Dr. Stephen TongBAB III :
JURUSELAMAT SATU-SATUNYA : YESUS KRISTUS

Injil Matius :

1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.

1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.”

1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:

1:23 “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel” — yang berarti: Allah menyertai kita.

———————————————-

Matius 1:20-23 menyatakan bahwa “Allah menyertai kita”. Ayat-ayat ini merupakan ayat yang sangat penting, karena merupakan ayat-ayat yang mengikat dan menghubungkan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Di sini diungkapkan bahwa Allah yang berjanji adalah Allah yang setia. Tuhan adalah Allah yang menggenapkan apa yang sudah dijanjikan-Nya dari zaman ke zaman. Allah sudah mengirim, mengutus, memberikan, dan menganugerahkan Juruselamat kepada umat manusia!

A.  ROH KUDUS MEWAHYUKAN FIRMAN

Malaikat berkata kepada Yusuf, “Janganlah engkau takut (ragu-ragu) untuk mengambil Maria menjadi istrimu. Mungkin engkau ragu, mengapa belum menikah sudah hamil. Jika engkau beranggapan bahwa Maria sudah mengandung anak haram, saya menegaskan bahwa tidaklah demikian, karena anak yang ada dalam kandungan Maria adalah dari Roh Kudus.”

Saat ini banyak gereja yang mengerti pekerjaan Roh Kudus dengan tafsiran yang sembarangan dan salah. Orang yang berdoa dengan bergoyang-goyang dianggap hasil pekerjaan Roh Kudus. Alkitab belum pernah mengatakan dan memberikan prinsip satu kali pun bahwa orang yang dipenuhi Roh Kudus akan bergoyang tangannya, seperti seseorang yang terkena penyakit Parkinson. Dua pekerjaan Roh Kudus terbesar yang kita percayai – karena Alkitab menyatakannya – adalah:

  1. Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga ke bumi, sehingga manusia bisa mengerti Firman Allah yang tertulis dengan tepat; dan
  2. Roh Kudus menaungi Maria sehingga mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Firman yang menjadi manusia. Ini berarti, Firman dari sorga datang ke bumi oleh perkerjaan Roh Kudus. Firman, Anak Allah menjadi Anak Manusia, juga adalah pekerjaan Roh Kudus.

Mengapa orang berani mengatakan bahwa kalau tidak bias berdoa seperti itu berarti tidak ada Roh Kudus? Mengapa orang berani mengatakan bahwa Stephen Tong tidak ada Roh Kudus atau Stephen Tong tidak percaya Roh Kudus. Kalimat-kalimat seperti itu sama sekali tidak alkitabiah dan tidak benar. Yang kita pelajari dan percayai dari Alkitab adalah bahwa Roh Kudus menurunkan Firman dari sorga, Roh Kudus bekerja untuk memberikan kepada manusia pengertian akan kebenaran. Roh Kudus bekerja supaya Anak Allah turun ke dalam dunia menjadi Juruselamat bagi umat-Nya.

Teologi Reformed mempunai ciri khas yang sangat penting, khususnya pengertian tentang Roh Kudus yang sesuai dengan pengajaran Alkitab, dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Yohanes Calvin (John Calvin/Jean Cauvin) adalah Bapa Calvinisme atau dasar Teologi Reformed. Seluruh bangunan Teologi Reformed mengacu pada cara pandang Calvin yang begitu tajam dan akurat mengerti Firman Tuhan (Alkitab). Dan ini juga sering kali diidentikkan (walaupun tidak selalu demikian) dengan bentuk pemerintahan Gereja Presbiterian. Yohanes Calvin adalah orang pertama di dalam sejarah Kekristenan yang dengan begitu jelas dan tegas melibatkan pengertian pekerjaan Roh Kudus berdasarkan pewahyuan Alkitab, bahwa pelaksanaan keselamatan di dalam diri manusia adalah tugas Roh Kudus. Sehingga orang Kristen bisa betul-betul percaya kepada Roh Kudus dan mengerti Roh Kudus dengan tepat, yang menjadikan orang Kristen bisa sungguh-sungguh mengenal Roh Kudus yang sesuai dengan Alkitab. Dengan perngertian yang lebih utuh, Teologi Reformed menjelaskan:

Allah Bapa menyediakan keselamatan
Allah Anak menggenapi keselamatan, dan
Allah Roh Kudus melaksanakan keselamatan.

