Judul          :  Apakah “Baptisan Roh Kudus”?
Penulis              :  Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit            :  Momentum, 2011
Halaman            :  17 – 41
 
Dicopy dari :  https://www.facebook.com/notes/sola-scriptura/apakah-baptisan-roh-kudus-artikel-pdt-dr-stephen-tong/875675942480860