GRIIBerapa uang dihabiskan untuk kembang api tahun baru di seluruh Indonesia? Ada lebih dari 1 Triliun. Jalan macet, semua orang mau lihat keramaian. Milyaran uang sudah habis dibakar. Kita bersyukur bisa dibawa ke tahun yang baru, karena beberapa orang sudah meninggal dunia, tidak dapat melalui tahun ini.  Ada sekeluarga yang hendak merayakan keberhasilan seorang anak dapat beasiswa di Singapura, tapi meninggal dalam kecelakaan pesawat. Kasihan sekali.  Hidup kita hanya sementara, seperti bunga/rumput. Bunga layu, rumput kering, sehari berkembang, esok sudah dilempar, dibuang dalam api. Kata Yakobus: hidup kita seperti asap, sebentar hilang.

Yang mati, kasihan atau tidaknya tergantung habis mati dia kemana. Billy Graham ketika diundang ke Washington DC, untuk berpidato di aula bundar di kongres. Billy Graham, berkata: “what do you see in this hall?” Pertanyaan itu disampaikan pada orang kongres, senator, dan orang-orang penting. Di dalam Aula gedung kongres Amerika terpajang pigura lukisan presiden – presiden Amerika.

Lalu Billy Graham bertanya lagi: “you see this great man? What is their common?” Dalam menyimak pertanyaan orang penting, tak bisa sembarangan menjawab. Billy Graham menjawab “They have one thing in common. They are death, Washington, Lincoln, dst.” Lalu Billy Graham bertanya lagi “where are you going in eternity?” Lalu ia mulai memberitakan injil dalam kongres di negara terpenting dan berkuasa di dunia.

Kita suatu hari akan mati. Tuhan telah memberikan kekekalan dalam hati kita, kematian tidak bisa memberhentikan keberadaan kita. Maka, setelah kita mati, kita hidup dimana?

2000 tahun lalu, nabi Mika berkata “prepare to meet your God.”  Waktu engkau menghadapi Tuhan, apakah hatimu tenteram? Apakah jiwamu sentosa? Bagaimana engkau menghadapi Tuhan?  Di 2015 ini biar kita mengintrospeksi diri dengan serius.

Nats:
1 Raja-raja 19:2-9
2 Tawarikh 32:27-31

Nats ini berisi tentang tekad dari dua orang yang melayani Tuhan. Yaitu raja Hizkia, dan nabi Elia.

Hizkia adalah raja yang sangat baik dari kerajaan Yehuda. Ia melakukan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan, kaya, menyisakan banyak harta. Allah beserta dan memberkati Hizkia dari serangan musuhnya. Ketika musuh yang kuat mengancam dengan memberinya surat untuk menyerah, Hizkia sadar dengan kekuatannya sendiri ia tak akan kuat. Lalu Hizkia masuk bait Allah, berlutut membawa surat tersebut pada Tuhan. Allah mendengarkan doanya, ada 185 ribu tentara musuh mengepung Yerusalem. Dalam ancaman bahaya, Hizkia berdoa dan Allah mendengar, mengirim malaikat dan membunuh tentara yang mengepung itu. Demikian Tuhan memberkati.

Dalam sejarah Israel ada hal seperti ini. Allah mengijinkan musuh melihat kebersertaan Tuhan. Seringkali kita tak melihat Allah sedang melakukan hal ajaib bagi kita. Saya percaya jika kita ke surga, kita akan melihat krisis-krisis hidup dimana Tuhan menolong. Sering kita melihat pertolongan Tuhan sebagai kemampuan dan jasa bukan dari pertolongan Tuhan.

Paulus berkata: “kita ada sekarang karena anugrah Tuhan semata”. Tanpa anugrah itu kita akan jadi kasihan. Maka senantiasa kita memuliakan Tuhan, Tuhan yang kita tidak lihat memelihara kita. Paulus dalam surat Filipi berkata: “damai sejahtera Allah melampaui apa yang kita pikirkan.”

Hizkia ketika sakit keras, Allah menyelamatkan dia. Elia hidup sezaman dengan Hizkia. Setelah Hizkia sembuh, ia melakukan kesalahan yang sangat besar, ketika raja Babylon mengutus orang, ia buka gudangnya memperlihatkan segala harta yang dimilikinya. Dalam gudang ada perkakas, senjata, emas perak. Utusan ini kembali, lalu Allah utus Yesaya.