 

Apa artinya? Sebelum Tuhan Yesus datang ke dalam dunia, Allah Bapa telah bernubuat dengan mulut-Nya sendiri, lalu dilanjutkan juga oleh para nabi. Hal ini disiapkan dan disediakan di sepanjang Perjanjian Lama. Untuk apa? Agar umat manusia mengetahui dan mengerti bahwa Allah menyediakan keselamatan bagi umat manusia. Jadi, apakah orang berdosa masih mempunyai pengharapan? Ya! Apakah orang berdosa masih mungkin diselamatkan? Mungkin! Orang berdosa masih bisa mendapatkan pengampunan dosa, tetapi dari siapa? Dari Allah. Allah Bapa menyediakan kemungkinan ini, Allah Bapa juga memberikan pengharapan bagi manusia. Itu sebabnya, ia dengan perantaraan para nabi yang diurapi oleh Roh Kudus memberitahukan kepada manusia bahwa Yesus Kristus akan datang, Juruselamat itu akan disediakan bagi manusia. Juruselamat itu akan masuk ke dalam waktu, masuk ke dalam sejarah, dari sorga yang melampaui ruang dan waktu. Persiapan sebelum dunia dicipta, dan di dalam jangka periode Perjanjian Lama, sampai waktunya tiba.

Setelah saatnya genap dan waktunya tiba, maka Yesus lahir ke dalam dunia. Tugas yang paling penting dari kehadiran Krikstus di dunia adalah menggenapi keselamatan yang sudah disediakan oleh Allah Bapa. Ketika Tuhan Yesus di kayu salib, Ia mengucapkan tujuh kalimat, dan kalimat keenam adalah: “Sudah genap (Sudah selesai)” (Yohanes 19:30). Dalam bahasa Yunani, perkataan “sudah genap” atau “sudah selesai” ini menggunakan satu kata, yaitu “tetelestai”, yang berarti sudah tergenapi dengan sempurna. Bukan sekedar selesai, tetapi selesai dengan tuntas dan semua tuntutan telah diselesaikan, tanpa ada yang tertinggal. Sudah sempurna terselesaikan. Kristus sudah melunaskan semuanya. Apakah artinya?

Yesus tidak pernah berhutang uang. Jadi apakah Ia perlu membayar sesuatu? Ia juga tidak pernah mengikuti perlombaan lari, apakah yang sudah diselesaikan? Apakah itu berarti Yesus selama ini kurang sempurna, dan baru sempurna di kayu salib? Tidak demikian. Arti yang sesungguhnya, yaitu Yesus sudah menyelesaikan seluruh rencana keselamatan yang telah dipersiapkan Allah Bapa, dengan cara menggenapi penebusan di kayu salib. Kehadiran Kristus, seluruh perjalanan hidup-Nya di dunia, hingga kematian dan kebangkitan-Nya, menjadikan seluruh proses keselamatan digenapkan di dalam diri-Nya.

Setelah Tuhan Yesus menggenapkan keselamatan melalui penebusan dosa di kayu salib, dan kembali ke sorga, maka Allah Roh Kudus diutus datang ke dunia untuk melaksanakan keselamatan di dalam diri orang percaya. Inilah pekerjaan Allah Tritunggal.

Siapa yang mengatakan orang Reformed tidak percaya Roh Kudus? Justru orang Reformed yang mengajarkan pengajaran Roh Kudus yang sedemikian setia kepada Alkitab. Roh Kudus turun memenuhi orang percaya; Roh Kudus memberikan kekuatan kepada orang percaya untuk mengabarkan Injil; Roh Kudus yang mengutus rasul-rasul ke seluruh dunia; Roh Kudus memenuhi mereka dengan kuasa, dengan pengertian, dengan iman, dengan keberanian, dengan cinta kasih, dengan kekuatan dan karunia rohani untuk pergi ke seluruh dunia memberitakan Injil dan mengajarkanb kebenaran Firman Tuhan.

Dan pada saat memberitakan Injil, mereka berkhotbah tentang Yesus Kristus. Pada saat yang sama Roh Kudus memenuhi orang yang mendengarkan dan taat. Itu sebabnya dalam Kisah Para Rasul 5:32 dicatat: “Kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia.”

