Pdt. Dr. Stephen Tong (Samaria)Prinsip utama di dalam pembahasan seluruh tema Alkitab adalah: “Kebenaran lebih penting daripada segala jenis pengalaman; kebenaran lebih mutlak daripada pengalaman; dan kebenaran lebih tinggi daripada pengalaman.”  Oleh karena itu, berdasarkan prinsip di atas:

  1. Kebenaran harus memimpin pengalaman
  2. Kebenaran harus menguji pengalaman
  3. Kebenaran harus menghaklimi pengalaman.

Jikalau pengalaman kita ternyata berbeda dengan prinsip Alkitab, apakah yang harus kita perbuat? Apakah kita sedemikian mencintai pengalaman yang telah kita alami sehingga akhirnya kita mengorbankan kebenaran? Ataukah kita sedemikian menyayangi pengalaman itu; tidak mau menerima kesalahannya, kemudian mencari ayat-ayat Alkitab yang mendukung, sehingga ayat-ayat yang tidak relevan itu dipaksa untuk menyetujui pengalaman kita? Ataukah kita membenci orang yang mengkritik kesalahan kita dan menunjukkan bahwa pengalaman kita tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip Alkitab demi membela pengalaman kita?

Untuk itu kita perlu kembali kepada tiga prinsip di atas: Kebenaran harus memimpin pengalaman; Kebenaran harus menguji pengalaman; dan Kebenaran harus menghakimi pengalaman. Jika kemudian ternyata kebenaran yang lebih tinggi, lebih mutlak dan lebih benar, itu menunjukkan bahwa pengalaman itu tidak benar. Maka dengan berat hati kita harus membuang pengalaman itu, betapa pun pengalaman tersebut  menyenangkan hati kita. Jangan membanggakan pengalaman demikian.

Pengalaman-pengalaman seperti itu akan merusak iman, konsep dan pengertian Saudara tentang Alkitab dan Kebenaran di sepanjang sisa hidup Saudara. Ia juga akan merongrong pertumbuhan iman Saudara, meracuni gereja dan menggerogoti pertumbuhan iman orang lain. Pengalaman-pengalaman yang palsu, yang disamakan dengan pengalaman-pengalaman Alkitab, telah menjadi sangat populer sejak permulaan abad ini. Akibatnya, orang-orang merasa sudah menerima pengalaman-pengalaman Roh Kudus, padahal tidak sama sekali. Mereka justru mengalami pengalaman-pengalaman yang bukan dari Tuhan.

Tetapi seringkali kita merasa heran, karena gejala-gejalanya terlihat sedemikian spektakuler. Mereka jatuh, pingsan dan tidak sadarkan diri. Peristiwa seperti itu pasti bukan rekayasa mereka, bukan kemauan dan rencana mereka, dan pasti bukan kuasa manusia. Argumentasi-argumentasi ini tidak salah, tetapi sekalipun itu bukan kemauan manusia, bukan rencana manusia dan bukan kuasa manusia, semua itu tetap tidak membuktikan bahwa pengalaman itu berasal dari Roh Kudus. Semua itu hanya mengharuskan kita mempercayai adanya hal-hal yang bersifat supra-natural.

 A. Perlukah Percaya Supra-natural?

Supra-natural mulai ditolak oleh John Toland (1670-1722), Immanuel Kant (1724-1804), dan tokoh-tokoh Arus Ensiklopedia “Encyclopedic School” di Perancis, lalu menjalar ke seluruh dunia. Akibatnya, semua orang yang mengangap dirinya kaum intelektual tidak mempercayai adanya hal-hal supra-natural. Pikiran ini kemudian menjalar dan menggerogoti Kekristenan pada abad XIX melalui “Tubingen Scholl” yaitu pikiran dari Ferdinand Christian Baur (1792-1860) dan tokoh-tokoh Kritik Tinggi “Higher Critism”, juga aliran Injil Sosial “Social Gospel” dengan tokoh utamanya Walter Rauschenbusch (1861-1918). Rauschenbusch mengatakan bahwa pada zaman Tuhan Yesus, karena orang tidak mengerti psikologi, maka Tuhan Yesus menganggap sakit jiwa sebagai kerasukan setan dan menyembuhkannya dengan cara yanmg disebut “mengusir setan.”

