PengharapanSaudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” (1 Yohanes 3 : 2-6)

Sampel produk yang benar-benar jujur adalah menyatakan kejujuran. Kalau kita pesan suatu barang, lalu kita melihat sampelnya begitu indah, kita langsung pesan berpuluh-puluh ribu barang supaya dikirim dan kita bayar invoice, uang itu dibayar. Akhirnya kita melihat sampel itu begitu bagus sehingga kita tertarik, tetapi ketika produk yang sebenarnya dikirim ternyata berbeda kualitasnya, nah itu adalah kecurangan dalam perdagangan. Kita sekarang mau melihat, Tuhan Allah mengirim sampel, dan sampel itu adalah Yesus Kristus yang mutlak suci adanya.

Tuhan Allah pernah menciptakan manusia menurut peta dan teladan Allah. Dia kirim Kristus untuk menjadi sesuatu sampel yang asli supaya kita boleh belajar seperti Dia, menjadi orang yang mirip dengan Tuhan. Bedanya dari contoh di atas adalah kalau produsennya jujur, sampel itu diambil dari materi dan produksi yang sama sehingga tidak ada beda kualitas. Tetapi Kristus sebagai sampel dan kita mengikut teladan-Nya, berbeda kualitas, karena Dia adalah Allah, kita adalah ciptaan. Itu sebab kita harus mirip dengan Dia. Makin mirip dengan Tuhan, makin memuaskan hati Tuhan.

Kita kalau sudah mengenal Tuhan Yesus, pengenalan itu tidak berhenti di dalam logika. Pengenalan itu tidak berhenti di dalam rasio yang hanya mempunyai pengertian kognitif. Kata “Pengenalan” itu selalu dalam bahasa Ibrani adalah suatu pengenalan melalui semacam relasi subyektif, sehingga diantara pribadi dengan pribadi bersekutu seintim mungkin. Seperti engkau mengenal seorang anak perempuan, engkau mengenal dia, engkau minta fotonya, engkau setiap hari lihat dia, engkau membayangkan dia, engkau bilang “aku sudah kenal dia”? Orang Ibrani bilang belum. Engkau mengenal dia saat engkau menikah dengan dia, engkau bersetubuh dengan dia, saat itu engkau mengatakan “aku telah mengenal dia.” Pengenalan itu menuntut suatu relasi pribadi. Pengenalan itu menuntut sesuatu keintiman yang tidak ada yang menghalangi di tengah. Pengertian itu sudah melebihi daripada pengertian logika, kognitif, dan rasionil. Itu adalah pengertian pengenalan secara hubungan langsung pribadi dengan pribadi.

Saudara-saudaraku sekalian, demikianlah orang yang mengenal Tuhan. Mari kita mengenal Tuhan dengan suatu hubungan “Aku dan Tuhan”, Engkau milikku, aku milik-Mu, dan aku mengerti isi hati-Mu. Aku bahkan mau menjalankan kehendak-Mu. Pengenalan terhadap Tuhan semacam demikian menuntut kita langkah demi langkah masuk ke dalam rahasia yang ditetapkan oleh Tuhan dari kekal sampai kekal. Ini hanya mungkin dicapai oleh manusia, tidak mungkin dicapai oleh makhluk yang lain karena manusia dicipta oleh Tuhan dan bagi Tuhan. We are created by Him and for Him. Sehingga pada waktu hidup kita dipenuhi oleh rencana Tuhan, hidup kita dipenuhi oleh hadirnya Tuhan dalam diri kita, baru kita sungguh-sungguh puas. Agustinus di dalam My Confession pasal pertama bagian akhir mengatakan: Manusia dicipta dalam satu jiwa yang tidak ada ketenangan. Manusia dicipta di dalam suatu kerohanian yang tidak ada sentosa sampai manusia kembali kepada-Nya dan memperoleh sejahtera hanya di dalam diri-Nya saja.

