Love JesusAnak dan Keluarga

Mendapatkan anak bukanlah tujuan dari pernikahan. Keluarga yang dikaruniai anak oleh Tuhan mempunyai beban dan tugas untuk mendidiknya menurut prinsip Tuhan. Mendidik anak merupakan potensi besar sekaligus kerepotan. Kerepotan mendidik anak hendaknya dianggap sebagai ujian dari Tuhan untuk menjadikan diri kita lebih kuat. Ayah dan ibu adalah wakil Allah di hadapan manusia, maka orang tua harus berhati-hati mendidik anak. Pendidikan yang baik bukan hanya melalui perkataan, tetapi juga harus menerjunkan seluruh pengajaran hidup yang menggerakkan hati anak-anak, sehingga mereka kagum dan hormat terhadap orang tuanya sebagai teladan hidup. Ayah dan ibu perlu taat kepada perintah Alkitab. Kehadiran Tuhan dalam keluarga akan tergambar melalui kewibawaan yang digabung dengan cinta kasih.

Sebutan “anakku” memiliki keintiman yang hanya ada dalam keluarga. Namun anak juga perlu dididik sebagai manusia yang berpeta teladan Allah dengan memupuk dan mendewasakannya agar ia tahu bagaimana menjadi manusia. Konsep theologi yang benar dan pikiran yang Alkitabiah adalah kompas bagi orang tua untuk mendidik dengan benar dan tenang dalam menghadapi kesulitan.

Anak bukan boneka penghibur atau pemuas egoisme orang tua yang dikorbankan bagi impian yang ingin dicapai orang tua. Anak adalah milik Tuhan yang dipercayakan Tuhan sebagai pusaka kepada orang tua. Biarlah anak menjadi beban yang manis bagi orang tua.

Prinsip Mendidik Anak

Mendidik anak bukan hanya teori, kepintaran, atau kefasihan lidah. Mendidik anak berarti menerjunkan diri, mengorbankan diri sampai suara hati kita menembusi awan gelap, masuk ke dalam hati anak, sampai anak menyadari arti pendidikan. Pendidikan berarti berhenti memikirkan kesulitan-kesulitan sendiri, dan mulai memikirkan apa yang bisa diterima dan dirasakan oleh anak kita. Hendaklah orang tua hanya mengatakan hal-hal yang berguna kepada anaknya. Orang tua perlu menetapkan tujuan tujuan mulia bagi anak-anak, galilah potensi mereka semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang Tuhan anugerahkan pada mereka, sesuai dengan kehendak Tuhan. Sasaran terpenting dalam mendidik anak adalah agar mereka memuliakan Tuhan dalam tingkah laku dan semua aspek kehidupannya.

Kerja sama dan komunikasi di antara ketiga Pribadi Allah Tritunggal menjadi basis semua komunitas dalam dunia, termasuk ayah dan ibu untuk belajar rukun dan sehati. Salib menyatakan kasih dan kelembutan yang paling besar untuk mengampuni orang yang paling berdosa, sekaligus keadilan yang paling keras yang tidak mau menerima dosa. Penggabungan kedua prinsip ilahi yang paradoks ini secara harmonis – kasih dan keadilan – akan menghasilkan bijaksana dan kuasa.

Aspek-aspek Penting

Apa yang diperlukan anak-anak? Keamanan, keadilan, kesedihan karena cinta yang suci, identitas diri, kemandirian yang bijaksana, dan niat berjuang berdasarkan kebenaran. Keamanan tercipta dari hubungan ayah ibu yang stabil. Keamanan tidak berarti bebas kesulitan. Anak hendaknya dididik dalam pengenalan akan Allah, otoritasNya, dan prinsip-prinsip kebenaran, serta bahwa hidup ada di dalam tangan Tuhan. Orang tua yang beriman dan hidup dengan benar memberikan identitas yang baik kepada anak-anaknya, tidak mempermalukan mereka. Anak menuntut perlakuan yang adil dari orang tuanya. Ketika menyaksikan penyelewengan dan ketidakbenaran, guru atau orang tua bukan marah melayani nafsunya, tetapi merasakan kesedihan akibat kasih yang suci. Ia tahu kapan harus bersuara atau harus diam. Orang tua harus membangkitkan rasa tanggung jawab dengan mendorongnya mengerjakan apa yang sudah disetujui dan disanggupinya. Selain mata jasmani, anak perlu belajar memiliki mata yang lain, yang dapat membedakan yang baik dan yang jahat sebelum mereka dilepaskan oleh orang tua. Anak harus belajar menempuh segala tantangan dan bahaya.

Lampu Merah bagi Anak

Orang tua takkan selamanya menuntun anaknya. Ada saatnya anak akan dilepaskan dan diserahkan kembali kepada Tuhan. Karenanya, sejak kecil anak harus dididik berjalan dalam kebenaran firman Tuhan agar sampai dewasa dan tua dia tidak meninggalkan jalan itu. Sejak anak kecil, bibit yang rusak dan tidak benar harus dibereskan dan tidak boleh kita anggap remeh.

Sejak kecil anak perlu belajar hidup dalam kebenaran, kesejatian, ketulusan, dan kesungguhan sebagai dasar dari watak yang agung dan prinsip etika. Dia tidak hidup dalam kepura-puraan, bertopeng – berbeda luar dan dalam. Dia tidak egois, tetapi mempunyai hati yang lapang, suka berbagi, berkeadilan dalam menghadapi diri dan orang lain. Selain itu, anak perlu belajar bertekun, hidup bersyukur serta tidak mengingini milik orang lain, serta berwelas asih terhadap orang lain. Sejak kecil, anak perlu dididik untuk berpikiran optimis, positif, dan berpengharapan.

Pengajaran dalam Alkitab

Mendidik seorang anak perlu mengetahui isi hati Tuhan yang menciptakan manusia dan mewahyukan kebenaran-Nya, agar dari dalamnya kita bisa menggali prinsip prinsip kebenaran untuk mendidik anak. Di hadapan terang Firman-Nya, ayah dan ibu perlu gentar dan merendahkan diri minta pertolongan dari Tuhan.

Membiarkan suatu bibit yang jahat di mata Tuhan seperti dalam keluarga Ishak, Yakub, dan Lot, adalah bagaikan batu karang yang tidak kelihatan, yang pada saat tertentu akan menyebabkan kapal tenggelam. Untuk itu, waspadailah lingkungan yang berbahaya yang berpengaruh buruk pada keluarga; peliharalah kewibawaan dan kesucian; kenal dan takutlah akan Tuhan karena itu merupakan dasar segala etika manusia; tegakkan diri di dalam Tuhan dengan bangunan iman; hargai profesi dan pekerjaan; serta miliki pergaulan yang baik.

Berkat atas Keluarga

Beberapa poin dari Mazmur 128 mengenai berkat atas keluarga adalah adanya rencana yang diperkenan Tuhan; pencarian nafkah yang benar melalui jerih payah dan tanggung jawab; istri yang bijaksana yang sadar akan tempatnya, yakni di dalam rumah untuk mendidik anak-anaknya dan menunjang suaminya; anak-anak yang beribadah; usia yang cukup sesuai dengan rencana Allah; berkat yang berasal dari Tuhan; serta damai sejahtera karena sudah menerima Tuhan Yesus dan diselamatkan. Akhirnya, keluarga yang berbahagia mempunyai dasar yang penting, yaitu takut akan Tuhan dan menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.

..

Sumber : file:///C:/Users/Kris%20jon/Downloads/sekilas-kin-2014-04.pdf

Artikel Terkait :