Serve…Sebelumnya

2. Dukacita Di Dalam Memelihara Kesucian.

Hidup dalam kesucian adalah hasil dari dilahirkan kembali oleh Roh Kudus. Roh Kudus memperanakkan kita dan memberikan hidup baru kepada kita. Hidup baru yang berasal dari Tuhan itu adalah hidup suci. Hidup suci itu dengan sendirinya akan mengalirkan suatu kuasa kekudusan di dalam kelakukan kita masing-masing sehingga kita menjadi orang Kristen yang hidup suci.

Hidup suci perlu dipelihara. ”Pada waktu memlihara hidup kesucian itu, kita kadang-kadang menjadi sangat terganggu jika pencobaan datang. For a non-Christian, to commit sin is a rule but for a regenerated Christian, to commit sin is an exception.” Untuk orang yang belum diperanakkan pula, mereka tidak malu berbuat dosa, tanpa merasa sedih, tanpa merasa terganggu dan mereka akan terus-menerus berbuat dosa sebagai satu kerutinan. Tetapi bagi orang Kristen yang sudah diperanakkan pula, tidaklah demikian. Kalau terpeleset berbuat dosa, ia akan merasa susah dan sedih! Inilah perbedaannya, dan ini juga tanda apakah seseorang sudah diselamatkan atau belum.

Orang yang sudah diselamatkan akan merasa terongrong dan susah oleh kehadiran satu dosa. Tetapi bagi orang yang belum diselamatkan, walaupun ia berbuat dosa yang besar sekalipun, ia bahkan menikmati hal itu dan menyangka bahwa dirinya lebih pintar daripada orang lain. Orang demikian menipu gurunya, mengelabui orangtuanya dan merasa bangga. Ia menikmati dosa.

Mungkin ada orang yang mencuci rambutnya dua kali sehari, tetapi mungkin juga ada orang yang mencuci rambutnya dua kali seminggu. Tetapi satu hal yang dapat kita percaya adalah kita lebih peka pada waktu tangan kita kotor daripada waktu rambut kita kotor. Yang paling kita peka adalah pada waktu mata kita kotor. Rambut yang terkena satu butir pasir tidak akan terlalu mengganggu. Bahkan jika terkena lima puluh butir pasir pun tidak terlalu mengganggu. Tetapi apa yang Saudara rasakan pada waktu memakai sepatu yang ada batu kerikil di dalamnya? Saudara pasti tidak betah dan ingin segera mengeluarkannya. Mengapa? Karena kaki lebih peka terhadap gangguan. Bagaimana jika mata Saudara kemasukan sebutir pasir? Dapatkah Saudara untuk tidak membersihkan mata sampai sepuluh butir masuk ke dalamnya? Apakah Saudara akan mengatakan bahwa Saudara merasa repot untuk mengeluarkan sebutir pasir pada mata Saudara dan ingin menundanya pada lain waktu? Bagaimana pun repotnya, Saudara akan segera mencuci mata dan mengeluarkan pasir tersebut. Mengapa? Karena mata terlalu peka!

Kebersihan mata tidak bisa ditoleransi. Apakah sikap yang tidak bertoleransi itu sikap yang baik? Baik! Apakah sikap bisa bertoleransi itu sikap yang baik. Baik juga! Ada dua macam toleransi. Toleransi dalam kehendak Tuhan dan toleransi yang bukan kehendak Tuhan. Toleransi yang merupakan kehendak Tuhan harus kita jalankan, tetapi toleransi yang bukan kehendak Tuhan jangan kita lakukan!

Yang perlu dikeluarkan harus dikeluarkan, yang perlu ditahan harus ditahan, yang perlu diterima harus kita terima. Semua hal harus kita bedakan antara yang merupakan kehendak Tuhan dan yang bukan. Sebutir pasir di dalam mata akan mengganggu pikiran, emosi, nafsu makan, tidur dan banyak hal lain. Jika ada orang yang matanya penuh pasir dan berkata : “Puji Tuhan, saya harus sabar menunggu sampai Tuhan datang dan membersihkan mata saya.” Maka saya kira orang itu sudah tidak waras lagi.

