Pak TongBAB VIII :
ARAH DAN NILAI KEBUDAYAAN

Kemanakah tujuan kebudayaan? Orang Barat kuat secara lahiriah, tetapi mereka tahu ada sesuatu yang tidak benar di dalam. Sebab itu banyak dari antara mereka yang pergi ke Timur, membantu negara Timur untuk berkembang, padahal yang mereka incar adalah bunganya, karena bunga inilah yang dapat menunjang ekonomi negaranya. Ketidakseimbangan antara Timur dan Barat, ketidakseimbangan antara Utara dan Selatan menunjukkan kepada kita semua bahwa kebudayaan yang menjadikan materi sebagai tujuan akhirnya berada di ambang kehancuran. Semua kebudayaan yang tetap bertahan dalam semangat memutlakkan diri ada di dalam kemiskinan, dan sekarang sudah sampai pada masa pertarungan. Masa apakah itu? Yaitu masa yang mempertanyakan apakah Timur yang ingin menelan Barat, atau Barat yang ingin menelan Timur.

Sekarang saya akan memaparkan beberapa gerakan besar di dalam sejarah kebudayaan. Kebudayaan agung di zaman kuno adalah kebudayaan Tiongkok, India, disusul dengan kebudayaan Mesir, Babilonia, Timur Tengah, dan kemudian berpindah ke Barat dari kebudayaan Roma, Yunani, Eropa atau Barat. Kebudayaan yang agung ini mengembangkan potensi mereka dari segi yang berbeda-beda. Yunani dan Roma telah mengembangkan rasio, Tiongkok dan India telah mengembangkan spiritualitas mereka, sedangkan Mesir dan babilonia tidak mengembangkan kedua sifat yang amat ekstrem itu. Sebab itu agama timbul dari Timur, sedangkan filsafat dan logika timbul dari Barat. Ketika filsafat memimpin arah jalan ilmiah, politik, dan ekonomi, Barat sangat berdaya; sedangkan Timur hanya ada semangat tradisional dan nilai etika tidak diukur terlalu tinggi.

Di antara keekstreman Timur dan Barat, maka Allah mengaruniakan Firman-Nya. Yesus Kristus memberikan moral yang tertinggi agar diteladani oleh manusia. Dia memanifestasikan kebenaran yang sejati, pusat, keyakinan, makna, nilai, iman di atas dirinya. Kemudian kita menyaksikan di dalam 1.000 tahun yang terakhir ini, timbul beberapa gerakan penting :

Renaisans, yang mendapat stimulasi dari kebudayaan Barat, yaitu Roma dan Yunani, adalah satu gerakan kembali pada yang orisinal. Apakah yang mereka tekankan? Mereka berpendapat manusia seharusnya adalah pusat alam semesta. Rasio adalah satu-satunya perangkat untuk memahami kebenaran dan alam merupakan sasaran yang kita cari. Di tengah-tengah gerakan Renaisans, model atau teladan kita adalah kesuksesan Roma dan Yunani. Apakah semangat utama yang ditunjukkan Renaisans kepada kita? Posisi Allah digeser secara perlahan-lahan, nilai agama lambat laun disangkal, yang disebut sorga, neraka – hal-hal yang rohani- itu semakin diabaikan. Teladan Kristus semakin memudar. Setelah itu Iman Kekristenan tidak lagi dianggap sebagai sesuatu yang penting. Sebab itu di Eropa terbentuk kebudayaan yang berpusat pada manusia. Bukan Allah, tetapi manusialah yang menjadi pusat.

Apakah gerakan yang kedua itu? Gerakan yang kedua ini amat istimewa, yaitu gerakan yang disebut Reformasi. Gerakan reformasi merupakan suatu gerakan yang paling agung dan paling bernilai di dalam sejarah. Satu gerakan yang tidak berpusat pada kebudayaan, tetapi berpusat pada kekuatan firman Tuhan yang melampaui kebudayaan. Semangat yang benar dalam gerakan Reformasi adalah jalan Allah lebih tinggi daripada rancangan manusia. Apakah kata-kata penting yang diucapkan Martin Luther dan Calvin? Sola Scriptura, Sola Fide, Sola Gratia. Hanya di dalam anugerah dan jalan Allah, di dalam firman Allah, di dalam iman yang murni, manusia baru mempunyai hari depan.

