keluarga-bahagiaBAB II :
ALASAN PERNIKAHAN KRISTEN
TUHAN Allah berfirman: “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya yang sepadan dengan dia. (Kejadian 2:18)

Adam membutuhkan penolong, sehingga ia dibuat tidur nyenyak, dan Tuhan “mengoperasi” dia lagi. Itulah pengaliran darah yang pertama di dalam Alkitab. Pengaliran darah untuk penebusan dosa adalah setelah Adam dan Hawa berdosa, dan seekor binatang disembelih untuk menjadi pakaian mereka. Tetapi pengaliran darah pertama di dalam diri manusia dilakukan oleh Allah sendiri, ketika Allah memecahkan daging sehingga darah keluar dari Adam.

Di sini kita melihat ajaran yang penting sekali, suatu simbol yang ketat, yaitu tanpa pengorbanan tidak ada orang yang bisa menjadi pemimpin. Kalau Adam tidak mau dilukai, ia tidak mungkin bisa menjadi kepala keluarga. Ia harus ditidurkan dan menerima operasi dari Allah. Di sini kita melihat lambang yang sedemikian hebat. Sewaktu Kristus mengalirkan darah, baru gereja muncul. Gereja adalah mempelai wanita Kristus. Kristus mencintai gereja-Nya, karena Ia telah mencurahkan darah untuk gereja-Nya. Itu dilambangkan pada waktu Kristus mati untuk memungkinkan gereja bisa berdiri. Dan ini dilambangkan oleh Adam yang harus tidur, dilukai, dan berdarah, tulang rusuk diambil untuk menciptakan Hawa menjadi penolong baginya.

PEREMPUAN DARI RUSUK LAKI-LAKI

Orang Barat mempunyai pepatah yang indah: “Perempuan diciptakan oleh Tuhan dari tulang rusuk, bukan dari tulang kepala supaya keduanya jangan menjadi kepala, bukan dari tulang kaki supaya perempuan tidak diinjak-injak lelaki.”

Pertama, jika perempuan dan laki-laki sama-sama berebut mau menjadi kepala, akhirnya anak-anak menonton terus siapa jadi juara di rumah. Allah menciptakan wanita tidak dari tulang kepala atau tulang kaki, ini merupakan keajaiban dan bijaksana penciptaan.

Kedua, tulang rusuk adalah tempat jantung dan hati, jadi wanita dimaksudkan untuk dicintai oleh suaminya, karena memang dulu engkau ada di jantung hatiku. Wanita ada di tempat yang dekat dengan jantung, di mana suami bisa mencintai dia seperti mencintai jantungnya sendiri. Mencintai dia seperti mencintai diri sendiri, yang paling dekat dengan hatinya. Bukankah istilah ini berulang kali muncul dalam surat-surat cinta, “jantung hatiku”.

Ketiga, tulang rusuk adalah untuk melindungi, membimbing, dan menjaga dia. Salah satu gambaran yang paling indah di dalam dunia ialah ketika seorang pria melindungi dan membimbing seorang wanita.

Di dalam dunia ada dua macam lukisan yang sungguh-sungguh menggambarkan keindahan, yakni: (1) seorang laki-laki yang sungguh-sungguh melindungi keluarga, yang dilambangkan dengan dia memberikan lengannya kepada isterinya; dan (2) seorang ibu yang menggendong bayinya, di mana mata ibu kontak dengan mata bayi sehingga yang dari atas menyatakan cinta dan yang dari bawah menyatakan pengharapan yang penuh. Ini lukisan terindah yang bisa saya bayangkan di dalam dunia. Sebagaimana bapa mencintai ibu, orang tua mencintai anak, menjadi indah karena merupakan gambaran bagaimana Kristus mencintai gereja dan Allah mencintai umat manusia.