Waktu kita masih kecil, kita sering berlomba untuk saling menatap tanpa berkedip sama sekali. Sebenarnya itu satu kebodohan. Dia yang bertahan lebih lama akan dianggap sebagai pemenangnya. Tapi bukan yang menang yang lebih pintar, justru yang menang itu yang lebih bodoh. Mengapa? Karena lensa mata kita adalah lensa yang terbaik di dunia. Mata kita memerlukan pelumasan yang dikeluarkan oleh kelenjar air mata. Minyak yang keluar dari kelenjar air mata itu adalah minyak terhalus yang tidak ada pada pabrik-pabrik lensa manapun. Mata kita mengalirkan semacam pelumas yang luar biasa halusnya yang menggosok mata dan membersihkannya.

Mobil yang jarang diganti pelumasnya akan lebih cepat turun mesin dibandingkan dengan mobil yang pelumasnya diganti secara kontinyu. Demikian pula mata kita bisa bertahan berpuluh-puluh tahun karena pelumasan yang halus tersebut. Mata terus-menerus membersihkan diri. Konsistensi atau terus menerus membersihkan diri, inilah hidup orang Kristen. Orang Kristen berbeda dengan mereka yang belum diselamatkan. Orang yang sudah ditebus oleh darah Yesus Kristus harus berbeda dengan mereka yang belum mengenal Yesus Kristus. Karena orang yang belum diselamatkan hidup terus-menerus di dalam rongrongan dosa yang tidak disadarinya secara penuh. Orang Kristen hidup di dalam satu kesadaran berdasarkan kepekaan yang sangat halus. Calvin mengatakan: The saints is not a man without committing sin, but the saint is a man with great sesnsitivity toward the small sin committed.”

Siapakah orang suci? Orang suci bukanlah orang yang tidak pernah berbuat dosa.Tidak ada orang semacam itu. Orang suci bukanlah orang yang tidak pernah berbuat dosa. Tetapi orang suci adalah orang yang mempunyai kepekaan yang besar terhadap dosa yang kecil. Ini kalimat yang amat agung. Jika seseorang mempunyai kepekaan yang besar terhadap dosa yang kecil, maka orang itu lebih mudah memelihara diri di dalam kesucian. Tetapi seseorang yang mempunyai kepekaan yang kecil terhadap dosa yang besar, maka orang ini tidak mungkin memelihara hidupnya dalam kesucian.

Mengapa hidup Kekristenan kita tidak beres? Karena pada waktu kita berdosa kita tidak peka dan mengabaikan hal itu. Kita berbuat jahat dan menganggap hal itu sebagai hal yang remeh, karena orang lain berbuat hal yang lebih jahat daripada yang kita lakukan. Kita melihat ada pendeta yang tidak beres, ada pula anggota majelis gereja yang tidak beres, ada orang Kristen lain yang tidak beres, lalu menganggap hal itu sebagai peluang bagi kita untuk hidup yang tidak beres pula. Akibatnya, kita tidak bisa memelihara diri di dalam hidup kesucian. Kesedihan yang timbul karena kita berbuat dosa adalah kesedihan yang menurut kehendak Allah. Dukacita menurut kehendak Allah.

3. Dukacita Melihat Kemerosotan Moral dalam Masyarakat.

Waktu Saudara melihat orang di sekitar Saudara berbuat dosa dan orang pada masa kini sudah begitu berani berbuat dosa, apakah Saudara senang atau susah hati? Jika Saudara senang, berarti Saudara belum diselamatkan dan tidak mengerti kehendak Allah di dalam dukacita dan kesucian-Nya. Tetapi jika Saudara menyedihkan masyarakat yang berbuiat dosa, hal itu membuktikan bahwa Saudara sudah mempunyai keselamatan dan emosi kesucian yang sesuai dengan kehendak Allah.