Pencerahan (Enlightenment). Kemudian timbul satu gerakan besar yang lain. Gerakan ini tidak mewarisi semangat gerakan Reformasi, tetapi mewarisi semangat gerakan Renaisans yang tidak mau Allah. Lalu apakah yang timbul? Semangat yang mirip dengan semangat Renaisans yang disebut sebagai Enlightenment atau Aufklarung di dalam bahasa Jerman. Pada masa itu, kebudayaan manusia memasuki tahap yang bagaimana?

Bukan hanya menjadikan manusia sebagai pusat, tetapi juga menyatakan manusia sekarang sudah dewasa, tidak lagi perlu ditipu oleh gereja, tidak lagi perlu bersandar pada Alkitab.

Dengan rasio saja manusia sudah mampu mencapai segala kebenaran, maka tidak lagi memerlukan wahyu Allah, bahkan menggunakan rasio untuk menentang wahyu.

Memutlakkan naturalisme dan menyangkal metafisika. Manusia bukan hanya menjadi pusat, tetapi sekarang manusia sudah bertumbuh dan sudah dewasa.

Di tengah-tengah masa ini, baik filsuf di Inggris, di Prancis, maupun di Jerman, mereka berdiri pada kepercayaan diri yang mutlak dan tidak lagi memerlukan gereja maupun iman Kristen. Ketika abad ketujuh belas dan abad kedelapan belas berakhir, gerakan ini menimbulkan hal yang sudah saya singgung di atas, yaitu pemikiran eksistensialisme, evolusi, komunisme, naturalisme, gerakan gerakan kebudayaan yang telah menyeleweng dari Alkitab dan menyangkal iman. Tetapi ditinjau dari segi fenomena abad kesembilan belas telah meraih sukses yang besar; seni yang agung, teologi yang agung, kebebabasan politik, keadilan di bidang hukum. Tidak lagi perlu penghakiman Tuhan, ada pengadilan saja sudah cukup; tidak perlu akan ajaran gereja, sekolah saja sudah cukup; tidak lagi memerlukan iluminasi Alkitab, pemikiran filsafat saja sudah cukup. Manusia boleh tidak pergi ke gereja, tidak perlu datang ke hadapan Allah, karena manusia sudah dewasa. Namun mereka tidak menyadari racun yang tersembunyi di dalam dalam telah berakar secara perlahan-lahan.

Di tengah-tengah masa ini, Allah mengizinkan terjadinya kemurtadan. Akhirnya tibalah masa abad kesembilan belas menguasai, mengontrol, mengadakan uji coba di abad kedua puluh, lalu apa yang terjadi? Uji coba membuktikan semua itu salah! Sesudah salah, apakah mau kembali ke kehadapan hadirat Allah? Tidak! Mau bertobat? Tidak! Apa yang terjadi? Muncullah jalan yang ketiga, New Age Movement. Apakah spirit dari New Age Movement? Mungkin Anda tidak tahu, atau tidak memperhatikan, pakaian yang kita kenakan, bangunan yang kita lihat, bahkan desain buku pun sudah dipengaruhi oleh gerakan tersebut. Dulu anda takut dikatakan ketinggalan zaman, lalu menyebut diri sebagai manusia modern, tetapi saya beritahu sekarang, bahkan modernpun sudah ketinggalan zaman. Jadi apa lagi setelah modern? Yaitu postmodernisme, maka yang aneh-aneh pun muncul.

