Jesus PrayTuhan Yesus menutup Doa Bapa Kami dengan kalimat, “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Melalui akhir Doa Bapa Kami ini kita didesak untuk memiliki perasaan tanggung jawab I-Thou relationship, “Saya sedang berdiri di hadapan Tuhan. Engkaulah yang memberi segala anugerah dan akulah yang memohon dan berdoa pada-Mu. Kiranya Engkau mendengar doaku.” Dari awal hingga akhir Doa Bapa Kami berpusat pada Bapa di sorga, yang menciptakan, menguasai, memberi, dan akhirnya menghakimi segala yang berasal dari diri-Nya sendiri. Jika konsep ini telah jelas bagi kita, maka doa kita akan beres.

Konsep segala sesuatu adalah milik Allah harus dominan dalam hidup kita. Ketika Daniel berdoa kepada Allah dan tidak menghiraukan patung besar yang dibuat Nebukadnezar, ia tahu bahwa kerajaan, kuasa, dan kemuliaan adalah milik Allah. Alkitab berkata, segala anugerah dan hadiah yang indah berasal dari Tuhan. Banyak orang tidak mempertuhankan Tuhan dan tidak menyembah Dia sebagai Pemberi, tetapi meminta, lalu memberikan kemuliaan, pujian, bahkan mendewakan dan berterima kasih kepada setan. Ada banyak penganut agama yang ingin segala sesuatu menjadi miliknya. Mentalitas seperti ini mempunyai dua macam karakteristik, yaitu: a) mereka salah mengerti tentang asal-usul dan pemilik segala sesuatu, dan b) mereka pikir mereka bisa memiliki sesuatu yang bukan milik mereka. Jadi sebenarnya di dalam agama, ketika seseorang berdoa ia sedang mengutarakan kerakusan dan sifat egoisnya. Ia ingin agar segala sesuatu menjadi miliknya tanpa memedulikan bagaimana nasib orang lain. Orang Kristen tidak boleh memiliki mentalitas seperti ini, karena kita tahu bahwa kerajaan, kuasa, dan kemuliaan adalah milik Tuhan.

Banyak orang mempermasalahkan, jika dunia beserta seluruh kuasa, kekayaan, kemakmuran, dan kesuksesan adalah milik Tuhan, mengapa Tuhan memberikannya berbeda-beda kepada setiap orang. Ada sebagian orang menerima begitu besar dan ada yang tidak menerima apa-apa. Pertama, kita harus menyadari bahwa tidak semua kekayaan merupakan berkat Tuhan. Jika setan bisa menawarkan kepada Yesus segala kekayaan dunia ini, berarti ia sudah mengakui bahwa sebagian kesuksesan bisa berasal darinya. Penawaran ini bukan hanya dari Tuhan, tetapi juga dari musuh-Nya Tuhan. Oleh karena itu, janganlah sombong jika engkau kaya. Mungkin sebagian kekayaanmu dari Tuhan, tetapi sebagian lain dari setan. Engkau sendiri yang tahu berapa engkau curang untuk mendapatkan uang yang banyak. Itu berarti uang yang engkau peroleh melalui tipuan pasti bukan berasal dari Tuhan, tetapi dari setan. Setan tidak mungkin investasi tanpa mendapat untung, atau memberi kemurahan tanpa tujuan lain. Setan adalah penantang Tuhan, pencoba manusia, dan penuduh orang suci.

Segala yang dikerjakan Iblis selalu memiliki tujuan yang tidak kelihatan, tersembunyi, dan hanya Tuhan yang tahu. Kita tidak tahu apa yang Iblis kerjakan untuk menipu, merayu, dan memberi kesempatan kepadamu untuk membuatmu menjadi kaya dan sesudah itu, apa pun yang engkau miliki akan diambil olehnya. Inilah cara dunia, yang terus menghitung untung tanpa mengetahui berapa besar kerugian yang sudah hilang. Manusia terjerumus ke dalam keuntungan terbatas, dan kehilangan kerugian yang tidak terbatas. Banyak orang tidak tahu bagaimana setan memberi sebagian materi tetapi merebut jiwamu. Manusia perlu sadar bahwa yang hilang jauh lebih berharga dari yang diterima. Ketika engkau menerima kekayaan, akhirnya tidak satu rupiah pun yang bisa engkau bawa ke kuburan dan ke dalam kekekalan. Tapi jiwamu yang kekal begitu mudahnya engkau berikan kepada setan.