Di situ manusia mengenal Tuhan dan bersekutu, bersatu dengan intim sehingga Tuhan menjadi milikku. Tuhan mengisi segala vakumku. Tuhan telah datang menempati sesuatu wadah yang memang dicipta sebagai rumah Dia sendiri. Kemuliaan terbesar dari seseorang adalah boleh menjadi tempat berdiam Tuhan sendiri. Hak terbesar dari manusia adalah kita boleh diberikan kuasa menjadi anak-anak Allah dan Tuhan berdiam di dalam diri kita. Berbeda dengan orang Yunani yang percaya bahwa tubuh ini adalah suatu penjara bagi jiwa, maka Alkitab mengatakan tubuh adalah istana Roh. Tubuh adalah tempat berdiam Tuhan Allah. Allah menciptakan setiap jiwa untuk menjadi tempat tinggal Tuhan Allah sendiri dan Allah sendiri mau masuk ke dalam setiap jiwa untuk menghuni di dalam, untuk tinggal di dalam menyatakan Imanuel bahwa Allah menyertai manusia. Itu sebab Tuhan berjanji Aku akan menyertai kamu. Aku akan datang berada di dalam kamu. Di bumi ada tendaku. Di bait Allah ada tempat maha suci. Di dalam hatimu ada bait-Ku. Hati kita menjadi bait Allah sehingga Tuhan berdiam di dalam diriku dan kita mengenal Dia dengan sesungguhnya.

Tetapi saudara-saudara, sesuatu keintiman semacam ini akan terwujud 100% pada waktu Yesus Kristus datang sendiri. Itu sebabnya kalau kita mengharapkan Dia dan menanti satu hari kita bertemu dengan Dia, saat itu kita akan seperti Dia. Nah di sini kita tidak menjadi Allah, kita akan menjadi seperti Allah. Sekali lagi perbedaan adalah Yesus Kristus adalah yang riil dan adalah Tuhan. Kita hanya bisa mirip kepada Dia, kita bisa menjadi seperti Dia, tetapi bukan menjadi Dia. Kita menjadi seperti dia di dalam suatu proses.

Saudara-saudara sekalian, keselamatan tidak perlu ada andil dari kita. Keselamatan adalah seluruhnya anugerah TuhanSola Gratia. Tetapi menjadi seperti Tuhan, kita harus bayar korban. Menjadi seperti Tuhan, kita harus bayar harga. Menjadi seperti Tuhan, kita harus belajar bagaimana mengkoreksi diri, bagaimana membersihkan pikiran, jiwa, dan segala ide yang bercampur di dalam roh kita. Sehingga kita boleh mengeluarkan segala hal yang najis dan menampung segala yang suci dari Tuhan. Makin lama makin hari kita menjadi suci seperti Dia dan pada waktu Yesus datang kembali, Dia akan secara spontan merubah kita menjadi seluruhnya suci seperti Dia. Ini ayatnya. Kita akan bertemu Dia. Kita akan seperti Dia dan kita akan melihat Dia yang asli. Apa maksudnya Dia yang asli? Di dalam terjemahan bahasa Inggrisnya: keadaan-Nya yang sebenarnya. Dia yang asli, Dia yang dalam keadaan sebenarnya. Apakah berarti ada Yesus yang tidak asli? Apakah yang dulu dilihat oleh para rasul itu tidak asli? Sampai Yesus datang kembali baru memunculkan yang asli? Apa artinya ini? Ini tidak menyangkut tentang Yesus yang benar dan Yesus yang palsu. Ini menyangkut sesuatu fenomena yang menudungi Yesus pada waktu Dia di dunia 33, 5 tahun dari Yesus yang asli yang ada di dalam sorga.

Saudara-saudara sekalian, seorang raja yang tidak mau menyatakan diri raja, dia pakai pakaian rakyat biasa seperti rakyat yang miskin, berjalan di tengah-tengah pasar, berjalan di tengah-tengah masyarakat dan orang tidak tahu siapa dia karena dia mempunyai satu tudungan yang merahasiakan identitasnya. Itulah Kristus. Pada waktu Yesus Kristus di dalam dunia, Dia bersalut dengan daging dan darah seperti engkau dan saya yang hina. Seperti kita yang miskin rohani. Seperti kita yang tidak layak, yang najis dan berdosa. Yesus seperti orang berdosa, bahkan bersalut dengan tubuh orang berdosa tetapi Dia tidak berdosa. Dia seperti orang berdosa tetapi Dia tidak berdosa.