Hal ini kita pelajari dalam Alkitab khususnya dalam kasus Lot, keponakan Abraham. Lot mempunyai semacam perasaan tanggung jawab yang selalu bereaksi kepada masyarakat sekitarnya. Pada satu aspek, Lot mempunyai kegagalan rohani. Tetapi pada sapek yang lain, dia tetap mempunyai ciri khas sebagai orang suci yang sesungguhnya.

Ada banyak pendeta yang pada waktu berkhotbah untuk memuji iman Abraham, selalu diiringi dengan mencela Lot. Lot diangap sebagai orang yang kurang rohani, kurang baik, dan sebagainya. Apakah orang yang berani mencela Lot itu pasti orang yang rohaninya lebih baik daripada dia? Pada waktu kita mempelajari Alkitab, sepertinya kita menganggap diri kita lebih suci daripada Ayub, kita lebih baik daripada Daud atau Musa. Kita sering cenderung melihat kegagalan seseorang lebih daripada melihat kegagalan diri kita sendiri!

Bukanklah kita sendiri belum tentu lebih baik daripada mereka? Alkitab tidak berani sembarangan mengkritik Lot. Bahkan dalam Perjanjian Baru, Alkitab menyatakan bahwa Lot adalah seorang benar. Saya minta kita bukan hanya memiliki hati yang takut akan Allah, tetapi juga kita hati-hati dan tidak sembarangan mengkritik orang-orang yang dicatat di dalam Alkitab. Memang Alkitab mencatat kegagalan-kegagalan orang-orang yang besar sekalipun. Semua ini dicatat sebagai pelajaran bagi orang-orang yang akan datang., tetapi Alkitab juga mengajar kita untuk baik-baik menikmati keindahan hidup orang lain.

Mengapa dalam Perjanjian Lama, Lot disebut sebagai orang yang benar? Karena Lot mempunyai beberapa kelebihan yang luar biasa, yaitu:

  1. Lot ada di tengah-tengah lingkungan yang begitu jahat, namun ia tetap memelihara keutuhan keluarga. Dia tidak bercerai dengan isterinya, dia memelihara anaknya dengan baik. Di tengah-tengah masyarakat yang rusak, banyak orang Kristen yang ikut-ikutan rusak. Di tengah-tenmgah suasana masyarakat yang begitu mudah untuk hidup tidak beres, Lot tetap adalah orang Kristen yang baik, inilah Lot.
  2. Lot mendidik kedua anak perempuannya tetap sebagai perawan sebelum pernikahan sampai pada hari Sodom dan Gomora dihancurkan Tuhan. Sekarang kita menyaksikan di negara-negara yang mayoritas orang Kristen di Barat, sudah hampir tidak ada anak perempuan yang masih perawan pada hari ia menikah. Lot tetap mempunyai kebajikan. Ia tetap bisa menjadi contoh bagi kita.

Apakah Saudara yang belum menikah mau mempersembahkan tubuh yang utuh hanya bagi suami yang Saudara cintai? Atau apakah Saudara menganggap bahwa hal itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang berpikiran kuno? Apakah Saudara menganggap bahwa hal itu hanya dilakukan oleh mereka yang saudara anggap tidak mempunyai peluang mendapatkan jodoh? Apakah Saudara merasa bangga kepada mereka yang hidup perkawinannya tidak dipelihara baik?

Pada waktu Lot menerima kedatangan malaikat Tuhan dalam rupa dua orang pria di rumahnya, maka pria-pria di kota tempat Lot mendatangi rumahnya, ingin bersetubuh dengan tamu-tamu Lot tersebut (Kejadian 19:1-8). Kedua malaikat yang masuk ke rumah Lot pasti meliki paras yang luar biasa mempesona, sehingga di Sodom dan Gomora yang penuh dengan pria-pria homoseks merasa amat kagum dan tertarik. Akhirnya orang-orang itu berkerubung di sekitar rumah Lot dan meminta supaya dua pria di rumahnya itu dikeluarkan dan mereka akan bersetubuh dengan dua pria itu., Ini bukti bahwa zaman itu homoseks sudah begitu meluas dan sudah begitu merusak manusia.