Demikianlah kita melihat rencana Allah supaya kita membentuk keluarga yang indah dan bahagia, yang boleh menjadi cermin di dalam dunia ini, bagaimana kuasa dan cinta Allah kepada manusia. Di sini kita melihat bahwa wanita diciptakan untuk menolong suaminya, bukan untuk menguasai, memimpin, dan mempengaruhi suaminya secara negatif, tetapi menjadi penolongnya. Tetapi suami juga harus jelas berjalan di dalam kehendak Tuhan, sehingga dia berhak memimpin seluruh keluarga di dalam menjalankan kehendak Tuhan.

Mengapa hidup seorang diri itu tidak baik? Untuk ini ada beberapa sebab yang dapat dipikirkan.

1. Manusia diciptakan di dalam Sifat Relatif

Manusia harus hidup di dalam satu hubungan antar manusia secara relatiuf. Tetapi manusia satu-satunya makhluk yang diberi konsep kemutlakan di dalam kerelatifan. Itu sebabnya manusia betul-betul tidak boleh menjadi Allah. Manusia tidak seharusnya memutlakkan diri. Tetapi manusia yang hidup terus-menerus seorang diri, masuk ke dalam bahaya hidup memutlakkan diri. Itu sebabnya Allah mengatakan tidak baik manusia hidup sendiri. Jangan berpikir bahwa pria tidak baik hidup sendiri karena nanti akan mencari pelacur. Itu pikiran yang tidak beres. Hidup seorang diri tidak baik karena mungkin membuat orang tersebut memutlakkan diri.

Orang semakin tua semakin kaku, sehingga untuk mengubah orang yang sudah semakin tua menjadi semakin sulit. Kalau orang tidak mau diubah lagi, berarti ia mulai tua. Kalau tuanya beres, itu hal yang bagus; tetapi kalau tidak beres, itu mirip “Allah”. Kalau orang sudah sedemikian kaku dan ia merasa seperti Allah, lalu Allah mengatakan bahwa hanya ada satu Allah, maka matilah ia. Karena manusia mempunyai kemungkinan bahaya memutlakkan diri, maka Allah mengatakan bahwa tidak baik hidup sendiri.

2. Manusia diciptakan sebagai Bagian dari Keseluruhan

Manusia bukan diciptakan sebagai keseluruhan, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa melakukan segala sesuatu dengan kekuatan sendiri. Dia hanya sebagaian dari masyarakat, dia hanya sebagian dari keluarga. Saya termasuk orang yang mempunyai bakat cukup menyeluruh. Dalam hal ini saya tidak berani membanggakan diri karena saya takut akan dihakimi dan dihukum lebih banyak daripada orang lain. Orang yang banyak bakatnya tetap harus ingat bahwa ia hanya sebagian saja. Saya masih memerlukan bagian orang lain untuk memperlengkapi saya. Di dalam hal ini keseluruhan tidak dapat secara mutlak diwakili oleh bagian. Ketotalan tidak bisa diambil alih oleh sebagian. Karena itu, pada saat orang menganggap dia bisa menjadi semua dan tidak membutuhkan orang lain, orang itu mulai mengalami suatu bahaya. Tuhan kadang-kadang memberikan talenta yang sedemikian limpah kepada satu orang, tetapi tetap ia membutuhkan orang lain.

Pada zaman High Renaissance, kita melihat Leonardo da Vinci, Michelangelo, Buonarroti, Raffaello, mereka semua adalah arsitek, pelukis, ilmuwan, pemahat, dan mempunyai banyak aspek yang lain. Terkadang Tuhan menciptakan orang yang mempunyai begitu banyak talenta, tetapi jangan lupa, Tuhan tetap mengatakan kalimat ini: “Hidup tersendiri itu tidak baik.” Supaya tidak mengganggui keseluruhan dan supaya menghargai orang lain.