Apa yang dimaksud dengan “segala sesuatu” itu? Itu adalah peristiwa Yesus Kristus mati dan bangkit. Istilah yang mengandung rencana penyelesaian dan penggenapan rencana Allah yang digenapi oleh Yesus Kristus. Peristiwa ini baru terjadi beberapa hari sebelumnya di Yerusalem, di mana Tuhan Yesus dipaku, mencurahkan darah dan memberikan nyawa-Nya. Beberapa hari sebelumnya, Tuhan Yesus dipakukan di kayu salib. Ia dikutuk, diejek, difitnah, diumpat, diadili secara tidak adil, dan akhirnya digantung di atas kayu salib.

Kedua tangan-Nya dipaku dan kedua kaki-Nya juga dipakukan di kayu salib dengan paku-paku yang panjang. Darah Kristus yang tidak berdosa, yang tidak bercela, dan yang tidak mengandung kesalahan apa pun, harus menetes dari tubuh-Nya. Pada saat itu Yesus tidak mencaci maki mereka. Tetapi sebaliknya, Tuhan Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Adakah cinta yang lebih besar daripada cinta Tuhan Yesus seperti ini? Inilah pertama kalinya dalam sejarah ada permintaan pengampunan kepada Tuhan Allah bagi musuh yang sedemikian jahat, yang sedemikian mencelakakan, yang memakukan dan mematikan Dia. Yesus menjadi contoh etika yang tertinggi. Moral yang paling anggun, cinta kasih yang paling agung, dan jiwa yang paling luas.

Hati kita seringkali sedemikian sempit; kita bukan saja tidak bisa mengasihi musuh kita, bahkan kita tidak bisa mengasihi orang yang berada di dekat kita. Yesus telah menjadi contoh bagi segala zaman. Yesus mencurahkan darah, Yesus menyerahkan nyawa, menaati kehendak Tuhan, dan melunasi semua tuntutan keadilan dan hutang dosa kita terhadap Tuhan Allah. Inilah peristiwa Dia mati dan Dia bangkit. Itu sebabnya, Petrus berkata: kami bersaksi tentang “segala sesuatu itu”, yaitu peristiwa kematian dan kebangkitan Kristus.

Roh Kudus juga dikaruniakan Allah kepada orang-orang yang taat untuk bersaksi tentang peristiwa itu (Kisah Para Rasul 5:32). Apa maksud kalimat ini? Ketika saya berkhotbah, jika saya taat kepada Allah dan kepada Firman, maka Roh Kudus akan mendampingi saya bersaksi bersama-sama dengan saya. Jika Saudara mendengar khotbah, dan kita taat kepada Firman, saat itu Roh Kudus juga berada bersama-sama dengan Saudara. Inilah karunia yang berganda: yang melayani Tuhan dan taat kepada Tuhan, didampingi Roh Kudus; yang mendengar Firman dan taat kepada Firman, juga didampingi Roh Kudus. Tuhan Allah hanya mengaruniakan Roh Kudus kepada orang-orang yang taat. Jangan Saudara beranggapan bahwa jika kita pandai menghafal Alkitab, pandai berkhotbah, dan pandai membaca buku, maka kita dipakai Tuhan. Saya menyaksikan sendiri ada murid-murid saya yang sekolah sampai jenjang yang tinggi, namun khotbahnya tidak mempunyai urapan dan kuasa Tuhan. Mengapa? Karena khotbah mereka tidak murni dan kurang taat kepada pimpinan Roh Kudus. Maka Tuhan membiarkan mereka berjuang sendiri.

Hal yang paling saya takuti selama saya masih hidup adalah saya bekerja membanting tulang dan berkhotbah mati-matian, tetapi Roh Kudus tidak turut bekerja menyaksikan apa yang saya lakukan. Hal yang paling membuat saya merasa bahagia adalah sekali pun pada saat saya sangat lelah, sakit, atau lemah, saat saya berdiri menyaksikan Kristus, Roh Kudus mendampingi saya. Inilah rahasia Kekristenan. Jangan Saudara beranggapan bahwa jika seseorang sudah mempunyai gelar yang tinggi, mempunyai semua fasilitas, maka ia akan menjadi hamba Tuhan yang baik. Tidak! Kecuali Saudara taat kepada pimpinan Roh Kudus, benar-benar menjalankan kehendak-Nya, jujur melaksanakan rencana Tuhan, maka Roh Kudus mendampingi Saudara. Alangkah bahagianya kalau seorang yang lemah, seorang yang sakit, yang kurang fasih lidah, yang tidak mempunyai banyak kemampuan, tetapi berdiri dengan setia menjadi saksi Tuhan, dan Roh Kudus hadir. Roh Kudus bukan saja memberkati pada saat Saudara taat sebagai pengkhotbah, tetapi Roh Kudus juga hadir dan memberkati pada saat Saudara taat sebagai pendengar khotbah. Itulah artinya Roh Kudus sebagai pelaksana keselamatan.