Lot menjawab mereka dengan mengatakan bahwa kedua anak perempuannya terpaksa akan diserahkannya pada orang-orang Sodom dan Gomora untuk melampiaskan nafsu mereka. Kedua anak Lot masih perawan. Di sinilah Lot berkompromi. Tetapi dalam keadaan demikian pun terbukti bahwa Lot masih mempunyai anak perempuan yang mempunyai pendidikan keluarga yang cukup baik. Lot bukan saja memiliki keluarga yang baik, Alkitab mengatakan bahwa Lot sangat sedih untuk dosa-dosa yang dia lihat di sekitarnya. Itulah titik puncak yang membuktikan bahwa Lot seorang yang benar. The holy man have a holy grieve for the morality corruption of the society.

Pada waktu kita melihat kota tempat tinggal kita berbuat dosa, kejahatan makin berkembang. Dan orang-orang makin menjauhi Tuhan, apakah hati kita tidak sedih? Apakah kita tidak peduli? Apakah kita tidak ikut menangisi? Jika kita melihat kawan kita yang tidak mau bekerja melainkan hanya berjudi, apakah kita tidak mendoakan mereka dan bersedih bagi mereka? Holy grieve! Grieve according to the will of God! Alkitab jelas mengatakan kepada kita akan dukacita menurut kehendak Allah. Kita masih melihat masyarakat yang moralitasnya semakin mundur. Kita susah melihat pemuda-pemudi yang tidak memiliki standar moral. Kesedihan semacam itu adalah kesedihan seturut kehendak Allah.

Adalah di dalam hati Saudara suatu beban ketika Saudara melihat masyarakat dan pemuda-pemudi yang rusak?

4. Prihatin Terhadap Jiwa-Jiwa Yang Belum Diselamatkan.

Kemanakah jiwa-jiwa manusia akan pergi? Jiwa-jiwa itu menuju sorga atau neraka? Menuju kepada bahagia yang kekal atau menuju kepada kegagalan yang tidak mungkin diperbaiki lagi? Pada waktu kita melihat bangsa kita yang masih berada di dalam dosa, apakah Saudara tidak mempunyai sesuatu perasaan prihatin kepada mereka? Paulus menulis: ”Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus bahwa aku sangat berduka cita dan selalu bersedih hati. Bahkan aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani.” (Roma 9:1-3).

Jikalau mereka boleh diselamatkan, maka meskipun Paulus harus terpisah dari Kristus, ia rela. Paulus rela menerima kutukan. Paulus rela masuk neraka jika dengan jalan itu ia bisa menjadikan orang-orang yang dikasihinya menjadi orang Kristen yang masuk ke dalam sorga. Paulus rela dipisahlkan dari Kristus. Paulus rela dikutuk kalau itu mengakibatkan orang lain diselamatkan. Inilah satu dukacita yang luar biasa. Inilah satu kesedihan yang amat berharga.

Justru jika tidak mempunyai kesedihan semacam demikian, kerohanian kita tidak pernah maju. Orang-orang yang dekat dengan kita tidak akan mendapatkan faedah apa pun. Untuk apa Saudara marah? Untuk apa Saudara menangis? Kita hanya menangis karena kurang cantik atau cepat menjadi tua. Kita menangis karena tidak ada uang. Kita sedih karena diejek orang lain.

Tangisan dan kesedihan semacam itu tidak pernah dialirkan oleh Yesus Kristus. Jesus never cry for himself. Yesus tidak pernah menangisi keadaan diri-Nya yang susah. Paulus pun tidak. Nabi Yeremia disebut sebagai nabi yang penuh dengan air mata, namun tidak ada satu tetes air matanya yang dialirkan bagi dirinya sendiri. Yeremia mengalirkan air mata melihat bangsanya yang tidak mengenal Tuhan. Dia mengalirkan air mata melihat orang-orang berdosa melawan hukum-hukum Tuhan. Yeremia menangisi orang lain. Demikian pula Yesus Kristus. Saya berharap Saudara juga demikian.