3. Manusia diciptakan untuk Menolong dan Ditolong

Ini adalah dalam arti relativitas sifat kooperasi. Sifat kooperasi merupakan sifat yang begitu penting di dalam hidup masyarakat manusia. Itu sebab manusia sangat perlu saling membantu. Kalau tangan kanan bisa menolong mencuci semua bagian termasuk tangan yang satunya, ia sendiri tidak bisa mencuci dirinya sendiri. Bagaimanapun hebatnya sebuah tangan menolong yang lain, ia tidak bisa menolong dirinya sendiri. Sindiran yang terbesar bagi mata ialah ia bisa melihat segala sesuatu tetapi ia tidak bisa melihat dirinya sendiri. Ini kalimat dari Ralph Waldo Emerson, seorang pujangga besar Amerika. Mata melihat segala sesuatu, tetapi tidak bisa melihat diri sendiri. Bukan saja mata tidak bisa melihat dirinya sendiri, mata kanan pun tidak bisa melihat mata kiri dan demikian sebaliknya karena terhalang oleh hidung.

Karena itu, saya perlu memberi tahu istri saya, dan istri saya perlu memberi tahu saya. Kita perlu saling memberi tahu. Kata “saling” tidak dimengerti oleh orang yang memutlakkan diri. Kita kadang-kadang bisa berselisih pendapat dan itu merupakan kebahagiaan dari Tuhan. Perhatikan kata ini: cekcok kecil bahagia, cekcok besar bahaya. Hidup seorang diri itu tidak baik, maka perlu orang lain untuk menolong dia. Selanjutnya kita akan melihat alasan yang mendorong orang menikah. Kita akan melihat alasan orang menikah dari dua aspek, yaitu secara negatif dan secara positif.

ALASAN PERNIKAHAN SECARA NEGATIF

Dilihat dari aspek negatif, ada sejumlah alasan yang mendorong orang untuk menikah. Ini dalah alasan-alasan yang harus kita tolak.

1. Menikah Bukan Karena Sudah Cukup Usia

Berapa banyak orangtua yang berkata: “Kamu sudah berumur 30 tahun masih makan nasi di sini, apa tidak malu? Cepatlah menikah!” Ini membuat orang sulit makan nasi. Tidak! Kita menikah bukan karena sudah cukup usia untuk menikah. Kapankah seseorang dianggap sudah cukup waktunya untuk menikah? Ini sangat relatif. Orang Mongolia pada usia 15 tahun sudah bisa menjadi nenek. Ada yang berumur 8 tahun sudah matang dan bisa melahirkan anak. Itu di Mongolia. Jika kita menikah hanya karena usia sudah waktunya, itu berarti melayani sejarah sehingga tidak mungkin dapat mengubah sejarah. Manusia tidak seharusnya melayani sejarah. “Waktu mendesak saya untuk menikah, lalu cepat-cepat menikah,” itu sifat binatang, bukan manusia.

2. Menikah Bukan karena Orangtua Sangat Menginginkan Cucu

“Cepatlah menikah, saya sudah tidak tahan ingin menggendong cucu.” Baru beberapa hari yang lalu seorang berkata kepada saya bahwa ia ingin sekali anak-anaknya cepat menikah, tetapi sayangnya belum ada yang menikah. Ia merasa tidak enak melihat anak orang lain sudah menikah dan anak sendiri belum menikah. Sabar! Daripada salah menikah, lebih baik menunda menikah. Bukan demi melayani orangtua yang sedemikian ingin menggendong cucu, maka cepat-cepat menikah. Setiap orang yang mau menikah harus mempunyai pengertian makna pernikahan yang dikaitkan dengan mencari Allah, sehingga cepat menguasai emosi dan nafsunya sendiri. Kalau tidak, Saudara tidak berhak menikah.

