Yusra MardiniDi tahun 2012 rumah keluarga Yusra hancur karena perang dan pembunuhan massal di Daraya Syria. Ratusan warga terbunuh. Dan dalam tiga tahun selanjutnya terus saja pertempuran terjadi di daerah mereka sehingga tidak ada lagi kehidupan normal disana. Yang akhirnya membuat Yusra dan adiknya memutuskan untuk mengungsi.

Yusra menceritakan dia harus mengendap-ngendap bersembunyi hingga polisi pengawas tidak melihat mereka dan perahu mereka berjalan. Naas, baru berjalan 30 menit mesin kapal mati. Dikapal itu hanya 4 orang yang bisa berenang. Yusra adiknya dan 2 orang pria.

Ke empatnya berenang mencoba menggeret kapal tersebut di mana akhirnya kedua pria tersebut menyerah. Lalu apa yang ada dipikiran dua kakak beradik tersebut?
Apakah mereka akan menyerah? Dan membuat semua orang mati atau mereka menyelamatkan hanya mereka berdua?

Dan mereka berkata, “kita berdua adalah perenang terbaik di dunia.”

Mereka putuskan mengeret kapal tersebut selama 4 jam berikutnya sampai kedarat. Menyelamatkan seisi kapal.

Inilah kisah heroic yang mencengangkan dunia.
Lalu bagaimana dia bisa sampai menjadi peserta olimpiase Rio 2016?

Dia sekarang tinggal di Berlin. Dia terus menjalankan hobby dan minatnya dalam renang ini. Hingga prestasinya di lihat oleh nasional team (Germany) dan IOC. Dia lalu mengikuti seleksi dan lulus di kelas 100 meter Freestyles – gaya bebas dan 100 meter gaya kupu-kupu.

Sekarang – setelah tahun lalu ia menyebrangi laut Aegean dengan heroic, Yusra akan berkompetisi di Rio yang merupakan bagian dari 10 atlet yang ikut sebagai peserta olimpiade untuk pertama kalinya diadakan untuk mewakili dan menghormati para pengungsi yang tidak memiliki kewarganegaraan, tidak ada bendera kenegaraan, dan tidak ada lagu kebangsaan.

Dia akan berada dalam stadion pada saat pembukaan dan mengatakan pesan ini: “I want to show everyone that, after the pain, after the storm, comes calm days. I want to inspire them to do something good in their lives. However tough things get, remember it’s the tough times that make you tougher. So when you’ve got the option to sink or swim, keep on swimming.”

Pierre de Coubertin pendiri olimpiade modern berkata : “Bukan kemenanganan yang terpenting namun perjuangan mencapainya yang bernilai tinggi”

Yusra menambahkan, “jangan pernah menyerah!”

Semoga kita belajar dari seorang pejuang kebenaran dan pejuang kehidupan berusia 18 tahun ini apa arti kata “perjuangan”.

Selamat menyaksikan Yusra di Olympiade Rio 2016.

Sumber : https://www.inspirasidaily.com/inspirasi-dari-pengungsi-ke-olimpiade/