II. SUKACITA SETURUT KEHENDAK ALLAH

Dalam 1 Tesalonika 5:16-18, dikatakan bahwa hidup yang penuh dengan doa, syukur dan sukacita adalah hidup yang dikehendaki oleh Tuhan. Tuhan tidak mau kita hidup di dalam kecemasan, kekuatiran ataupun kesedihan yang tidak ada habisnya. Hidup seperti itu adalah tanda dari hidup orang yang tidak mempunyai pengharapan. Tuhan mau agar kita selalu hidup dalam sukacita.

Beda Antara Sukacita dan Kesenangan.

Sukacita berbeda dengan tertawa-tawa! Orang yang hanya tertawa-tawa, banyak yang menjadi penghuni rumah sakit jiwa. Sukacita bukanlah tertawa-tawa yang tidak keruan. Apakah arti hidup bersukacita? Hidup bersukacita adalah hidup yang mempunyai sikap positif. Emosi yang mengalahkan segala kesedihan secara faktual.

Kita bukan malaikat. Kita adalah manusia. Kita hidup dalam dunia, belum sampai ke sorga. Menjadi orang Kristen akan benyak menghadapi kesulitan. Alkitab mengatakan bahwa menjadi orang Kristen adalah menjadi orang yang akan menghadapi banyak tantangan, kesulitan dan penganiayaan. Kita juga tidak terlepas dari kesulitan yang datang dari alam. Orang Kristen mungkin sakit keras, demikian juga orang yang bukan Kristen. Orang bukan Kristen mungkin mati dalam kecelakaan lalu lintas, orang Kristen juga mungkin mati dalam kecelakaan lalu lintas.

Apakah karena kemungkinan kesulitan yang timbul itu sama, lalu kita berpikir untuk tidak menjadi orang Kristen? Apakah hidup orang Kristen betul-betul sama dengan hidup orang bukan Kristen? Tidak! Sama sekali berbeda! Hidup kita di dalam dunia ini hanya beberapa puluh tahun. Tetapi kita mempunyai satu kemenangan di dalam, yang mengakibatkan satu sukacita. Sukacita kita bukan berasal dari luar diri, tetapi dari dalam! Yang dari luar adalah senang-senang, tetapi yang asalnya dari dalam adalah sukacita yang sebenarnya.

Tidak masalah bagi kita untuk membedakan antara satu emosi kesenangan dan satu sukacita. Sukacita tidak terkurung, tidak terbatas dan tidak terpengaruh oleh segala kesulitan yang mengelilingi kita. Karena di dalam jiwa kita ada satu kemenangan berdasarkan pengharapan akan satu status yang baru.

Kaitan Antara Sukacita dan Pengharapan.

Orang yang mempunyai pengharapan, berbeda dengan orang yang tidak mempunyainya. Orang yang tidak berpengharapan hanya melihat kesulitan-kesulitan. Tetapi orang yang mempunyai pengharapan, melihat pertolongan yang melebihi segala kesulitan. Pengharapan menjadikan kita sebagai orang yang memiliki sukacita.

Orang yang tidak mengerti hal ini menganggap bahwa sukacita diperoleh dengan mendapatkan rumah yang besar atau kedudukan yang tinggi. Kita tidak perlu iri kepada mereka yang kaya. Sebenarnya tidak ada yang perlu menjadikan kita iri terhadap orang lain. Orang menjadi senang jika dirinya menjadi kaya, tetapi orang menjadi susah jika dari kedudukan sebagai orang kaya, jatuh miskin. Sukacita tidak tergantung pada kekayaan atau kesuksesan ekonomi. Bahkan kadang-kadang keadaan serba berkecukupan dapat menjadi jerat bagi iman sehingga tidak bisa bertumbuh dengan sehat.

Sukacita, Doa dan Ucapan Syukur.