Tuhan Yesus adalah hikmat tertinggi, contoh terbaik dan pemimpin kita. Alkitab berkata, “Dialah komandan keselamatan kita, yang berdiri di depan menjadi teladan, membongkar semua rahasia setan, dan memberi contoh bagaimana menghadap Tuhan dan menghadapi musuh Tuhan.” Tuhan Yesus berkata, “Enyahlah kau!” Ia tidak berdebat, berdiskusi, atau berkompromi dengan setan. Ia tahu setan tidak berhak berdebat dengan-Nya. Tidak ada rahasia setan yang Tuhan Yesus tidak ketahui.

Yesus yang menolak setan adalah Yesus yang mengajar kita, “Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Di dalam terjemahan lain dipertegas, “Karena kuasa, dan kerajaan, dan kemuliaan semuanya hanya dimiliki oleh Engkau selama-lamanya.” Artinya, tidak ada satu kerajaan yang bukan milik Tuhan. Sekalipun mereka tidak percaya ada Allah, mereka tetap dikuasai Allah. Tidak ada satu orang yang bukan milik Tuhan. Meskipun mereka mengaku atheis, tetap menjadi atheis di tangan Tuhan.

Jika engkau betul-betul patuh dan menjalankan kehendak Tuhan, tidak mungkin Tuhan membiarkan engkau terlantar. Jika Tuhan memperbolehkan engkau kaya, itu untuk menguji bagaimana sikapmu terhadap uang. Jika Tuhan membiarkan engkau miskin, Tuhan ingin melihat apakah engkau setia atau tidak. Tuhan memberikan kekayaan kepada seseorang dan mengizinkan orang lainnya miskin. Maka, yang kaya harus merenungkan apa artinya hubungan dia dengan kekayaannya, dan juga apa artinya ketika Tuhan mengizinkan dia mengalami kemiskinan. Kekayaan dan kemiskinan hanyalah sementara.

Tuhan Yesus pernah berkata, bahwa di depan pintu rumah seorang kaya ada seorang miskin bernama Lazarus. Ironisnya, Tuhan tidak menyebut nama orang kaya itu. Pada akhirnya Lazarus berada di pangkuan Abraham, sementara yang kaya masuk akhirat, masuk neraka, dibakar dalam api. Jika Tuhan memberi engkau kekayaan, engkau harus jelas bahwa kekayaanmu berasal dari Tuhan. Jika Tuhan mengizinkan engkau kaya sementara engkau tidak tahu dari mana asalnya kekayaanmu, engkau harus segera mengoreksi diri dan mengintrospeksi diri. Allah menghargai kematian dan kemiskinan orang suci itu sangat tinggi; sebaliknya melihat kekayaan orang jahat itu sangat keji dan kenikmatan orang kaya yang tidak beres sebagai hal yang harus dihakimi. Kekayaan yang sementara Tuhan berikan itu hanyalah pinjaman, bukan milik. Pinjaman harus dikembalikan dan dihakimi bagaimana engkau menggunakannya. Jika untuk sementara engkau diperkenankan miskin, tidak perlu takut, karena Ia tidak akan membuat engkau miskin sampai mempermalukan nama-Nya. Alkitab memberikan keseimbangan dalam pengajaran kaya dan miskin. Uang bukanlah satu-satunya barometer untuk membuktikan saya mencintai Tuhan, tetapi uang juga menjadi ujian.

Ketika Tuhan memberikan uang kepada kita, Tuhan berkata, “Aku mengikuti, meneliti, dan memerhatikan, apa yang engkau lakukan setelah Aku memberikan uang itu kepadamu.” Tuhan kita bukan Tuhan buta, tetapi Tuhan mempunyai mata seperti api yang menyala-nyala dan bagai pedang bermata dua. Ia akan menusuk ke dalam hati kita yang sedalam-dalamnya. Ia mengerti apa yang Ia kerjakan. Semua orang jangan bermegah atau sombong dengan kekayaannya. Tuhan bertanya, “Tahukah engkau bahwa kerajaan ini milik-Ku? Semua kuasa dan kekayaan juga milik-Ku, yang hanya untuk sementara Kuserahkan kepadamu.” Banyak orang yang ingin menjadi besar, banyak orang ingin pekerjaan Tuhan jadi, tetapi tidak mau ikut berbagian karena terlalu sulit baginya untuk mengorbankan diri. Tuhan Yesus berkata, “Sangkal dirimu, pikullah salibmu, lalu ikut Aku.” Tuhan menguji kita, memberikan segalanya dengan cuma-cuma dan kemudian melihat bagaimana kita bereaksi. Tuhan menguji kita apakah kita mengutamakan Tuhan dulu, karena Tuhan yang memberi kekayaan dan kemiskinan.