3. Menikah Bukan Karena Sudah Terlanjur Hamil

Menikah bukan karena sudah terlanjur hamil sehingga “diperintah oleh bayi di perut”. Orang Tionghoa kalau menikah selalu menuliskan di dalam iklan atau pengumuman di surat kabar: “Demi perintah orangtua, kami akan menikah pada tanggal…..” Tetapi itu zaman dulu. Dulu orang menikah atas perintah orangtua, tetapi orang zaman sekarang menikah atas perintah anak bayinya, sudah terlanjur hamil. Maka sekarang anak bayi itu memerintahkan orangtuanya untuk cepat-cepat menikah, supaya tidak malu. Sudah hamil, baru menikah, itu berarti demi anak yang di dalam perut. Berapa banyak orang yang menikah karena sudah terlanjur? Pernikahan tidak seharusnya didasarkan pada keadaan seperti itu.

4. Menikah Bukan Karena Memerlukan Seks

Karena saya sudah matang; ini bukan sekedar umur tetapi seks yang memaksa saya untuk menikah. Tidak boleh demikian! Itu merupakan alasan pernikahan yang rendah, yang tidak bertanggunmg jawab, dan yang bahaya sekali. Orang Yunani mengatakan: “Mengapa otak di atas hati dan hati di atas pinggang?” Bagi Plato, otak, hati, dan pinggang merupakan tiga tempat dengan urutan yang mempunyai arti yang sangat besar sekali. Pinggang adalah tempat bagi seks, hati adalah tempat bagi emosi, dan otak adalah tempat bagi rasio. Allah sudah mengatur hal ini sedemikian rupa agar pinggang dikuasai hati, dan hati dikuasai oleh otak. Maksudnya, orang yang paling rendah adalah orang yang pinggangnya mengatur hidupnya. Ini adalah orang yang paling rendah, paling hina, dan tidak mengerti tentang keluarga. Kelompok kedua yang lebih tinggi adalah apabila cinta menguasai seks. Karena ia mempunyai cinta yang sejati, baru ia mengendalikan nafsunya. Orang yang sedemikian adalah orang yang lebih berbahagia. Tetapi Plato berkata bahwa itu masih kurang. Orang yang lebih berbahagia adalah orang yang otaknya menguasai hati, baru otak dan hati menguasai pinggang. Berarti dengan rasio kita mengerti kebenaran, lalu kebenaran itu menguasai emosi, sehingga emosi itu tidak meluap, baru emosi itu menguasai seks. Seks dikuasai oleh cinta, dan cinta itu dikuasai oleh kebenaran. Bukankah ini merupakan suatu kebahagiaan?

Tetapi saya berkata kepada Saudara bahwa ini masih merupakan pikiran dunia, tetapi pikiran Kristen lebih tinggi lagi. Kalau kita bertanya kepada Plato, pinggang dikuasai oleh hati, dan hati dikuasai oleh otak, lalu otak dikuasai oleh siapa? Mereka berhenti dan tidak ada jawaban. Tetapi bagi orang Kristen, otak dikuasai oleh Firman. Firman, Rasio, Emosi, dan kehidupan seksual. Inilah dasar untuk mendirikan dan membentuk keluarga yang sukses.

ALASAN PERNIKAHAN SECARA POSITIF

Dalam rencana-Nya yang kekal, Allah menciptakan manusia, laki-laki dan perempuan, menurut peta dan teladan Allah sendiri. Inilah dasar dari kesetaraan status dan relasi antara laki-laki dan perempuan. Alkitab memberikan alasan pernikahan secara positif, yaitu bahwa pernikahan merupakan rencana Allah dalam menciptakan manusia.

Dari keindahan struktur masyarakat, Tuhan telah menciptakan manusia dengan sifat mutual yang ada pada setiap pribadi. Sifat mutual berarti potensi manusia untuk mengasihi dan dikasihi. Mutual ini bisa mencapai suatu keseimbangan, mencapai kesempurnaan hidup manusia. Manusia bisa mencintai dan bisa dicintai. Manusia butuh penyaluran cinta dari dirinya, sebagai inisiator emosi. Tetapi manusia juga memerlukan penerimaan cinta untuk dirinya sebagai penerima (receiver). Ia menerima kedua hal ini. Keseimbangannya membentuk gejala jiwa yang normal.