Yesaya bertanya pada Hizkia, bagaimana engkau memperlakukan utusan musuh? Hizkia jawab telah memperlihatkan isi kekayaannya. Yesaya menjawab: demikian Allah berkata, Allah akan mengirim mereka datang mengalahkan Yerusalem, mengambil harta dan menawan, mengebiri anak keturunanmu.

Mengapa? Karena secara jelas gudang itu diperlihatkan kemuliaan kekayaan kerajaan. Saya tak mengerti mengapa Hizkia memperlihatkan isi gudang itu, mungkin sekali ia mau memperlihatkan ia kaya dan kuat. Bukan Hizkia sendiri yang mengumpulkan harta itu , tapi nenek moyangnya. Daud tangan berlumur darah, salomo membangun bait allah.

Salomo bangun rumah sendiri selama tiga belas tahun, tapi membangun bait Allah hanya tujuh tahun. Uang untuk diri sendiri rela, tapi untuk Tuhan tidak rela. Apakah diri Salomo lebih penting dari Tuhan? Alkitab tidak menghakimi, hanya mencatat dua angka tahun pendirian rumah Salomo dan bait Allah yang berbeda.

Salomo lah yang mengumpulkan harta ini. Ketika semua kerajaan datang menyembah kerajaan Yehuda, ratu Bersyeba datang juga. Waktu itu kerajaan Yehuda kaya, dan diturunkan ke anak cucunya. Kualifikasi mewarisi kekayaan itu dimiliki karena mereka punya nenek moyang yang agung. Harta tersebut bukan kemuliaan Hizkia tapi nenek moyangnya.

Mungkin Hizkia mau tunjukkan kemuliaan dia, tapi tak disangka ini membangkitkan kemarahan Allah. Dalam Alkitab, ketika Musa menghitung jumlah Israel Allah tidak marah, ketika Daud hitung tentara Israel, Allah marah mengapa berbeda?

Dalam etika ada etika motivasi. Mengapa hal yang sama, dilakukan oleh orang-orang yang berbeda, dipandang salah oleh Tuhan? Mengapa Allah beda memperlakukan Daud dan Musa? Allah tidak memurkai Musa, karena Allah menggerakkan Musa untuk menghitung agar bangsa Israel bisa menghadapi bangsa luar. Namun ketika Daud menghitung tentaranya, ia ingin menghitung jasa sendiri, ia mau merebut kemuliaan Allah. Ketika kemuliaan Allah direbut, Allah sendiri akan menghadapi diri orang itu.

Allah melihat motivasi manusia. Ia pasti tak akan memberi kemuliaan pada dewa-dewa palsu. Daud salah, lalu Allah memberi 3 hukuman. Ketika Hizkia memperlihatkan barangnya pada musuh, Allah murka hebat. Yesaya yang di depan Hizkia berkata: kalau engkau sudah perlihatkan barang, musuh akan mengalahkan engkau dan tak sisakan barang apa pun. Hal ini terjadi pada keturunan Hizkia yang ke-7. Babylon menawan Daniel, orang-orang pintar. Harta di gudang juga. Ketika Yesaya berkata pada Hizkia, bisa bayangkan keturunan raja dibawa pada orang kafir dan dikebiri? Ini adalah hal yang sangat mempermalukan.

Namun, Hizkia menjawab dengan kalimat yang menurut saya paling rendah: “hal yang setelah saya meninggal baru terjadi, bukankah ini baik adanya?” Hati saya susah mendengar kata ini sejak muda. Saya berpikir apakah dalam dunia ada hal seperti ini? Ini adalah orang rendah, tidak bernilai, hanya memikirkan diri sendiri. Lalu saya pikirkan diri sendiri, saya hidup di dunia hanya beberapa puluh tahun. Saya hidup di generasi dimana ada puluhan juta orang, lalu saya pikirkan apa kontribusi saya pada mereka? Ini baru merupakan tujuan hidup saya. Apakah kontribusi saya hanya beberapa tahun atau bisa bertahan berapa lama?

Satu hal saya dapat, seberapa rendah, miskin, minoritasnya engkau, engkau harus berpikir utk hidup berpengaruh pada seluruh umat manusia. Jika dalam beberapa tahun engkau hidup dan bisa kontribusi menolong orang lain, seberapa minoritasnya saudara, saudara akan luput dari keminoritasan saudara. Lalu muncul satu konsep, kita hidup untuk seluruh umat manusia. Kita hidup untuk Tuhan , tapi Tuhan menaruh saudara dalam tempat, negara mana. Pemikiran ini terlalu besar dan luas.