Paulus berkata, “Aku tahu apa itu kekayaan dan kekurangan.” Paulus pernah diberi kecukupan tetapi juga pernah berkekurangan. Ketika kaya jangan menindas orang, ketika miskin jangan minta-minta. Kita harus memiliki tulang punggung yang kokoh ketika sedang diuji oleh Tuhan. Tetapi di balik itu semua, kita terlebih dahulu harus memiliki konsep yang jelas, yaitu: “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya.”

Saya telah mengutip Charles “Chuck” Colson bagaimana kita berada di antara Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Sorga. Kita mengabdi kepada dua dunia, kepada negara di dunia ini dan juga kepada Allah di sorga. Suatu hari seluruh kerajaan dunia ini menjadi milik Tuhan, karena seluruh kuasa milik Tuhan. Tidak ada kuasa apa pun yang bukan dari Tuhan. Pengertian ini paling jelas tercantum dalam Roma 13:1: “Setiap orang harus takluk kepada pemerintah di atasnya, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah.” Pemerintah dunia suka sekali dengan kalimat ini, termasuk pemerintah komunis yang tidak percaya Allah, tetap percaya bahwa kuasa harus ditaati rakyat. Negara komunis terbiasa mengeksploitasi rakyatnya. Mereka suka sekali dengan kalimat pertama, tetapi tidak suka kalimat kedua. Komunis mau rakyat taat kepadanya, tetapi ia sendiri tidak mau taat kepada Allah dan mengakui bahwa Allah yang empunya kuasa. Akibatnya, tidak ada negara komunis yang bisa terus selama-lamanya ada. Negara komunis Uni Soviet, Jerman Timur, Rumania, dan lain-lain, satu per satu tidak ada lagi. Kerajaan dunia tidak kekal. Kerajaan dunia bukan milik manusia.

Alkitab berkata, “Kerajaan milik Allah.” Rezim demi rezim bisa berganti, tetapi kerajaan tetap milik Allah. Kita harus berkata, “Karena Kerajaan milik-Mu, maka aku wajib mengabdi kepada-Mu.” Politik berubah, sementara, dan berganti; tetapi Allah tidak berubah dan tidak berganti. Jangan pernah beranggapan bahwa kuasa ada pada pemerintah, karena pemerintah itu sendiri di tangan Tuhan. Kuasa pemerintah itu sementara, bisa berubah, tetapi yang menguasai pemerintah adalah kuasa Tuhan. Orang Kristen mengerti bahwa kalimat ini tidak main-main. Di dalam buku saya, “Kuasa Pemerintah, Kuasa Allah, dan Kuasa Rakyat,” dibicarakan siapa yang menguasai siapa. Kuasa rakyat lebih tinggi dari kuasa pemerintah, dan kuasa Allah lebih tinggi dari kuasa rakyat. Maka kuasa Allah adalah kuasa yang paling tinggi. Pemerintah mendapat mandat dari rakyat. Negara komunis melecehkan dan menindas kekristenan, tidak percaya akan kuasa Allah. Tetapi pada akhirnya, suatu hari kelak Allah akan menghentikan komunisme. Komunisme harus hancur di dunia ini. Kuasa di dunia ada pada Allah.

Ketika di dunia, Yesus tidak mempunyai kuasa baik politik, ekonomi, akademis, militer, dan rakyat. Yesus satu-satunya pemimpin di dalam sejarah yang tidak memiliki kuasa apa pun. Ketika Ia disalib, Ia tidak mempunyai kuasa, hanya tubuh yang diserahkan, tanpa harta yang disimpan, tidak memiliki rumah, uang, usaha, pabrik, atau gedung. Tetapi Ia berkata, “Segala kuasa adalah milik Tuhan.” Kita terlalu banyak keinginan, memegang banyak hal, meminta ini dan itu, bahkan merampas hal yang tidak kekal di dunia. Tuhan Yesus tidak berkuasa, tetapi ketika Ia diadili Pilatus, tercetus kalimat dari mulut Pilatus, “Mengapa Engkau tidak menjawab? Tidak tahukah Engkau, bahwa aku berkuasa menyalibkan atau membebaskan-Mu? Aku adalah Pilatus, Gubernur Yudea, diutus Kaisar Romawi, pemimpin tertinggi di tanah Yudea.” Tuhan Yesus yang tadinya diam, kini menjawab, “Sesungguhnya, tidak ada kuasa di dalam tanganmu. Yang memberi kuasa adalah Allah. Jika kuasa bukan dari atas, engkau tidak berhak menyalibkan atau melepaskan Aku.” Pilatus tidak mengerti, karena ia hanya tahu politik yang ada di tangan dia. Tetapi Yesus berkata, “Engkau hanyalah alat kecil yang sementara dipakai Tuhan. Jangan beranggapan engkau mempunyai kuasa. Engkau tidak berkuasa menyalibkan dan melepaskan Aku, karena kuasa bukan di dalam dirimu, melainkan di tangan Tuhan.”

