kopi-kucingUnen : “Cun, ini kopi apa, kenapa agak agak asem gini ?”

Acun : “Ini kopi istimewa, Kang… hampir sama dengan kopi Luwak yang terkenal itu.”

Unen : “Oh, begitu …. Kopi apa namanya?”

Acun : “Kopi empus, Kang. Saya buat sendiri , praktek Ekonomi Kreatip kang.”

Unen : “Kenapa di kasih nama kopi Empus ?”

Acun : “karena diolahnya lewat Kucing. kalau kopi Luwak, Kopinya dimakan Luwak dulu sebelum diolah, nah kalau kopi Empus mah dimakan kucing dulu. baru diolah jadi kopi bubuk. saya terinspirasi dengan Kopi Luwak, biar lebih mudah saya pake kucing aja ….soalnya di rumah punya 15 ekor Kucing.

Unen : “Kucing mau makan Kopi emangnya ?”

Acun : “Ya tidak atuh kang, …tapi kan mesti kreatip Kang, Kopinya sya ancurin dulu agak kasar, lalu dicampur ikan asin, kemudian di kasihi sama kucing”. (Unen mulai merasa mual).

Acun : “Kalau sudah keluar dengan kotoran Kucing, kemudian kopi disaring, lalu di jemur sampe kering, kemudian digiling lagi. nahh…ini maah asli, Kang Unen orang pertama yang nyobain kopi empus tuh, belum pernah disuguhkan sama yang lain kang. saya juga gak berani nyoba sendiri, agak agak jijik kang . Gimana Kang,… enak kopinya?”.

Unen : “Gelo, Goblog, Belegug siah teh …. sasangkleng pisan teu boga pipikiran geuning maneh teh… Aing nginum tai Ucing Asli !!”

seperti kita ketahui bahwa pembuatan kopi luwak adalah dengan memanfaatkan kebiasaan binatang luwak yang kerap memakan buah kopi kualitas terbaik langsung dari pohonnya. Luwak umumnya memakan buah kopi kualitas wahid kemudian mengeluarkan biji kopi bersama dengan proses buang air besar (eksresi). Biji kopi yang bercampur dengan kotoran (tinja) luwak kemudian dipilih dan dibersihkan kemudian digiling dan siap dihidangkan dan dikonsumsi. Biji kopi luwak secara tidak langsung terfermentasi dalam sistem pencernaan luwak. Hal inilah yang menyebabkan kopi luwak memiliki citarasa yang begitu nikmat.

Sumber : https://www.inspirasidaily.com/hati2-untuk-penggemar-kopi-luwak/