keluarga-bahagiaWawancara Pdt.Dr. Stephen Tong dengan para wartawan dari beberapa Surat Kabar, Tabloid, dan TV. KONVENSI INJIL NASIONAL 2014 RMCI Kemayoran Jakarta, 11-16 November 2014.

Bangsa yang maju adalah bangsa yang memperhatikan dunia pendidikan. Kita bersyukur Indonesia beberapa tahun ini memberikan perhatian serius kepada dunia pendidikan. Dan di sini, STEMI (Stephen Tong Evangelistic Ministries International) bekerja sama dengan GRII (Gereja Reformed Injili Indonesia) mengadakan Konvensi Injil Nasional 2014. KIN 2014 diadakan pada tanggal 11-16 November 2014 di Kemayoran, Jakarta Pusat, kali ini menyasar Guru-guru Sekolah Minggu dan Guru Pendidikan Agama Kristen.

Pdt. Dr. Stephen Tong, yang memprakarsai acara ini menyerukan: “Guru adalah tiang dan dasar pendidikan.” Mendidik adalah membentuk manusia, menjadi seorang Arsitek Jiwa dalam pemikiran beliau. Maka pendidikan bukanlah gedung, bukan fasilitas, bukan berbagai teori, tetapi pendidikan harus dimulai dengan guru-guru yang memiliki kehidupan dan pemikiran yang beres. Tanpa guru yang beriman, bermoral, berkarakter kokoh, masa depan pendidikan sangat suram, dan masa depan bangsa akan redup. Perlu ada Injil yang memperbarui iman para guru dan murid Kristen, membentuk karakter yang baik, hidup berintegritas bagi bangsa dan negara.

Setelah sukses KIN 2013 menjangkau lebih dari 2.300 hamba Tuhan dari 33 provinsi di Indonesia, KIN 2014 menjadi satu pengharapan bagi bangsa ini, karena boleh menjadi wadah yang serius bagi pelatihan 3.529 Pembina Guru Sekolah Minggu, Guru Sekolah Minggu, dan Guru Pendidikan Agama Kristen dan para insan pendidikan lainnya, yang juga meliputi 33 provinsi dari seluruh Indonesia. Ada 2.394 Pembina dan Guru Sekolah Minggu dan 1.135 Guru Pendidikan Agama Kristen dan pelaku pendidikan lainnya yang hadir di Reformed Millennium Center Indonesia di Kemayoran, Jakarta Pusat. Mereka mendapatkan pembinaan bagaimana menjadi guru yang baik, yang sungguh-sungguh takut akan Tuhan, dan berintegritas dalam pengajaran. Sekitar 17 pendeta dan penginjil telah berbagian di dalam memberikan pembinaan sesuai dengan keahlian masing-masing.

KIN ini akan dipuncakkan dengan sebuah Kebaktian Kebangunan Rohani besar yang akan dipimpin langsung oleh Pdt. Dr. Stephen Tong pada hari Sabtu, 15 November pk. 18.00 di JI-Expo Parkir Barat PRJ, Kemayoran, Jakarta. Diharapkan acara ini bisa memberikan kebangunan sejati bagi kerohanian setiap guru. Namun, acara ini juga dibuka untuk seluruh masyarakat di Jakarta dan sekitar, sehingga bisa juga menjadi berkat besar bagi ribuan rakyat Indonesia.

Menurut pandangan Pak Stephen Tong, gereja itu seharusnya seperti apa di masa sekarang ini? Apalagi kalau kita melihat generasi muda sekarang ini sudah mulai keluar dari norma-norma yang ada. (Reza – JakTV)

Stephen Tong: Gereja adalah satu instansi yang abadi, yang didirikan oleh Yesus Kristus untuk menjadi hati nurani masyarakat. Gereja adalah tempat mengajarkan Firman, untuk menegakkan iman manusia kepada Penciptanya. Gereja adalah satu tolak ukur, untuk melihat masyarakat berkembang, dan bagaimana reaksinya kepada Wahyu Tuhan, sehingga gereja harus berdiri teguh dan gereja harus berpegang erat hukum-hukum dari Tuhan, yang akan menjadi standar untuk hidup manusia. Jikalau pemimpin-pemimpin gereja mempunyai kesadaran, ketekunan, dan kesetiaan kepada visinya, gereja tidak mungkin sembarangan digoncangkan. Tetapi kalau gereja hanya cari pasaran, menyenangkan orang, gereja akan ikut hanyut di dalam arus dunia yang sangat-sangat sekuler dan sangat-sangat melawan Kebenaran. Itu sebab saya sendiri melihat segala sesuatu secara pesimis, karena dunia ini memang sulit digarap tetapi secara positif karena Tuhan masih hidup dan Tuhan masih memimpin, sehingga saya ingin membangkitkan orang-orang, yang beriman sungguh-sungguh dan berespons kepada Tuhan, dengan pengabdian yang sungguh-sungguh, sehingga dunia bisa diubah. Indonesia sedang dipimpin oleh Tuhan, sehingga di dalam pemilihan presiden kita melihat, campur tangan Tuhan, untuk mengubah situasi di Indonesia. Sudah begitu jelas saya lihat ada hari depan yang sangat cerah untuk Indonesia. Mari kita setiap orang berbagian dengan optimis, dengan positif meskipun situasi, sekitar kita sangat pesimis, tetapi kita harus optimis dan harus menerjunkan diri di dalam memberi sumbangsih, dengan sebaik-baiknya melalui pengorbanan diri, melalui cinta Tuhan, dan takut kepada Allah serta mencintai rakyat dan memperbaiki situasi di Indonesia.