Sukacita di dalam Kristus berlainan dengan sukacita mana pun. Kalau Saudara menjadi orang kaya, silahkan menikmati kekayaan itu menurut kehendak Tuhan. Jika Saudara miskin, jangan menambah kecemasan dan rongrongan dari perasaan iri hati kepada orang kaya. Kita bisa bersukacita di dalam Tuhan. Tetaplah berdoa!

Doa adalah satu pengakuan akan keterbatasan manusia! Doa adalah satu pengakuan akan kedaulatan Allah. Doa adalah memasukkan kebebasan kita ke dalam pimpinan Tuhan Allah. Orang Kristen adalah orang yang bersyukur; orang Kristen adalah orang yang berdoa.

Bersyukur, bisa dilihat oleh manusia. Berdoa, dilihat oleh Tuhan. Hal yang baik untuk kita lakukan adalah: Jika kita sedang susah, beritahukanlah itu kepada Tuhan. Jika kita sedang senang, beritahukanlah itu kepada orang lain. Susah harus kita tanggung sendiri, tetapi senang harus kita bagi-bagikan kepada orang lain. Orang rohani adalah oreang menanggung kesusahannya sendiri dan membagi-bagikan kesenangan kepada orang lain. Orang yang tidak rohani adalah orang yang mengambil seluruh kesenangan bagi dirinya sendiri dan membagi-bagikan susah kepada orang lain.

Kekuatan dan kelebihan untuk menanggung kesulitan dan salib yang berat serta tetap membagikan sukacita kepada orang lain harus kita pelajari. Adakah hidup kita mempunyai pengharapan? Berikanlah kepada orang lain. Orang yang selalu membangun sukacita dan pengharapan, tak mungkin akan kehabisan sukacita dalam hatinya. Jadilah orang yang penuh dengan sukacita dan syukur!

Doa dan syukur memiliki perbedaan. Berdoa adalah meminta, tetapi bersyukur adalah berterima kasih. Sikap pesimis selalu menyertai seseorang yang meminta kepada orang lain, tetapi sikap optimis selalu menyertai orang yang berterima kasih kepada orang lain. Orang Kristen yang tahu berdoa tetapi tidak tahu bersyukur, belum genap menjalankan kehendak Allah! Orang yang hanya tahu bersyukur tanpa tahu meminta, juga belum mengetahui sumber anugerah.

Bersukacita, berdoa dan bersyukur adalah kehendak Allah bagi kita. Banyak hal yang tidak kita syukuri kepada Tuhan karena kita tidak pernah menghitungnya. Kita cenderung tidak menghitung dan mengabaikan semua kebaikan dari Tuhan. Tetapi jika Tuhan mengizinkan sedikit kesulitan diberikan kepada kita, kita langsung marah kepada-Nya. Itu sikap yang kurang ajar! Hidup bersyukur merupakan kehendak Allah bagi kita di dalam Kristus.

Apakah kita mempunyai emosi yang anggun seperti ini? Apakah kita mempunyai cara bersukacita dan berdukacita yang sesuai dengan kehendak Tuhan? Kalau kita mau menjadi orang yang mencari kehendak Tuhan, biarlah Saudara berpikir seperti Tuhan berpikir. Berperasaan seperti Tuhan berperasaan. Saudara bersedih sesuai dengan kesedihan Allah. Bersukacita sesuai dengan sukacita Allah. Maka, Saudara adalah seorang yang betul-betul berada di dalam kehendak Allah. Hidup yang penuh dengan syukur dan sukacita, akan memberikan kekuatan. Janganlah mau dirongrong oleh kecemasan dan kekuatiran, tetapi hiduplah bersandar kepada Tuhan dan dengan sukacita menikmati apa yang sudah dijanjikan-Nya.

Amin.

SUMBER :
Nama Buku : Mengetahui Kehendak Allah
Sub Judul : Bab IX :
Dukacita dan Sukacita seturut Kehendak Allah (2)
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2010
Halaman : 137 – 147