Waktu saya di Medan, saya masuk ke dalam penjara, mengabarkan injil di dalamnya, berkhotbah kepada ratusan orang dan saat itu kepala dari penjaga-penjaga berkata: “Pak Stephen Tong silahkan copot jasmu, engkau sekarang harus pakai pakaian penjara.” Saya sih tidak senang sekali. Ada apa saya ikut-ikutan pakai pakaian penjara? Saya tidak bersalah, saya tidak dihakimi, saya seorang pendeta. Tetapi saya copot jas, pakai pakaian penjara, masuk ke dalam ruangan di mana orang-orang kriminal semua dikumpulkan di situ, baru saya berkhotbah. Saat itu saya punya perasaan, baru saya mengerti apa artinya inkarnasi. Kristus yang suci di sorga datang ke dunia. Ia tidak berdosa, tetapi Dia bersalut dengan daging seperti orang berdosa supaya kita bisa menerima Dia sebagai saudara.

Saudara-saudara, banyak orang pikir kalau Yesus datang dengan tubuh mulia, “Bertobatlah kamu!”, lebih gampang berhasil. Kalau Dia pakai tubuh orang berdosa, sulit meyakinkan orang bahwa Dia adalah anak Allah. Tetapi cara Allah berlainan dengan pikiran orang berdosa yang menganggap diri pintar. Allah sengaja membuat diri seperti bodoh, seperti lemah pada waktu inkarnasi, sehingga orang Grika mengatakan: “Aku tidak percaya. Ini tidak masuk akal”. Orang Yahudi mengatakan: “Aku tidak percaya karena ini tidak ada mujizat”. Orang Yahudi tuntut mujizat. Orang Yunani tuntut bijaksana. Tetapi di dalam Kristus memberikan tampak dia tidak ada bijaksana, dia tidak ada mujizat, khususnya waktu dipaku di atas salib di Golgota. Di Golgota adalah tempat di mana tidak ada mujizat sama sekali. Di Golgota adalah tempat tidak masuk akal sama sekali. “Orang yang telanjang di gantung di sini bisa jadi Juruselamatku? Forget it. Kalau engkau mau menyelamatkan aku, turun dari salib! Selamatkan dirimu sendiri terlebih dahulu, membuktikan engkau ada kuasa menyelamatkan orang lain.” Manusia dengan akal yang sehat tidak bisa terima.  Manusia yang disebut orang yang beragama tidak bisa terima. Sekarang sama, liberal pakai otak manusia yang sudah jatuh mau menafsirkan kitab semau sendiri. Orang karismatik yang radikal pakai tuntutan “sembuhkan saya”, pakai tuntutan “bikin mujizat nyatakan kuasa baru aku percaya kepada Engkau”.

Paulus berkata tidak ada mujizat bagi orang Yahudi, tidak ada bijaksana bagi orang Yunani. Kami memberitakan Kristus dan Dia tersalib. Paulus mengatakan: “kau anggap Tuhan bodoh? Maafkan aku harus berkata kepadamu, kebodohan Allah lebih bijak daripada kebijakan manusia. Engkau katakan Tuhan lemah? Maafkan, saya harus mengatakan kepada engkau, kelemahan Tuhan lebih berkuasa daripada perkasa manusia”.

Siapakah yang telah mempengaruhi seluruh dunia? Siapa yang tidak ada satu senjata di tangannya tetapi akhirnya mendapatkan sukarelawan-sukarelawati terbanyak di dalam sejarah? Yesus.

Siapa yang tidak pernah membikin kuasa militer untuk membela diri tetapi mendapatkan paling banyak orang rela mati bagi dia? Yesus.