Yang ingin saya tanyakan adalah apa yang melandasi sehingga KIN tahun ini ditujukan kepada guru-guru? Lalu bagaimana Bapak melihat peran mereka di dalam masyarakat, di dalam rangka persoalan Kristiani terhadap anak? Ke depan apa harapan Bapak melalui KIN ini? (Farida – Sinar Harapan)

Stephen Tong: Justru Tuhan adalah yang memimpin umat-Nya, menuju kepada hari depan, dan hari depan selalu mempunyai potensi dan mempunyai janji Tuhan, yang membuat kita melihat ada kemungkinan-kemungkinan memperbaiki dunia ini. KIN tahun ini khusus kita tekankan kepada guru-guru, karena tahun lalu kita sudah menggarap pemimpin-pemimpin gereja, yaitu pendeta-pendeta dan penginjil; dan tahun ini kita harus melihat sesuatu kemungkinan yang besar yaitu generasi yang akan datang, digarap, maka kita kumpulkan guru-guru. Begitu kita melontarkan visi ini, langsung reaksi seluruh nasional, seluruh nusantara itu begitu tegas dan begitu responsif, ini membuktikan benar-benar pimpinan Tuhan. Dan jikalau kita bisa menggarap guru-guru; pertama, membereskan motivasi mereka; kedua, panggilan mereka; ketiga, pengabdian mereka; keempat, kerelaan mengorbankan diri, utk generasi yang akan datang, pasti hari depan Indonesia sangat cerah adanya. Itu yang kami harapkan.

Kita telah menggodok rencana KIN tahun ini selama kira-kira 10 bulan dan kita mengetahui segala harga naik dan guru-guru di desa-desa atau di beberapa provinsi, sangat sangat minim keuangan mereka, sehingga dari pihak kita, penyelenggara, harus menanggung kira-kira 9,5 M. Ini satu tugas yang besar. Saya selalu menanti apa yang seharusnya pemerintah kerjakan, tetapi selalu pemerintah lambat melakukan segala kewajibannya yang penting, sehingga di tengah-tengah jalan banyak pemuda-pemudi yang tawuran, banyak pejabat-pejabat egois yang korupsi. Kalau di negara ini, yang muda tawuran, yang tua korupsi, mau jadi negara apa? Maka gereja harus mengambil keputusan untuk berani memikul kewajiban melakukan hal yang berkorban untuk menjadi berkat bagi masyarakat.

Bahwa ini bakal terjadi dengan baik, kalau iklim negara kita dalam kondisi kondusif, artinya tidak ada persoalan politik dalam hal ini, sampai sejauh mana para pemikiran guru ini untuk menjadikan negara ini selalu dalam kondisi kondusif? (Warta Kota)

Sephen Tong: Menginginkan segala sesuatu beres, itu adalah mimpi dan itu tidak pernah terjadi. Tidak ada satu zaman, tidak ada satu negara, yang senantiasa stabil; tidak peduli di zaman Romawi, zaman Kekaisaran Inggris, zaman kejayaan Amerika Serikat, dan zaman negaranegara adikuasa yang lainnya yang terus stabil. Kita selalu menghadapi tantangan, dan tantangan itu sangat berharga, meskipun tantangan itu sangat sulit diatasi. Tantangan-tantangan adalah suatu peringatan bagi kita, bahwa kita tidak boleh tidur, tidak boleh malas, dan tidak boleh santai-santai. Perjuangan umat manusia justru melawan ketidakadilan, supaya kita menciptakan sesuatu suasana masyarakat dan kesamarataan keadilan sosial, yang kita idamkan di dalam Pancasila juga. Nah ini harus kita kerjakan. Apakah kita bisa mempertahankan terus selalu baik? Tidak mungkin. Siapa pun setelah sukses, ada godaan dari iblis lagi, karena setan menurut Kitab Suci adalah penggoda manusia, sehingga presiden yang baik sekali, Chen Soei Pien, waktu 4 tahun pertama, begitu meriah, begitu sukses, menjadi presiden paling korupsi sepanjang sejarah Asia di masa kedua. Saya harap Presiden Jokowi jangan lupa, ada mandat dari Tuhan dan rakyat supaya kita melihat dia sungguh-sungguh berjalan di dalam keadilan dan selalu mawas diri takut kepada Tuhan dan cinta kepada rakyat. Kalau tidak, siapa pun bisa mengulangi nasib Chen Soei Pien, yang dulu begitu meriah dipilih, sekarang harus dipenjara sampai mati. Ini adalah pengajaran-pengajaran yang kita lihat dari tantangan zaman dan dari keadaan situasi di mana saja. Kiranya Tuhan memberkati kita masing-masing. Terima kasih.

Sumber : file:///C:/Users/Kris%20jon/Downloads/sekilas-kin-2014-05.pdf