Setiap kalimat Tuhan Yesus jika digabungkan akan membentuk konsistensi yang tidak dimiliki orang lain. Tuhan Yesus berkata, “Kuasa bukan padamu.” Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kuasa milik Tuhan. Di dalam sejarah, politik berubah, tetapi semua di tangan Tuhan. Tuhanlah yang menghentikan penjajahan Belanda karena waktu mereka sudah selesai. Artinya Tuhan yang untuk sementara memperkenankan mereka 350 tahun menginjili Indonesia. Ketika Belanda tidak mementingkan Injil, tetapi mencari keuntungan yang didapat dari menjajah Indonesia, maka Allah menghentikannya. Setelah Belanda pulang, gereja-gereja di Indonesia berkembang lebih cepat. Ketika Belanda masih menjajah, gereja tidak berkembang, sehingga apabila Belanda masih menjajah sampai hari ini, tidak ada gereja besar di Indonesia, karena perkembangan gereja di tangan Tuhan.

Masa-masa akhir Belanda di Indonesia, mereka tidak lagi mementingkan penginjilan. Inilah akhir periode penjajahan Belanda di Indonesia. Tuhan sudah mempersiapkan orang Indonesia yang suka memberitakan Injil. Ketika tahun 1965 Irian Jaya masuk ke wilayah Indonesia, yang pertama pergi memberitakan Injil adalah gereja-gereja Pantekosta, bukan Karismatik. Gereja Pantekosta masih bertheologi Injili. Pada saat itu, Gereja Pantekosta masih banyak memberitakan Yesus yang mati bagi penebusan dosa manusia. Kita harus percaya kepada Yesus. Saat ini banyak gereja tidak lagi memberitakan Yesus yang disalibkan, tetapi lebih banyak berbicara tentang kekayaan, kelancaran, dan kemakmuran, sehingga banyak gereja Injili sudah menjadi luntur. Bahkan banyak yang sudah liberal dan membuang Tuhan. Masuknya Theologi Liberal ke dalam gereja menyebabkan gereja lesu. Gereja tidak lagi mementingkan kematian dan kebangkitan Kristus di dalam Injil. Gereja-gereja seperti ini perlahan-lahan tutup pintu sendiri. Gereja yang masih mementingkan Injil dan berusaha menginjili akan terus berkembang dan diberkati Tuhan. Kuasa datang dari Tuhan.

Ketika Tuhan Yesus di dunia, terlihat Ia tidak berkuasa, dan Pilatus yang terlihat berkuasa. Tetapi Yesus berkata, “Jangan engkau anggap memiliki kuasa. Jika bukan dari atas, engkau tidak berhak memperlakukan apa pun kepada-Ku.” Dua ribu tahun kemudian, di manakah Pilatus? Kalimat ini mengingatkan kita ketika Firaun bermimpi melihat tujuh sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi kurus. Firaun berusaha mendapatkan arti mimpinya dari para ahli sihir Mesir, para orang pandai, tetapi ia tidak mendapatkan jawaban. Ada seorang memberitahukan, “Firaun, di penjara ada seorang bernama Yusuf. Ia mampu menjelaskan arti mimpimu.” Firaun memerintahkan agar Yusuf dipanggil. Tuhan menghentikan kecelakaan Yusuf dan memberi kebijaksanaan untuk menjawab, “Firaun yang agung, Tuhan berkata, tujuh sapi gemuk melambangkan tujuh tahun kelimpahan, sehingga Mesir akan menjadi negara paling kaya karena panen yang luar biasa besarnya. Tetapi setelah itu akan datang tujuh tahun masa kelaparan di mana tidak ada makanan, karena panen besar tidak ada lagi, sehingga rakyat bisa mati kelaparan.” Firaun melihat bahaya ini, tetapi Yusuf tetap tenang.