Ketika Rauschenbusch tidak menerima kerasukan setan dan menganggapnya sebagai sakit jiwa dan menuliskan hal itu sekitar tahun 1917, maka pada tahun yang sama, seorang berdarah Perancis, yang bekerja sebagai misionaris di Cina, di propinsi Shandong, mengusir setan dari 100 orang lebih yang kerasukan setan. Gejala dan reaksinya begitu sama dengan apa yang dicatat oleh Alkitab. Ini membuktikan bahwa dunia Barat sedang tergila-gila melawan Tuhan, melawan supra-natural dan metafisika, dan setan telah menungganginya agar mereka tidak percaya kepada hal-hal supra-natural dan hal-hal metafisika, sehingga sekaligus mencuci pikirannya. Akibatnya, dunia Barat menjadi atheis, deistik, materialistis dan komunis. Pada saat yang sama, di Cina, terus menerus dicatat, bahwa orang mengalami hal supra-natural, bahkan ada orang yang mendapatkan gelar doktor dari Universitas Indonesia untuk penelitiannya mengenai hal supra-natural.

Ketika Profesor Kurt Koch mau menulis desertasi doktoratnya tentang Okultisme di Universitas Stuttgart di Jerman, team dosennya menolak dan mengatakan bahwa tema tersebut sudah tidak relevan lagi untuk dibahas dan sudah 50 tahun tidak ada orang yang membahas tema itu. Profesor Kurt Koch mengatakan, “Sekalipun telah 50 tahun orang tidak percaya ada setan di Barat, saya tetap percaya bahwa ada setan, seperti yang dikatakan oleh Alkitab.”  Ketika profesor Kurt Koch datang ke Indonesia, ia menemukan banyak sekali gejala-gejala supra-natural seperti yang dicatat oleh Alkitab. Ketika ia pergi ke Kupang, Soe, dsbnya, ia menemukan banyak gejala kerasukan setan, yang sangat menunjang penelitiannya.

Di dalam sebuah film tentang exorsisme, digambarkan suatu penghinaan terhadap pastor Katholik yang gagal mengusir setan dari seorang anak kecil, sekalipun memakai nama Yesus, bahkan akhirnya pastor itu sendiri mati tidak berdaya diserang oleh setan-setan itu. Di sini, kita melihat terjadinya perubahan kuasa supra-natural pada abad ke XX ini, menjadi suatu kekuatan yang besar untuk menyapu habis semua kebudayaan besar yang dipelopori oleh Agnostisisme Primitif “Primitive Agnosticism” dari Immanuel Kant, dan Psiko-Anbalisis dari Sigmud Freud di Austria (1856-1939) yang menganggap bahwa semua mimpi dalam Alkitab sebagai gejala kejiwaan yang tidak sehat.

Tetapi sejak tahun 1960-an dan tahun 1970-an, terjadi gejala yang dapat dikatakan sebagai kuasa ajaib di berbagai tempat penting di seluruh dunia. Akibatnya, pada ilmuwan pun mulai mundur dari kemutlakan sains yang mereka tegakkan selama ini. Kini mereka berkompromi dan menyetujui bahwa banyak hal yang benar-benar terjadi tidak dapat dijelaskan oleh ilmu, seperti: kekuatan batin yang luar biasa, sehingga batang besi dapat dibengkokkan hanya dengan dilihat saja. Mereka terpaksa menandatangani pernyataan bahwa ada kuasa supra-natural yang tidak dapat dijelaskan oleh rasio manusia, yang tidak dapat dianalisis oleh sains, dan tidak dapat dibuktikan di dalam laboratorium. Inilah titik runtuhnya kejayaan Positivisme-Logis “Logical Positivism” dan dunia intelektual . dan mulai berkembangnya arus yang dinamakan sebagai Pasca Modernisme “Post Modernism” yang melawan arus Rasionalisme danm Modernisme, dengan tokoh-tokoh seperti Habermas, Karl Popper, Pieter Burger, dsb. Mereka mengatakan bahwa memang tidak semua hal dapat dimengerti dan dijelaskan dengan rasio manusia.

B. Apakah Semua Kuasa Supra-natural dari Allah?

Dengan munculnya gerakan baru ini, maka semua bentuk horoskop, astrologi, dsbnya, segera merebak di seluruh dunia, bahkan orang-orang penting di dalam negara yang mayoritas Kristen seperti Ny. Nancy Reagan, isteri mantan presiden Amerika Serikat ke-40 juga adalah seorang astrologis. Kita melihat saat ini dunia Barat telah kehilangan arah sama sekali.