“Tuhan mengampuni dosamu!” Itulah yang diberitakan oleh para pengfkhotbah, tetapi jika Tuhan tidak mengampuni dosa orang yang mendengar, maka sia-sialah teriakan pengkhotbah yang tidak disertai oleh Roh Kudus. Tetapi jika Saudara berkhotbah satu kalimat, dan kalimat itu adalah Firman yang hidup, dan kalimat itu dibuktikan oleh pelaksanaan keselamatan Roh Kudus, maka dosa orang akan diampuni.

Sudahkah Saudara hari ini mendapat berkat dari Tuhan? Maukah Saudara hari ini mendapatkan berkat dari Tuhan? Jikalau saat ini Saudara berkata, “Tuhan, ampunilah dosaku,” maukah Saudara saat ini mendapatkan pengampunan dosa? Jikalau Saudara taat kepada pimpinan Roh Kudus, pada saat Roh Kudus menggerakkan hati Saudara, janganlah mengeraskan hati, jangan menolak, jangan menyimpan dosa, jangan munafik, jangan terus bertopeng dan menipu diri.

Seorang yang sakit jika datang ke dokter dan berkata kepada dokter tersebut: ”Saya sangat sehat dan saya betul-betul tidak sakit,” maka dokter itu akan bertanya, “Untuk apa engkau ke sini?” Orang seperti ini bukan tidak sakit, tetapi sangat sakit, bahkan sakit gila. Tuhan Yesus berkata: “Orang sakit memerlukan tabib, dan orang sehat tidak memerlukan tabib.” (Lukas 5:31). Itu berarti jika kita datang kepada Tuhan, janganlah kita takut-takut untuk mengakui keadaan kita yang sesungguhnya. Jangan Saudara menyembunyikan dosa Saudara dan jangan munafik. Beritahukan kepada Tuhan dosa-dosa Saudara, dan jikalau Saudara jujur mengakui dosa-dosa Saudara di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan mengampuni dosa-dosa Saudara. Itu sebabnya, pelaksanaan keselamatan ada di tangan Roh Kudus.

Apakah Stephen Tong tidak percaya Roh Kudus? Stephen Tong percaya Allah Roh Kudus, tetapi tidak mengikuti versi ajaran orang-orang tertentu yang tidak mengikuti Alkitab. Stephen Tong percaya Roh Kudus dengan hanya mau mengikuti apa yang dinyatakan oleh Alkitab saja. Alkitab menegaskan bahwa jika Roh Kudus memenuhi, maka orang itu taat kepada Firman. Jika Roh Kudus memenuhi, orang tersebut akan hidup suci. Jika Roh Kudus memenuhi, orang itu akan menjunjung tinggi Kristus dan bukan dirinya sendiri. Inilah yang diberitakan Kitab Suci. Alkitab dengan jelas mengatakan, “Apabila Ia (Roh Kudus) datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku (Kristus), sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterima-Nya daripada-Ku.” (Yohanes 16:13-14).

Jikalau seorang pendeta terus berkhotbah tentang “aku” dan tidak meninggikan dan memuliakan Kristus, maka ia tidak dipenuhi Roh Kudus. Tetapi jika seorang pengkhotbah mengkhotbahkan, memberitakan, dan memuliakan Kristus, Anak Allah yang berinkarnasi, Juruselamat yang mati dan bangkit menebus dosa manusia, maka ia adalah pengkhotbah yang dipenuhi Roh Kudus. Dengan demikian, jika kita melayani Tuhan, bersaksi, memberitakan Injil, dan taat kepada Tuhan, maka Roh Kudus yang diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang taat, akan memenuhi Saudara. Roh Kudus diberikan kepada orang yang taat, taat kepada Allah, taat kepada Kristus, taat kepada Firman, sabda yang keluar dari Roh Kudus.