Banyak orang pikir hidup untuk diri sendiri bahkan tidak pikirkan anak keturunan mereka. Dunia banyak orang rendahan.  Syukur kepada Tuhan, pada 25 Oktober lalu, kita MOU dengan Belanda. Saya tidak mengerti, universitas kedua terhormat di Belanda mengapa datang? Mereka telah melihat pentingnya kita. Rektor, dekan, ketua yayasan datang. Dua minggu lalu universitas lain dari Belanda juga datang. Ketika kita mau siapkan penginapan, Kedubes Belanda tegaskan mereka tak perlu disediakan akomodasi oleh kita, karena mereka akan mengurusnya sendiri. Ketika Belanda kedua kali datang, senator mereka datang, Benjamin intan pun menghubungi pemerintah dan juga mengundang gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) datang.

Ahok memberi sambutan dan mengatakan bahwa ia mendapat pengaruh Pdt.Dr Stephen Tong. Saya lalu SMS Ahok, “sebagai minoritas berjuanglah untuk bahagia mayoritas, semoga Tuhan memberi keberanian, seperti dalam Ibrani 10:35. Ahok seorang Kristen dan reformed. Jokowi sangat menghormati dia, Kristen minoritas ini sebagai gubernur. Saya berkata minoritas harus berjuang bagi mayoritas maka engkau langsung akan luput dari bencana sebagai minoritas.

Orang Kristen merasa sebagai minoritas menderita. Namun kondisi ini memberi hal yang baik. Dalam sejarah, kepekaan minoritas terhadap moralitas makin tinggi. Tapi ketika Kristen jadi mayoritas sering kita tertidur. Yesus berkata: “hai engkau kelompok yang kecil jangan takut.”

Mengapa Hizkia disebut rendahan? Ia tak mementingkan kerajaan Allah. Hanya pentingkan diri sendiri. Orang yang begitu egois. Hanya cari aman, nikmat sendiri. Suatu hari dalam Alkitab saya temukan orang lain: Elia. Elia nabi yang berani, ia nabi api, berkekuatan, pasti tidak kompromi, besar iman. Alkitab katakan: Elia berkata pada raja Ahab, “aku bersumpah demi Tuhan jika aku tak berdoa, tidak akan diturunkan hujan.” Apakah Allah seolah diatur oleh Elia? Bagaimana manusia punya berani seperti ini? Kalimat ini merupakan gerakan Allah.

Tahukah saudara jika setahun tidak hujan mungkin separuh manusia dunia akan mati. Tapi di jaman elia dalam 3,5 tahun hujan tidak turun. Mungkin waktu itu Israel akan jadi tertawaan orang kafir.

Pada saat Mendelssohn menggubah bagian ini, dia melampaui barok dan klasikal. Dia yang pertama menggubah musik sakral dengan romantis. Seselesai itu ada kata help dan 2 solois berduet. Melodi dalam gubahan musik itu merupakan melodi yang paling indah. Allah mau raja Ahab mengakui dosanya, seorang raja harus membawa umatnya menyembah Allah. Tapi Ahab membawa umatnya pada Baal. Sama seperti pemimpin karismatik, memimpin umatnya menyembah harta, tak ada pertobatan, mereka berjalan di dalam jalan yang menuju kebinasaan! Dengan kemakmuran & kesuksesan mereka menggantikan Tuhan.

Elia berkata pada nabi Baal: “jika Allah adalah Allah yang sejati, sembahlah DIA . Jika Baal maka sembahlah Baal” . Elia mewakili Tuhan, seorang diri melawan 400 nabi baal dan 450 nabi asitoret.

Hari ini orang bilang pak Tong kejam dan kritik gereja. Saya bukan mengkritik umat allah, karena mereka harus dikasihi, yg saya kritik adalah nabi, pengajaran, palsu. Dalam duel Elia dan nabi palsu, Elia dengan nakal berkata, “lebih keras berdoa mungkin Tuhanmu sedang tidur”.