Orang yang takut akan Tuhan meskipun miskin tidak gelisah. Ia menjawab, “Firaun, engkau harus menyimpan makanan di dalam gudang. Ambil persentasi pajak dari semua petani dari hasil tanah mereka, dan disimpan di gudang kerajaan. Sesudah itu ketika masa kelaparan tiba, kita keluarkan makanan dari gudang untuk menghidupi semua rakyat yang miskin dan kelaparan.” Firaun tidak pernah terpikir ada orang pandai seperti ini, maka ia memerintahkan untuk Yusuf diangkat menjadi Perdana Menteri. Siapa yang mampu menjadikan seorang anak yang dipenjarakan dalam satu hari berubah nasibnya duduk menjadi Perdana Menteri Mesir? Pada saat Tuhan ingin mengubah situasi, Tuhan mampu membuat orang yang paling miskin masuk ke istana, orang yang berkulit hitam duduk di Gedung Putih, karena Ia yang mengatur seluruh umat manusia. Ia yang memberi atau mencabut kuasa. Yusuf naik menjadi Perdana Menteri hanya karena kuasa Tuhan.

Demikian juga Daniel yang terkenal menjelaskan mimpi Raja Nebukadnezar dengan kebijaksanaan Tuhan dan juga diangkat menjadi Perdana Menteri Babilonia. Tetapi suatu hari Nebukadnezar menjadi sombong. Ketika ia berjalan-jalan di atas istananya pada malam hari, ia mulai merasa berjasa membangun Babilonia. Kota Babilonia menjadi kota yang terbesar, paling kaya, paling megah, di mana temboknya mencapai lima belas meter tingginya, dan lima meter lebarnya, dengan susunan batu yang beratnya ribuan kilogram. Ia berbicara dengan kalimat seolah-olah ia adalah Tuhan dan Tuhan mendengarnya. Maka Tuhan berkata, “Engkau sombong, maka Aku akan mengubah engkau.” Sejak saat itu Nebukadnezar tidak lagi makan nasi, roti, jagung, atau daging; melainkan makan rumput. Ia keluar dari istana, makan rumput seperti sapi sampai tujuh masa lamanya.

Ketika ia merasa kuasanya begitu besar, merasa menjadi seperti Allah, maka Tuhan menjatuhkan dia. Ketika Raja Belsyazar menjadi sombong, berpesta dengan seribu utusan dan duta dari berbagai negara, lalu berkata, “Saya sekarang memakai barang yang paling mahal di dunia, yang dahulu bukan dipakai oleh negara, raja, ataupun rakyat, tetapi yang dipakai untuk menyembah Allah Yahweh, yang diambil dari Bait Allah di Yerusalem.” Lalu ia memerintahkan pegawainya untuk mengeluarkan barang-barang suci itu. Ketika orang-orang sedang memuji-muji Belsyazar, tiba-tiba ada suara dan tangan yang besar menulis di dinding, “Mene, mene, tekel ufarsin.” Raja menjadi pucat melihat tangan itu bukan tangan manusia, maka dipanggillah Daniel. Ketika Daniel melihat, ia tidak gelisah, khawatir, atau takut. Meskipun ada raja, tetapi Daniel punya Tuhan. Ia lalu mengartikannya: sudah, berhenti, engkau ditimbang, dan ternyata tidak cukup beratnya. Itu berarti Tuhan sudah melihat orang yang melawan Tuhan dan itulah hari terakhir ia menjadi raja. Malam itu juga, musuh Babilonia masuk kota dan Belsyazar dibunuh, kerajaan jatuh ke rezim yang baru. Jika orang Gerika masuk kota Troya dengan memakai sebuah kuda kayu yang besar, orang Media masuk Babilonia dengan menggali lubang di bawah sungai Tigris sampai tembus ke dalam kota Babilonia dan merebut istana. Segala sesuatu bisa berubah. Ketika waktunya tiba, kekuasaan akan pindah. Jangan sombong, jangan membanggakan diri dan merebut kemuliaan Tuhan, karena kerajaan dan kuasa milik Tuhan. Kiranya semua kemuliaan milik Tuhan selamanya. Amin.

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/doa-bapa-kami-bagian-18-engkaulah-yang-empunya-kerajaan-3#hal-1