Salah satu kendala yang merusak kenormalan psikologi adalah ketidak-seimbangan antara kasih yang diterima dan yang diberikan. Jikalau kita menerima cinta kasih yang banyak tetapi tidak dapat menyalurkan cinta dengan inisiatif sendiri, tidak mungkin jiwa kita menjadi normal. Sebaliknya, jika kita terus memberikan cinta kasih kepada orang lain tetapi kita belum pernah dicintai, itu juga mnengakibatkan ketidak-normalan bagi kita. Akibatnya sangat buruk; bukan saja merusak diri tetapi juga menghambat keharmonisan dari keseluruhan masyarakat.

Karena Allah adalah kasih adanya, maka manusia yang diciptakan menurut peta dan teladan Allah juga diberikan suatu potensi seperti diri Allah yang adalah Sumber Kasih, dan sekaligus Ia mau manusia memberikan cinta kasih berdasarkan kasih yang diberikan-Nya. Ia adalah Inisiator yang mutlak. Dan manusia yang mempunyai sifat mutual ini perlu baik-baik mengerti kasih dan kebenaran.

BAGI YANG TIDAK MENIKAH

Bagaimana dengan mereka yang tidak menikah atau yang tidak mempunyai kesempatan menikah, bagaimana mungkin mencapai hidup sempurna? Saudara yang tidak menikah karena pilihan sendiri ataupun karena pengaturan Tuhan atau belum ada kesempatan untuk menikah karena waktu Tuhan belum sampai, jangan sekali-kali menjadi minder karena kasih bisa disalurkan dengan lebih agung tanpa melalui pernikahan. Karena kasih bisa disalurkan kepada bidang-bidang lain yang lebih luas.

Sekali lagi saya menegaskan, jangan kita menganggap yang tidak menikah ketinggalan, dan sebagainya. Banyak orang yang tidak menikah telah memberikan sumbangsih besar dalam sejarah umat manusia dan bisa mencapai kesempurnaan hidup dengan keseimbangan hidup yang dijalin melalui pengertian kasih yang dibagikan lebih luas kepada orang lain di luar pernikahan. Tetapi ini harus dibatasi, jangan mencampur-adukkan kasih dan seks menjadi satu. Karena Allah menciptakan manusia dengan sifat mutual, mengasihi dan dikasihi. Keseimbangannya menjadikan manusia mencapai satu kepuasan, kesempurnaan dari pribadi yang bersifat kasih.

PENTINGNYA RELASI KASIH

Dalam berbagai relasi, tidak ada yang lebih erat dan riskan dibandingkan dengan relasi yang mengakibatkan kelahiran atau menghasilkan hidup yang baru melalui pernikahan. Ini merupakan persatuan yang paling intim dan paling riskan, dan menuntut tanggung jawab paling berat sepanjang sejarah hidup manusia. Itu sebabnya Alkitab berkata dengan jelas bahwa setiap orang harus menghormati pernikahan. Ini berarti pernikahan tidak boleh dijadikan permainan.

Pernikahan bukan untuk pemenuhan kebutuhan seks di mana kita bisa memuaskan nafsu lalu selesai. Pernikahan harus dimengerti melalui kesadaran sesungguhnya terhadap kebenaran yang terkandung dalam pernikahan. Persatuan melalui pernikahan menurut Alkitab melambangkan persatuan antara Gereja dan Yesus Kristus. Adam ditidurkan oleh Allah sampai nyenyak lalu dia dioperasi dan satu rusuknya dikeluarkan dan berdarah. Melalui keadaan rela berkorban baru ada yang dicintai dan menikmati cinta sesungguhnya.