Setelah waktu tiba, maka Elia berkata: “datanglah semua umat Tuhan, datang. Oh Tuhan Abraham Ishak Yakub, biarlah mereka tahu Engkaulah Allah dan akulah hambaMu” . Mengapa dua kalimat ini penting? Semua orang percaya Tuhan, tetapi siapakah nabi Tuhan? Sejak saya berusia 21 tahun saya mendengar orang berkotbah : Elia tak harus sebut tentang “biar Israel mengetahui bahwa aku adalah hambaMu”, tapi biar tahu Engkaulah Allah saja sudah cukup. Kita menganggap kita semua tahu Tuhan, tapi kita harus tahu siapa yang mewakili kebenaran sejati, siapa yang diutus oleh Allah sendiri.

Pada permulaan GRII , Gereja dengan embel-embel “Reform” sudah ada tapi semua iman mereka sudah luntur. Saya tanya apakah Katolik mewakili Alkitab? Apakah Karismatik mewakili injil? Apakah Presbyterian? Kaum Injili? Pantekosta? Saya harus membangun satu gereja dengan teologi Calvinistik sangat kuat. Gereja kita dengan gereja peninggalan Belanda lain berbeda. Di sisi lain Belanda menjajah Indonesia juga membangun gereja. Kita tak serupiah minta dari luar negeri. Saya ingin katakan kepada gereja di Indonesia : Allah kita adalah Allah yang hidup, kita mewakili Dia.

Elia berkata: “ya Tuhan, engkau beritahu bahwa Engkaulah Tuhan, engkau juga beritahu bahwa aku hambaMu” .  Mezbah Elia telah dibasahi 4 kali dengan air. Dan seluruh selokan diberi air, di masa yg kering dan air mahal. Selesai berdoa baru kayu terbakar habis. Lalu Elia berkata Yehova adalah Tuhan. Kapankah umat Karismatik menyadari mereka menyembah harta itu salah?

Tantangan GRII besar. Kesulitan kita lebih besar dibandingkan Calvin dan Luther. Jaman itu musuh mereka hanya Katolik. Kita ada secularism, pluralism, komunisme, postmodernisme, dan seterusnya. Kekuatan yang kita perlukan sangat besar. Kita tak boleh tidur.

Saya sebagai teladan kalian, 300 kali naik pesawat dalam setahun. Sakit tidak sakit terus berkotbah. Masa depan kekristenan ada di kita. Saya tak ingin di tengah-tengah kita ada orang yang seperti Hizkia. Elia mempunyai tekad hidup yang melampaui orang lain. Elia memerintahkan nabi Baal ditangkap dan dibunuh. Darah mengalir, penuh jasad nabi palsu Baal. Elia pun menanti datang hujan, manusia mendapatkan kebangunan, seluruh orang Israel yang binasa hanya Ahab, tapi oleh satu orang seluruh Israel dibangunkan.

Kecuali engkau sendiri takut, jika sungguh-sungguh bersandar pada Tuhan, engkau tidak mempunyai musuh. Tapi saya heran, di Israel ada dua dewa palsu, dengan perbendaharaan negara ditopang mereka. Dalam 7 kota saya berkotbah mengapa gereja tanpa ijin ditutup? Mengapa mesjid yang tanpa ijin dibangun? Pemerintah memberi dana untuk membangun mesjid tapi mengapa bukan membangun gereja? Yesus datang bukan untuk membawa damai tapi pedang.

Tahun lalu kotbah saya adalah Raja Damai, tapi isi kotbah saya adalah Yesus membawa peperangan. Jika Yesus tak datang ke dalam dunia, tak ada gereja dibakar,atau anak-anak yang dibunuh. Banyak orang Kristen terlelap dalam lagu malam kudus dan memiliki perdamaian palsu. Ketika terlelap terjadi dosa. Tuhan inginkan perdamaian yang didapat setelah berperang dengan dosa. Setelah Yesus berkata kalimat ini, orang Yahudi mau menyerang Yesus. Yesus berperang dengan dosa dan kuasa maut, dan baru sungguh mengatakan damai sejahtera bagimu. Damai sejati adalah ini: Ketika 5 orang dalam sekeluarga islam ada seorang yang beriman pada Yesus maka tidak ada lagi perdamaian seperti yang dipelihara sebelumnya.