Kesimpulan kita: Allah Bapa menyediakan keselamatan, Allah Anak menggenapi keselamatan, Allah Roh Kudus melaksanakan keselamatan. Dengan demikian, setiap kita yang melayani Tuhan, yang mengabdi kepada Tuhan, boleh senantiasa meminta pertolongan dan kekuatan dari Tuhan. Dengan demikian, setiap kali kita berdiri di atas mimbar, dengan hati yang gentar kita boleh berkata: “Tuhan, urapilah hamba-Mu; Tuhan, berilah kuasa kepada hamba-Mu; Tuhan, penuhi dengan Roh Kudus; dan Tuhan, hadirlah dalam kebaktian; Tuhan, laksanakanlah keselamatanmu; dan Tuhan, laksanakanlah penebusan-Mu terhadap orang-orang berdosa yang mendengar firman-Mu. Amin.”

B. MANUSIA MENCARI ALLAH : AGAMA

Kita akan membicarakan secara lebih rinci, bagaimana Allah menyediakan, Kristus menggenapi, dan Roh Kudus melaksanbakan keselamatan.

Ketika Adam berbuat dosa, Allah memanggil dia: “Adam, di manakah engkau?” (Kejadian 3:9). Saya sempat tertegun dengan kalimat ini. Saya mencoba merenungkan dengan serius perkataan Tuhan ini. Saya mau mengerti dari awal, mengapa Tuhan mencari Adam? Bukan Adam yang mencari Tuhan. Marilah kita memperhatikan perbedaan-perbedaan penting di bawah ini.

Bukankah semua agama mengatakan bahwa manusia mencari Tuhan? Sebenarnya, jika kita meneliti dengan tepat, agama bukannya mencari Tuhan. Agama mau mencari damai, agama mau mencari perasaan aman diri, agama mencari kesuksesan diri, agama mencari berkat Tuhan, agama mau mencari kenikmatan di dalam Tuhan, tetapi bukan mencari Tuhan. Tidak ada dalam Alkitab yang mengatakan di dalam agama manusia mencari Tuhan. Menusia mengatakan agama mencari Tuhan, tetapi Tuhan berkata bahwa Ia “memandang kebawah dari sorga kepada anak-anak manusia, untuk melihat apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah.” (Mazmur 53:3-4). “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.” (Roma 3:10-12). Ini bukan perkataan manusia, tetapi perkataan Allah dalam Kitab Suci-Nya. Allah menyelidiki dari sorga dan Allah mau melihat kehidupan manusia yang terdalam, dan ternyata tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Tidak ada seorang pun yang mengerti kebenaran. Tidak ada seorangpun yang melakukan kebajikan. Semua sudah menyimpang dari kebenaran, semua sudah memberontak melawan Tuhan, semua sudah berjalan di dalam kejahatan,termasuk orang-orang beragama.

Beberapa tahun terakhir ini, kita bisa melihat baik di surat kabar atau pun di televisi, bahwa mereka yang membunuh orang lain bukanlah orang-orang atheis, tetapi justru orang beragama. Di Indonesia, orang-orang yang paling berani membunuh orang lain bukanlah penjahat tetapi justru orang-orang beragama. Orang beragama bisa menjadi orang yang lebih kejam daripada orang yang tidak percaya adanya Tuhan. Ketika mereka dihukum mati karena kejahatan mereka, mereka malah beranggapan sudah melayani Tuhan Allah. Apakah agama mencari Tuhan? Tidak! John Stott, professor dan teolog terkenal Kekristenan saat ini, di dalam kongres Lausanne II mengatakan: “Agama bukan mencari Allah, tetapi agama adalah salah satu usaha manusia untuk melarikan diri dari Allah.”

Saya memang percaya bahwa banyak orang yang mempunyai agama dan berusaha untuk berbuat baik. Tetapi semua yang disebut berbuat baik, dan semua yang disebut mencari Tuhan, hanya didasarkan pada standar manusia saja, bukan menurut apa yang Allah tetapkan. Maka manusia menganggap diri mencari Tuhan, tetapi Tuhan melihat tidak ada seorang pun yang mencari Dia. Dalam hal ini, siapakah yang benar: manusia atau Tuhan Allah?