Di dalam film “Quo Vadis” yang menceritakan tentang Petrus yang melarikan diri dari kota Roma untuk menghindarkan diri dari mati syahid oleh Kaisar Nero, dipaparkan bagaimana kemudian Petrus yang sedang melarikan diri bersama seorang anak kecil melihat Yesus. Lalu Petrus bertanya kepada Yesus, “Mau ke manakah Engkau (Quo Vadis, Domine)?”  Maka Yesus menjawab melalui anak kecil yang bersama Petrus. Anak itu seperti kerasukan atau dikuasai Roh Kudus lalu menjawab, “Aku akan pergi ke Roma untuk kembali disalibkan di sana.”  Petrus kemudian begitu sedih, lalu ia kembali ke Roma dan menurut legenda ia kemudian mati disalib dengan terbalik. Film ini yang pertama kali secara masal memberikan pengaruh gagasan kepada masyarakat bahwa orang yang “dipenuhi Roh Kudus”  berbicara dengan mengaku diri sebagai Yesus. Inilah pertama kali terjadi penyelewengan pengajaran Alkitab yang sangat luar biasa dan menimbulkan gerakan gelombang kedua “Second Wave Movement” di dalam arus Pantekosta.

Gerakan Gelombang pertama “First Wave Movement” pertama kali terjadi melalui satu orang di Topica, Amerika Serikat, lalu sampai di Azusa pada tahun 1905 menjadi 5 orang dan sampai tahun 1989 menjadi 328 juta orang di seluruh dunia. Mereka percaya inilah zaman akhir, di mana Roh Kudus bekerja secara luar biasa menjalar ke seluruh dunia untuk mengabarkan kebenaran Alkitab ke seluruh dunia. Akibatnya, banyak orang di Inggris dan Eropa menanggap bahwa gerakan Pantekosta dan Kharismatik merupakan gerakan yang membawa pembaharuan dan kebangunan yang sesungguhnya di dalam gereja, karena pada abad sebelumnya terlalu sedikit dibicarakan tentang Roh Kudus.

Beredarnya film itu telah membawa pengaruh yang meluas ke seluruh dunia. Tetapi orang yang dipenuhi Roh Kudus, dibaptis Roh Kudus, atau dikuasai oleh Roh Kudus, menurut versi film itu ternyata kehilangan fungsi rasio mereka. Mereka berbicara, “Saya adalah Yesus, saya menyertai engkau dan mengutus engkau.”  Ini merupakan perlawanan terhadap Alkitab.

Di dalam seluruh Alkitab, tidak pernah ada satu orang pun, termasuk tokoh yang paling penting, berani mengaku, “Saya adalah Yesus” atau tokoh penting yang sangat diurapi dan dipenuhi Roh Kudus, seperti Yesaya atau Yeremia mengatakan, “Saya adalah Yehova” atau “Saya adalah Allah.”  Tidak pernah Petrus atau Paulus mengatakan “Saya adalah Yesus.”  Kalau mereka, yang sedemikian dipakai Tuhan dan sedemikian dipenuhi Roh Kudus saja tidak berani mengatakan demikian, siapakah orang berdosa pada abad ke XX yang berani mengatakan “Saya adalah Yesus:”?”  Kalimat-kalimat yang diucapkan sepertinya mirip dengan Alkitab, tetapi yang sebenarnya tidak benar. Tidak pernah Roh Kudus bekerja dengan cara seperti itu.

Mungkin ada orang yang membantah dengan mengatakan, “Kalau pada zaman dulu Roh Kudus tidak pernah bekerja seperti itu, bukan berarti hari ini Roh Kudus tidak boleh bekerja seperti itu.”  Kita perlu kembali kepada prinsip Alkitab yang tidak pernah berubah, yaitu bahwa hanya satu mulut dan bibir jasmaniah yang berhak mengucapkan “Akulah Yesus” yaitu mulut dan bibir Tuhan Yesus sendiri. Selain itu, tidak ada satu rasul atau orang yang sedemikian penting di dalam Alkitab yang diberi hak untuk mengucapkan kalimat itu. Maka hal seperti ini tidak pernah terjadi dan seorang rasul pun tidak pernah berani mengatakan kalimat demikian.

Kekristenan saat ini sudah demikian kacau dan simpang siur. Tanpa sadar banyak di antara Saudara yang sudah dikacaukan, tetapi mungkin Saudara justru akan menuduh saya yang menganggap diri benar lalu menganggap semua orang lain salah. Silahkan, itu hak Saudara. Tetapi saya tegaskan bahwa kritik Saudara pasti akan dihukum oleh Tuhan. Saya terpaksa harus mengungkapkan hal-hal yang tidak disadari oleh banyak orang.