Kalau Anda perhatikan, di negara Barat ada dua kota istimewa; Paris – Barcelona, atau London – Madrid, Roma –Jenewa, banyak ukiran-ukiran terdapat di sana. Di dalam gedung gereja yang besar, di depan bangunan, biasa dipenuhi dengan ukiran-ukiran. Waktu pertama kali memandangnya memang indah luar biasa, tetapi kalau setiap hari dipandang ya biasa-biasa saja, semakin dilihat semakin alergi, dan kalau dipandang terus akan terasa benci. Lalu bagaimana? Maka timbullah aliran impressionis, yaitu sesuatu yang samar-samar. Ini bukan refleksi dari realitas, bukan tiruan dari yang indah, bukan copy dari yang alami, juga bukan tingkah laku batiniah, melainkan refleksi dari impresi. Monet, Rubens, Renoir, van Gogh lambat laun tidak diminati. Lalu memasuki tahab yang lebih abstrak, yaitu Picasso. Seluruhnya berubah menuju defraksi dan dekonstruksi yang bertolak belakang dengan konstruksi. Tampaknya seperti terpecah-belah, seolah-olah disemprot dengan tinta.

Keindahan bukan lagi sesutau yang disusun melainkan saat-saat ketika proses defraksi itu terjadi. Ketika sebongkah es jatuh dan pecah, maka tampaklah keindahannya. Tatkala Anda menyaksikan pameran di museum seni modern, Anda akan menemukan refleksi kehancuran hati seluruh zaman yang terpancar di atas kanvas.

Sampai masa New Age Movement tiba, apakah yang diharapkan manusia? Yaitu kesatuan seluruh semesta. Seluruh semesta alam adalah satu, maka di dalam satu ini, semua agama adalah sama, agama Buddha, kristen, Taoisme, Hinduisme, Islam, semuanya sama. Di dalam kesatuan ini, kalau Anda ingin damai, janganlah mengkritik orang lain, tetapi menghargai orang lain, karena semuanya adalah sama. Bukan saja demikian, karena semuanya sama, dulu manusia ingin memutlakkan yang relatif, tetapi sekarang justru sebaliknya, merelatifkan yang mutlak. Yesus tidak mempunyai keistimewaan, karena Dia “in Buddha, in Confusionism, in Shintoism god and other kind of god and goddes,” Yang paling celaka lagi, Anda harus menoleh melihat diri Anda sendiri, apakah yang ada di dalam diri Anda? Anda bukan hanya pusat, bukan hanya telah menjadi dewasa. Sekarang Anda adalah allah, di dalammu ada sifat allah, di dalam meditasi dan kontemplasi, Anda mengembangkan potensi yang tidak terbatas di dalam diri Anda. Sebab itu Anda mempunyai kepercayaan diri. New Age Movement adalah gerakan yang pertama kali menginginkan kesatuan di dalam sejarah. Di dalam sejarah, gerakan ini adalah gerakan yang pertama di mana Barat membuka diri kepada Timur. Di dalam kepercayaan Toynbee yang kabur, dia mengatakan, “Ya Allahku, Engkau adalah Yahweh, Engkau adalah Buddha, Engkau adalah Konfusius, Engkau adalah yang dicari oleh semua agama.” Pemikiran seperti ini sebenarnya diawali oleh seorang filsuf Jerman yang bernama G. E. Lessing. Dia berpendapat ada tiga agama besar yang pada satu hari nanti akan bersatu, yaitu agama Kristen, Islam, dan Yudaisme. Ketiga agama besar ini sama-sama mengklaim mendapatkan wahyu dari Allah, tetapi wahyu yang sesungguhnya di mana? Tidak dapat ditinjau dari perkataan mereka, hanya dapat ditinjau dari buah mereka. Yang sungguh memiliki kasih, baru akan sukses. (Hal ini pernah mengakibatkan satu gerakan besar theologi pada abad kesembilan belas, yaitu perbandingan agama.)

Di abad kedua puluh, memberitakan Injil bukan merupakan satu hal yang disambut dengan baik, tetapi dialog antaragama menjadi satu topik yang penting. Maka di akhir abad kedua puluh manusia sedang menantikan datangnya New Age Movement, pada masa itu manusia mengklaim diri sebagai Allah. Selain Lessing, kita menyaksikan Hitler juga sedang merintis jalan. Perhatikan simbol yang dipakai oleh Hitler mirip dengan simbol Buddhisme. Filsuf yang paling dikagumi oleh Hitler adalah Nietsche, filsuf yang paling dikagumi oleh Nietsche adalah Schopenhauer. Adapun agama yang paling dikagumi oleh Schopenhauer adalah Buddhisme. Sebab itu kita menyaksikan jalan ini semakin kelihatan.