Jika Saudara meneliti hubungan organis dalam suatu organisme, maka di dalam Roma 3:4 dikatakan bahwa semua manusia adalah pendusta dan bagaimana Allah yang benar mau dikalahkan oleh manusia yang pembohong. Roma 3:10 mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang benar. Itu berarti proklamasi Allah bahwa: “tidak ada seorang pun yang mencari Dia” adalah suatu pernyataan yang benar dan tidak bohong. Manusia yang mengatakan “saya mencari Allah” sebenarnya tidak sadar bahwa dia sedang berbohong, bahkan berbohong terhadap diri sendiri. Jika Saudara tidak mempunyai perasaan takut akan Allah yang sungguh dan tidak digerakkan oleh Roh Kudus, maka sekalipun Saudara adalah seorang yang beragama, Saudara bisa bersalah, berdosa, berbuat kejam, jahat, keji melampaui orang-orang yang tidak beragama.

Paulus adalah seorang muda yang berambisi untuk menganiaya, memenjarakan, bahkan membunuh orang yang percaya kepada Tuhan. Bahkan, ia mendapatkan surat izin atau mandat dari Imam Besar di Yerusalem untuk pergi kemana-mana dengan mandat dan otoritas yang sah untuk memburu orang-orang Kristen. Akhirnya, ia mengejar orang-orang Kristen yang melarikan diri hingga ke kota Damsyik. Namun di tengah perjalanan, ketika sudah hampir tiba di kota Damsyik, Yesus bertemu dengan dia. Yesus menjatuhkan dia dari atas kudanya dengan sebuah sinar yang kuat. Ia jatuh tergeletak, dan ia tahu bahwa itu pasti kuasa Allah. Tidak mungkin ada kuasa yang bisa memiliki cahaya yang sedemikian kuat, bahkan melampaui sinar matahari, kuasa yang sedemikian kuat sehingga ia harus jatuh dari kudanya. Segera ia berseru: “Siapakah Engkau, Tuhan?” (Kisah Para Rasul 9:5). Seruan pertanyaan ini sangat aneh. Jika Saudara berseru: “Siapakah engkau, Stephen Tong?” Pasti orang akan berpikir, mengapa sudah tahu masih bertanya.

Ketika Paulus yang ketika itu masih bernama Saulus (Saulus berarti “si Besar”, sedangkan Paulus berarti “si Kecil”), mengerti bahwa itu adalah Tuhan. Hal ini memberikan suatu fakta yang sangat dalam. Ini membuktikan bahwa begitu banyak teolog-teolog, yang begitu banyak mengajar tentang ketuhanan, sendirinya tidak mengenal Tuhan yang sejati. Pada saat itu Saulus penuh dengan kuasa. Ia adalah seorang pemimpin agama. Ia juga mempunyai kapasitas akademis yang saat ini bisa disetarakan dengan gelar Ph.D., lulus dari sekolah agama tertinggi di bawah guru besar yang paling terkenal dan dianggap paling akademis saat itu, yaitu Gamaliel. Paulus adalah seorang yang paling pandai dan cemerlang di antara para pemuda-pemudi, di antara para sarjana teologi, di antara orang-orang yang mempelajari keagamaan, dan bahkan di antara para pemimpin agama. Ia mengajar orang lain tentang ketuhanan, tetapi pada saat Tuhan bertemu dengan dia, dia sendiri tidak mengenal Tuhan dengan baik dan bertanya, “Siapakah Engkau?” Ia belum pernah sungguh-sungguh mengenal Tuhan. Ia hanya mengenal Tuhan dari buku-buku. Seolah-olah mempunyai pengetahuan cukup, memiliki gelar yang tinggi, tetapi tidak mengenal siapa Allah itu sendiri, karena ia belum pernah sungguh-sungguh mengenal Tuhan secara pribadi. Itu sebabnya, marilah kita merendahkan hati dan kembali kepada Tuhan yang begitu mengasihi kita.

Bersambung…

SUMBER :
Nama buku : Yesus Kristus Juruselamat Dunia
Sub Judul : Bab III : Juruselamat Satu-satunya : Yesus Kristus
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2004
Halaman : 55 – 85