Sejak 25 tahun yang lalu, saya telah melihat kekacauan yang timbul, maka saya bertekad dan berdoa di hadapan Tuhan, kiranya di tengah zaman ini ada suara yang boleh membawa orang kembali kepada Alkitab, agar Kekristenan jangan semakin kacau dan rusak oleh arus yang tidak bertanggung jawab.

Mungkin Saudara terlanjur mengikuti arus seperti ini puluhan  tahun, atau mungkin Saudara terlanjur memberikan uang puluhan juta untuk menunjang kegiatan-kegiatan seperti ini. Hari ini saya minta Saudara mempertimbangkan baik-baik semua pembahasan di bawah ini, lalu berdoalah dengan sungguh, agar Roh Kudus memimpin Saudara untuk mengerti bagaimana menjadi orang Kristen yang bertangguing jawab.

Maka sekarang jelaslah bahwa gejala-gejala yang dipaparkan di atas, seperti kejang-kejang, bergulung-gulung selama berjam-jam, atau tertawa terbahak-bahak selama berjam-jam, atau kehilangan kesadaran sama sekali, atau jatuh telentang karena ditumpangi tangan, atau gejala aneh lainnya, memang bukan dari orang itu, tetapi muncul dari suatu kekuatan supra-natuiral seperti yang telah dibahas di atas.

Kuasa supra-natural yang ada dan terjadi secara konkrit, tidak boleh langsung dikaitkan dengan kuasa Allah atau kuasa Roh Kudus. Mungkin kita heran, karena mereka memakai nama “Yesus” ketika melakukan itu. Bukankah itu berarti merupakan pekerjaan Tuhan Yesus yang mau menyatakan kuasa-Nya, sehingga orang yang tadinya tidak percaya kepada Yesus dan belum menerima Roh Kudus, sekarang menerima Roh Kudus?  Kesimpulan seperti ini hanya membuktikan bahwa orang-orang seperti itu: (1) tidak bertanggung jawab secara kebenaran; (2) terlalu dangkal di dalam mengerti sesuatu hal; (3) tidak berlogika kuat; dan (4) tidak mau taat kepada prinsip Alkitab. Semua hal supra-natural yang memakai nama Tuhan Yesus tidak menjamin itu berasal dari Tuhan dan tidak harus ada kuasa Tuhan yang bekerja di belakangnya.

Alkitab mengatakan, Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.  Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”  (Matius 7:21-23)

Alkitab dengan jelas tidak mengizinkan kita mengkaitkan langsung pengusiran setan, perkataan nubuat dan tindakan mujizat demi nama Yesus dengan pekerjaan Roh Kudus dan persetujuan Yesus Kristus. Alkitab justru mengatakan bahwa Yesus tidak pernah mengenal mereka itu. Kalau Saudara masih mau mempelajari dan taat kepada Firman Tuhan, maka Alkitab telah jelas membukakan hal ini kepada kita.

Orang-orang yang berani mengaitkan langsung gejala supra-natural dengan pekerjaan Roh Kudus adalah orang yang teledor. Mungkin mereka memegang Alkitab di tangan, tetapi mereka tidak mengerti prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Alkitab. Kita perlu mengerti bukan hanya detail Alkitab saja, tetapi kita perlu mengerti seluruh prinsip global yang diajarkan oleh Alkitab. Kita perlu mengerti apa yang diajarkan Alkitab sebagai prinsip yang tidak berubah di sepanjang zaman.

C. Dunia Supra-natural

Kalau begitu, apakah dunia supra-natural itu? Dunia supra-natural adalah dunia roh. Dunia ini memiliki kekuatan di mana ada interaksi antara satu roh dengan roh yang lain. Interaksi dunia roh ini seringkali tidak dapat dimengerti oleh rasio atau logika biasa. Terkadang roh Saudara mencintai roh orang lain, sehingga Saudara mau menikah dengannya. Hal ini sering tidak dapat dijelaskan oleh logika. Pekerjaan dunia roh begitu luas dan ajaib, sehingga memungkinkan setan memalsukan pekerjaan Tuhan.