Waktu gereja masih belum mempunyai daya mengirim uang ke Afrika, penyanyi rock Inggris. Bob Geldof, yang mendapat banyak uang telah mengirim uangnya ke Afrika. Apakah Anda sudah paham yang saya maksudkan? Sebab itu, tidak perlu Kekristenan, tidak perlu bantuan Allah. “Tuhan, saya sudah lama berdoa, tetapi Engkau terlalu lambat. Kita sendiri adalah allah, kita bisa menolong orang lain.”

Tahukah Anda bagaimana masa depan Kekristenan? Kaum modernis semakin melakukan studi semakin menyisihkan Kristus, Gereja Kristen semakin berkembang semakin membawa hal-hal bukan Kristen. Gereja yang paling banyak tidak mengerti Roh Kudus. Yang menyebut diri sebagai gereja yang paling bersandar pada Roh Kudus adalah gereja yang paling melawan Roh Kudus.

Hari ini kita berada di dalam kebudayaan. Di dalam gereja, keadaan yang di dalam dan di luar sesungguhnya adalah melawan prinsip kebenaran Allah dan Injil-Nya. Sadarkah Anda akan kewajiban Anda? Apa yang harus Anda lakukan? Memelihara kebenaran yang sejati, mengembangkan spirit Kekristenan dan menghidupkan Injil di dalam hidupmu. Jika Anda berbicara tentang Roh Kudus, ingatlah terlebih dahulu bahwa Roh Kudus adalah Roh Kebenaran, Roh Kudus adalah Roh yang mewahyukan Alkitab, dan sekarang Roh Kudus memimpin Anda memasuki Wahyu, bukan memberikan Wahyu baru kepadamu. Roh Kudus memimpinmu agar kamu kembali kehadapan hadirat Yesus Kristus. Dia adalah Roh yang memuliakan Yesus Kristus. Roh Kudus adalah Roh yang menolong Anda membuahkan buah-buah Roh Kudus. Prinsip-prinsip ini tidak dapat dipalsukan, tetapi talenta-talenta dapat dipalsukan.

Apakah kebudayaan itu? Kebudayaan adalah kesuksesan yang dicapai berkat pergumulan sifat kebudayaan yang Tuhan sudah berikan kepada kita, tetapi kebudayaan telah didistorsi oleh dosa, bayang-bayang Kejatuhan berada di dalam kebudayaan. Di dalam kebudayaan, kita yang sudah terlebih dulu diselamatkan dari dalam kejatuhan kebudayaan, bagaimanakah kita memakai firman dan terang firman itu untuk menerangi kebudayaan? Kewajiban kita yang begitu besar, jalan yang harus ditempuh juga begitu sulit. Kiranya Tuhan menolong kita agar kita tidak hanya duduk-duduk menikmati makanan dan minuman, kiranya Tuhan menolong kita menggertakkan gigi, memantapkan tekad, menaati prinsip Alkitab, menerima curahan dari firman Tuhan yang melimpah dan membagikan kepada dunia ini. Selain itu, saya tidak melihat jalan lain. Permisi tanya, di manakah orang seperti ini? Siapakah di antara kita yang berkata, “Ya Tuhan, tolonglah aku. Beritahukanlah apa yang harus aku lakukan, besertalah denganku. Berilah kekuatan kepadaku, peliharalah aku, aku tidak mau dipenuhi oleh Roh Kudus palsu. Aku tidak mau membohongi diri sendiri, tetapi aku mau melengkapi diri dengan kebenaran-Mu, untuk bersinar bagi-Mu,” Bersediakah Anda?

Amin.

SUMBER :
Nama buku : Dosa dan Kebudayaan
Sub Judul : Bab VIII : Arah dan Nilai Kebudayaan
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Institut Reformed STEMI, 1997
Halaman : 71 – 80