Ketika Elia membunuh 400 nabi palsu, tapi Elia tidak membunuh 450 nabi Asitoret. Orang besar, selain mempunyai pelayanan besar dan juga mempunyai kelemahan besar. Nabi Baal dipelihara Ahab, nabi Asitoret dipelihara Isebel, istri Ahab. Seluruh Israel yang berkuasa Isebel, istri Ahab. Ahab bisa tunduk, tapi Isebel tidak.  Isebel berkata : “aku bersumpah, besok pasti akan kucabut nyawa Elia”. Isebel berkata “besok” karena ia tak berani membunuh. Rupanya saat elia takut, isebel juga takut elia. Ketika saudara takut, mungkin juga musuh saudara takut. Nabi Asytoret ini dibekingi ratu, tapi Isebel sadar kekuatan kuasa Allah terlalu besar. Jika kedua kali membunuh lagi nabi saya, maka agama saya akan ditemukan palsu.

Hamba Tuhan yang besar masih mempunyai kelemahan, ketika utusan sampai pada Elia: Isebel mau membunuh engkau dalam 24 jam. Mengapa 24 jam, ini adalah hal yang palsu. Secara psikologis saudara dapat melihat. Banyak orang dengan wibawa dapat mengancam lawannya. Elia takut dan berlari. Sampai ke bawah pohon. Lalu berdoa: Tuhan, biarkan aku mati. Saya bertanya: seumur hidup pernahkah anda berdoa minta mati? Jangan takut, Elia pun minta mati. Petrus pun takut setan. Apa yang kita takut, mereka juga.

Kalimat Elia berikutnya : “ambillah nyawaku, karena Aku tidak lebih baik dari nenek moyangku.” Saya terkejut ada perkataan seperti ini. Saya renungkan 50 tahun. Saat saya berusia 20 tahun renungkan ayat ini begitu yakin. Tuhan teguhkan saya, karena saya tak lebih dari Billy Graham, John Sung. Kemudian saya baru dapat jawaban, orang seperti ini baru bisa membangun gereja. Elia telah melakukan hal yang begitu besar, namun masih merasa Abraham, Ishak, Musa lebih agung dari dia.

Di Alkitab ada dua : Tuhan Yesus dan Elia. Yesus berkata Yudas lebih baik tak dilahirkan di dunia ini, Yudas tak mempertahankan iman. Sementara Elia berkata biar ia mati. Saya sudah lebih tua 3,5 tahun dari Konghucu 13 tahun lebih tua dari Muhammad, saya telah lampaui usia John Calvin, John Sung. Seorang yang sudah berusia 75 tahun,apa yg saya doakan? Saya harapkan rekan-rekan saya lampaui keberhasilan saya, saya harap mereka punya tekad yang agung utk melampaui saya. Bersyukur pada Tuhan.

Gereja Indonesia punya sejarah 500an tahun. Kita punya gereja terbesar pertama yang mempunyai ijin. Apakah ini cukup? Aula Simfonia Jakarta dengan akustik yang baik, apa artinya semua ini? Karena dari rencana Allah yang besar ini, kita baru lakukan sesuatu. Dekan Vrije Universiteit ketika melihat museum katakan, Kuyper sebutkan cultural mandate tapi engkau melakukannya. Engkau lebih melampaui Kuyper. Namun saya tidak setuju perkataan ini.

Di hadapan Tuhan, apa yang kita lakukan begitu kecil. Saya berkata: “adakah anak muda yg mau melampaui Stephen Tong. Jika tidak pernah melampaui, itu berarti gereja merosot.”  Sepuluh tahun lagi saya mati, 20 tahun lagi mungkin Pdt Lim Kok Han, 30 tahun lagi Pdt Benjamin Intan.

Pikirkan, masa depan gereja berkaitan dengan dua macam orang:

  1. Hizkia, yang tak peduli generasi berikutnya musnah atau tidak yang penting, terjadi sesudah saya mati
  2. Elia yang berharap melampaui nenek moyangnya.

Biarlah ini, isi hati ini. Di hadapan Tuhan, kita doa dengan baik mau jadi orang Kristen yang seperti apakah. Mari kita berdoa.

 

Share Catatan Kotbah Pdt Dr Stephen Tong – Kebaktian Tahun Baru – Kamis, 1 Januari 2015 yang di copy dari alamat :https://www.facebook.com/notes/10153546428863677/ (https://www.facebook.com/pages/Komunitas-Sharing-Diskusi-Ringkasan-Kotbah-Mimbar-GRII/325536720953095?fref=nf)