Setan dapat memalsukan pekerjaan Tuhan. Akibatnya, setan dapat menipu orang Kristen. Tuhan Yesus menegaskan bahwa jikalau setan diberi kesempatan, kaum kudus pun akan ditipu olehnya. Ini berarti di dalam gereja ada yang dapat ditipu, tetapi ada juga yang tidak dapat ditipu. Itu sebab, jangan kita menganggap bahwa semua orang Kristen kuat. Ada kaum pilihan yang betul-betul mempelajari dan mengerti kebenaran Tuhan, lalu memegang prinsip Alkitab dengan sungguh-sungguh, maka mereka akan kuat. Tetapi ada juga kaum pilihan yang karena merasa dirinya kaum pilihan, lalu hidup semaunya dan sembarangan di gereja.

Kita perlu waspada akan adanya kaum yang bukan pilihan sedang ‘indekos’ di dalam gereja! Seperti juga kita perlu menyadari akan banyaknya kaum pilihan yang masih ‘indekos’ di tempat lain. Saya percaya banyak anak-anak Tuhan yang saat ini masih menganut Komunisme atau Atheisme atau paham yang lain. Tetapi suatu saat mereka akan dinyatakan sebagai kaum pilihan. Tetapi sebaliknya, saya juga percaya bahwa banyak orang yang bukan pilihan Tuhan, sekarang ini sedang ‘indekos’ di dalam gereja, menantikan waktu mereka dinyatakan bahwa mereka bukan umat Tuhan. Suatu hari Tuhan akan membukakan hal itu secara jelas dan terus terang, bahwa mereka adalah “pembuat kejahatan” dan Tuhan tidak pernah satu kali pun mengenal mereka. Firman Tuhan ini sedemikian tajam dan sedemikian dalam. Seringkali kita tidak peka dan tidak berhati-hati, lalu langsung mengambil keputusan terlalu cepat ketika melihat berbagai gejala yang kelihatan sedemikian hebat.

Saya sadar ketika saya membukakan prinsip Alkitab yang ketat seperti ini, sedikit sekali orang sadar dan mengerti ayat-ayat ini. Maka saya sedang mengambil resiko untuk dibenci oleh seluruh zaman saya. Tetapi saya berjanji di hadapan Tuhan untuk tidak berkompromi dan tetap akan menyatakan kebenaran yang tidak mengikuti arus yang ada. Banyak orang yang hanya mengikuti arus saja. Di dalam sungai ada banyak ikan yang berenang ke kiri, ke kanan, ke depan, kebelakang. Tetapi ada satu jenis ikan yang akan terus mengikuti arus sungai itu. Itu adalah ikan mati! Saya tidak akan mau mengikuti arus. Kita perlu mempersiapkan orang Kristen untuk tidak mengikuti arus dengan sembarangan.

Saat ini, di Jakarta ada kebaktian-kebaktian yang lebih ganas dari Toronto Blessing yang terjadi di Toronto. “Toronto Blessing” adalah satu gejala supra-natural non-Allah, di mana dalam kebaktian-kebaktian seperti itu, yang dimulai di Toronto, orang tiba-tiba tertawa terbahak-bahak tidak dapat menguasai diri selama beberapa jam. Mereka menganggap itu adalah lawatan Roh Kudus. Ada anak yang berumur 7-8 tahun, tertawa terkikik-kikik. Saya tegaskan bahwa itu adalah kuasa setan! Itu sama sekali bukan kuasa Tuhan!

D. Kuasa Supra-natural dan Kegiatan Kristiani

Kini kita perlu mempelajari, mengapa setelah mereka menerima kuasa supra-natural demikian, mereka merasa damai, lalu mereka dapat sedemikian giat melayani Tuhan. Bukankah damai yang demikian, kerinduan mereka mau ke gereja, dan suka mengabarkan Injil, membuktikan bahwa itu adalah pekerjaan Tuhan? Hal ini perlu kita pelajari lebih lanjut.

Ketika mereka bergiat memberitakan Injil, betulkah Injil yang mereka beritakan? Ketika mereka suka ke gereja, betulkah mereka ke gereja karena mereka sungguh-sungguh mau takut akan Tuhan dan mempelajari firman Tuhan dengan serius? Betulkah perasaan damai yang mereka rasakan merupakan damai yang hanya ada di dalam Kekristenan? Banyak orang yang terjerat dengan gejala dan dampak yang sepertinya menunjukkan ciri lahiriah Kekristenan, tanpa meneliti kebenarannya.

Setelah membaca buku ini (atau mendengar seminar ini), apakah mereka yang merasa damai, masih dapat mendengar dengan penuh damai sejahtera? Kalau damai sejahtera itu hilang, berarti sesuatu yang salah sedang terjadi pada orang itu. Damai itu tidak benar.