Demikianlah Kristus mati dan bangkit bagi Gereja. Gereja menjadi mempelai perempuan dari Yesus Kristus. Persatuan ini menjadi mungkin dan cinta mencapai makna yang penuh karena inisiatif Kristus yang menjadi contoh bagaimana mengorbankan diri demi menyatakan kasih kepada Gereja. Karena Krisrtus mengasihi Gereja, maka pengorbanan diri menyatakan diri boleh menjadi sasaran kasih. Maka, persatuan melalui pernikahan merupakan suatu kewajiban yang berat, persatuan yang bermakna begitu dalam. Sehingga relasi yang paling agung, yaitu hubungan antara Kristus dan tebusan-Nya, dilambangkan dengan pernikahan.

Bolehkah seorang Kristen menghina, merendahkan atau mempermainkan pernikahan? Alkitab berkata, setiap orang harus menghargai pernikahan. Karena begitu banyak orang kurang mengerti makna pernikahan, tetapi berani menikah, mengakibatkan kehancuran keluarga, terpecah-belahnya hubungan pernikahan yang tidak henti-hentinya terjadi dalam dunia.

Satu kali ketika berkhotbah di California saya berkata bahwa California dan Kanada mempunyai angka perceraian yang paling tinggi, yaitu 76 persen. Setelah kebaktian, seorang datang dan berkata bahwa angka perceraian sekarang sudah lebih dari 100 persen. Mengapa bisa lebih dari 100 persen? Bila ada 100 pasangan menikah, lalu 100 pasangan itu bercerai, itu berarti 100 persen perceraian. Bagaimana bisa lebih dari 100 persen? Karena banyak yang menikah 2 kali dan cerai 3 kali. Elizabeth Taylor, salah seorang wanita paling cantik dalam abad ke-dua puluh. Mungkin Cleopatra akan iri dengan kecantikannya. Ia menikah beberapa kali dan bercerai pun beberapa kali. Sebagai seorang yang dilahirkan dalam keluarga Yahudi, seharusnya ia mengerti Kitab Suci. Tetapi, meskipun ia cantik dan populer, namun karena ia bergelut di dalam dunia seks, ia tidak mengalami kebahagiaan. Kebahagiaan tidak terletak pada kecantikan, atau tubuh yang mempesona, atau keindahan yang diciptakan oleh kosmetik.

Ada perempuan yang jelek tetapi mempunyai hidup pernikahan yang bahagia dengan seorang suami yang ganteng. Beberapa bulan yang lalu saya membaca majalah yang mengisahkan seorang wanita yang tidak memiliki hidung mendapat seorang suami yang ganteng dan membentuk keluarga yang sangat bahagia. Lalu ketika ditanya, “Tidakkah engkau minder dengan cacat tanpa hidung ini?” Ia menjawab, “Bukan saya yang tidak mau punya hidung, tetapi ini karena penyakit. Ini bukan kesalahanku.” Lalu suaminya ditanya, “Bagaimana perasaanmu melihat istri yang tidak mempunyai hidung, bahagiakah engkau?” Ia menjawab, “Itulah ciri khas istri saya.” Mengapa bisa terjadi demikian? Ada rahasia-rahasia kebahagiaan yang melebihi pikiran kita. Justru kalau kita perhatikan, banyak perempuan cantik yang memiliki keluarga tidak bahagia. Saya tidak tahu apa sebabnya.

Seringkali wanita cantik duduk di hadapan saya untuk konseling karena diceraikan suaminya. Saya tidak mengerti mengapa wanita yang memiliki salah satu modal yang paling penting, yaitu keelokan wajah, bisa mengalami permasalahan demikian. Kecantikan tidak menjamin kebahagiaan bisa terus berlangsung. Mari kita sebagai orang Kristen yang beriman melihat prinsip-prinsip yang penting dan menaklukkan diri kepada kebenaran Tuhan karena itulah kunci kebahagiaan yang sejati.

Amin.
SUMBER :
Nama buku : Keluarga Bahagia
Sub Judul : Bab II : Alasan Pernikahan Kristen
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2014
Halaman : 17 – 28