Siapa yang tidak pernah membikin satu lagu tetapi merangsang orang menciptakan lagu yang paling banyak untuk memuji Tuhan? Yesus.

Siapa yang tidak ada uang membangun satu gedung untuk hidup baik di dalamnya tetapi akhirnya mendapatkan gedung terbanyak untuk menyembah sujud di dalam iman kekristenan? Yesus.

Dia berbijakkah? Berbijak tapi tampaknya bodoh. Dia berkuasakah? Dia paling berkuasa tetapi tampaknya lemah. Dia tidak membela diri. Waktu Dia dicaci-maki, Dia tidak membalas dendam. Waktu dipaku di atas kayu salib, Dia tidak minta Tuhan kutuki orang yang memaku. Waktu Dia digantung di atas Golgota, Dia minta pengampunan dari Bapa. Adakah orang yang lebih lemah dari ini? Tidak ada. Adakah orang lebih bodoh dari ini? Tidak ada. Tuhan Allah pakai cara berbeda dengan manusia. Tuhan pakai cara yang dihina oleh manusia. Demi cara itu orang akhirnya menyatakan kebodohan diri sendiri. Inilah rencana Allah. Inilah rahasia Allah. Yesus Kristus dipaku di atas kayu salib bahkan Dia tidak mau terima cuka kecut yang ada khasiat untuk membius Dia supaya tidak merasa terlalu sakit. Dia menolak setelah merasakan. Kalau menolak kenapa merasakan? Dia menghargai orang yang cinta Dia.

Kelemahan yang paling mengerikan adalah kelemahan dan kebodohan di atas kayu salib yang dinyatakan oleh Anak Allah yang tunggal. Dan di situ orang tidak melihat Yesus yang asli, di situ mereka melihat Yesus yang diselubungi oleh penderitaan, kebodohan, kelemahan, kerendahan yang tidak bisa menyatakan kalau Dia adalah Tuhan Allah. Alkitab mengatakan Dia menjadi batu sandungan. Apa artinya? Orang yang melihat Dia tidak bisa beriman. Tersandung oleh Dia. Batu ini ditimpakan kepada siapa? Siapa yang remuk? Siapa yang datang ke batu ini? Siapa yang tersandung? Ini menjadi paradoks yang paling besar. Teka-teki inilah yang Tuhan lempar ke dalam dunia.

Lalu siapakah yang akhirnya menemukan: “ini bukan Dia yang asli, Dia yang asli adalah Kristus di dalam sorga, yang mulia, yang perkasa, Anak Allah, yang mendapat sembah sujud dari ratusan juta malaikat, semua bertekuk lutut di hadapan Dia. Dia yang mulia itu bukan ini. Ini cuma gejala inkarnasi. Yang aslinya bukan begini”? Maka orang yang berbijaksana sunguh-sungguh setelah dicerahkan oleh Roh Kudus, orang yang sungguh-sungguh mau mencari kebenaran dan setelah diinspirasikan oleh Roh Kudus, mereka akan menemukan Yesus yang asli dan yang sungguh-sungguh itu siapa.

Di sini ayat mengatakan kalau Dia datang kembali, kita akan melihat Dia yang asli. Kalau Yesus datang kembali, kita akan mengenal Dia di dalam keadaan yang sebenarnya. Saat itu engkau berlutut minta pengampunan dosa sudah tidak keburu, karena kesempatan sudah selesai. Maka Alkitab mengatakan carilah dia selagi Dia dekat, berdoalah kepada Dia selagi Dia masih mau menerima kita. Karena Anak Allah kalau sudah datang kembali, pintu anugerah sudah tertutup. Pada waktu Yesus datang kembali ke dunia, pengampunan tidak diberikan lagi. Saat itu nasib kita sudah menjadi kaku untuk selama-lamanya tidak mungkin dirubah lagi.

 …

Pengkhotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong, GRII Melbourne, Australia Minggu, 11 Oktober 2015

Sumber : https://www.griimelbourne.org/ibadah/kebaktian-minggu/ringkot-details.aspx?id=15938