Mereka yang terlihat begitu giat mengabarkan Injil juga perlu diperhatikan. Khotbah-khotbah yang disampaikan oleh Kenneth Hagin atau Benny Hinn sebenarnya bukan Injil. Khotbah-khotbah itu mirip Injil, tetapi bukan Injil. Mereka harus bertanggung jawab di hadapan Tuhan. Mereka mengajarkan bahwa ketika Yesus memikul dosa kita, Ia mempunyai sifat setan. Ajaran seperti ini kelihatannya merupakan ajaran yang sehat. Kelihatannya mereka giat dan tertarik pada hal-hal rohani, tetapi ketika diuji, mereka telah melanggar prinsip-prinsip Alkitab yang paling dasar atau mereka tidak menyentuh sama sekali prinsip-prinsip itu. Mereka hanya membicarakan kulit permukaan dan mencari kenikmatan di dalam Kekristenan.

Orang-orang seperti itu hanya mau menyanyikan  lagu-lagu yang enak bagi emosi mereka , dan tidak mau kembali kepada lagu pujian  yang agung yang telah diinspirasikan oleh Roh Kudus di sepanjang zaman.

Saya harap Saudara tidak menyalah-tafsirkan konsep ini. Saya bukan mengatakan di zaman ini tidak boleh ada lagu baru atau adanya versi lagu Kristen yang berbeda; tetapi saya menegaskan bahwa ada musik-musik yang jauh lebih baik dan lebih agung dari yang sekarang ada di antara seluruh sejarah musik, yang telah diserahkan kepada Tuhan. Saya sendiri masih menggubah musik. Boleh saja orang menggubah musik, tetapi semua musik yang diberikan bagi Tuhan, harus yang terbaik. Musik yang terbaik, teologi dan doktrin yang baik dan benar, motivasi yang baik dan benar, harus diserahkan kepada Tuhan. Tetapi semua musik yang sedang menyenangkan kedagingan bukan pujian bagi Tuhan, tetapi memperalat musik gerejawi untuk mencari kenikmatan diri. Ini bahaya yang sangat luar biasa!

Saya melihat gejala ini sampai ke dalam esensi dan tulang sumsumnya, sehingga saya pun berusaha melihat hal-hal yang mungkin mau memperalat Kekristenan untuk kepentingan dan kenikmatan kedagingan manusia. Banyak orang Kristen diajak menyanyikan lagu-lagu baru yang mutunya rendah, lalu semua lagu dengan mutu yang tinggi disepanjang sejarah Kekristenan “digudangkan.”  Akibatnya muncul kebudayaan baru dalam kekristenan yang tidak lagi mengenal lagu-lagu agung yang pernah dicipta bagi Tuhan di sepanjang zaman untuk dinyanyikan dalam gereja. Mereka yang telah terkena kebudayaan baru ini sulit untuk kembali lagi kepada hal-hal yang agung tersebut.

Alkitab meminta kita untuk memuji Tuhan dan mengagungkan Tuhan bersama-sama dengan semua orang kudus di sepanjang zaman (Mazmur 100). Kebudayaan baru ini hanya mau yang sekarang ini saja, lalu menolak dan menggeser semua yang ada di sepanjang sejarah. Hal seperti ini perlu dipikirkan secara lebih mendalam lagi.

Berapa banyak orang di abad XX ini yang masih dapat menggubah lagu lebih agung dari lagu “Doxologi” atau “Suci, Suci, Suci”?  Lagu “Doxologi” berusia lebih dari 700 tahun dan tidak tergeser, karena memang sedemikian agung. Tetapi sekarang ada gerakan supra-natural yang mau menggeser dan membuang semua warisan agung Kekristenan untuk diganti dengan hal-hal yang bermutu rendah bagi Tuhan. Mereka kelihatan giat, tetapi untuk apakah semua kegiatan mereka? Seringkali semua orang yang mengikuti arus seperti ini tidak pernah bertanya secara kritis akan apa yang sedang terjadi. Akibatnya, arus-arus ini menjadi suatu banjir yang sulit diatasi dan merusak banyak hal.

Amin.

Sumber :
Nama buku        :  Baptisan dan Karunia Roh Kudus
Sub Judul          :  Keberadaan Kuasa Supra-natural
Penulis              :  Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit            :  Momentum, 2011
Halaman            :  3 – 16

Sumber : https://www.facebook.com/notes/sola-scriptura/keberadaan-kuasa-supra-natural-artikel-pdt-dr-stephen-tong/875491685832619