(Tanya Jawab bersama Pdt. Dr. Stephen Tong dalam Seminar Quo Vadis)

T (Tanya): Apakah setiap pendidik Kristen harus memiliki doktrin dan nilai-nilai Kristen?
J (Jawab): Tentu saja. Jika Anda tidak memiliki kemampuan theologi yang sangat rinci dan mendalam, paling sedikit Anda harus memiliki beberapa pengertian bahwa :

  1. Ada rencana Tuhan atas kehidupan setiap manusia;
  2. Ada tanggung jawab manusia kepada Tuhan, dan
  3. Keselamatan yang hanya diberikan Tuhan kepada umat-Nya untuk kita bisa hidup memuliakan Dia.

Jika prinsip-prinsip ini engkau pegang teguh, hari depan muridmu akan sangat baik.

T : Bagaimana saya tahu kalau saya berkualitas mengajar anak saya melalui “home schooling”?
J : Bagi saya home schooling memiliki kelebihan tetapi juga memiliki banyak kelemahan. Pendidikan home schooling merupakan pendidikan yang tidak bisa melampaui kemampuan dan keterbatasan orang tuanya, sehingga anak tidak akan mendapatkan pemahaman yang lebih luas. Home schooling memang bisa menjamin bahwa imanmu akan turun kepada mereka, tetapi home schooling sama sekali tidak menjamin bahwa anakmu akan tetap bisa berdiri dengan kuat ketika menghadapi tantangan dari luar. Doa dari Jendral Douglas McArthur yang memenangkan Perang Dunia II di Asia dan Jepang mengatakan: “Oh Tuhanku, berikanlah kepada anakku berbagai kesulitan dan ombak yang besar, tetapi beri dia kekuatan untuk itu, sehingga ia tetap bisa berdiri tegak, bahkan bisa menolong orang lain yang berada di dalam kesulitan dan hampir tenggelam, barulah aku sebagai ayah bisa menutup mata dengan tenang.” Ia tidak ingin anaknya berada di dalam kondisi yang begitu aman, tidak mengalami masalah, tidak ada tantangan.

Oleh karena itu, pendidikan Kristen home schooling janganlah terlalu mengamankan anak, sehingga ia terlindungi dan tidak siap menghadapi badai. Ia boleh berada di sekolah negeri, di sekolah kristen, biarkan saja. Saya tidak membiarkan anak saya sebelum lulus SMU untuk pergi ke luar negeri, atau disekolahkan di tempat yang begitu aman, tetapi membiarkan mereka berada di tengah serigala. Tidak ada jaminan bahwa anak yang sekolah di sekolah yang paling aman, terlindungi dengan baik, akan baik imannya. Dan juga tidak ada jaminan mereka yang di sekolah yang begitu sekuler tidak bisa menjadi anak yang baik  imannya. Yang penting, tanamkan kepada dia iman yang kuat dan bijaksana untuk ia bisa menghadapi semua tantangan dan segala yang tidak baik.

Di Hongkong tahun 1970 ada seorang tua yang sangat terkenal sekali mencari saya. Ia begitu rendah hati sekali datang dan berkata ingin menanyakan pendapat saya. Ia berkata, kalau ia menerima surat kabar dan ada hal-hal yang buruk di dalamnya, ia akan memotong terlebih dahulu agar tidak dibaca oleh anaknya. Ia bertanya apakah itu tindakan yang benar. Saya katakan, kalau begitu surat kabarmu akan menjadi “holy paper” (koran suci) karena banyak “hole” (lubang). Lalu anakmu akan penasaran dengan banyaknya lubang-lubang itu, lalu sengaja pergi ke tetangga sebelah untuk mau tahu berita apa yang dipotong itu. Akhirnya, ia lebih tertarik kepada semua berita yang dipotong itu dan semakin memperhatikan hanya bagian-bagian yang dipotong itu. Orang itu mulai sadar. Juga saya mendengar seorang pendeta di Taiwan yang sengaja mematikan televisinya di setiap acara yang buruk dan baru kalau bagus dinyalakan lagi. Ingat Tuhan membuat taman Eden di mana ular bisa masuk dan menggoda manusia dan sengaja meletakkan pohon di tengah taman untuk menjadi pilihan. Kalau Tuhan ingin menciptakan dunia yang aman, maka pohon di tengah taman itu perlu dicabut dan dibuang dulu, juga ular dilarang masuk ke dalam taman, baru setelah taman itu aman total, Adam dan Hawa diciptakan. Pasti tidak mungkin Adam jatuh ke dalam dosa. Semua itu sengaja Tuhan berikan untuk menguji manusia.

Kita sering kali mengharapkan kehidupan kita tidak ada bahaya, tidak ada ancaman, tidak ada kesulitan, tidak ada godaan. Ingat, sorga tidak di bumi. Selalu ada celah dan ular di situ. Orang Kristen, di dalam lingkungan yang paling buruk sekali pun, tetap bisa menjadi orang baik, karena Tuhan memelihara dia. Yang terpenting adalah dia bisa tetap berdiri teguh melawan segala godaan.

The Prayer of Gen. Douglas MacArthur for his Son.
Build me a son, O Lord, who will be strong enough to know when he is weak; and brave enough to face himself when he is afraid; one who will be pround and unbending in honest defeat and humble and gentle in victory.

Build me a son whose wishes will not take the place of deeds; a son who will know Thee — and that to know himself is the foundation stone of knowledge. Lead him, I pray, not in the path of ease and comfort, but under the stress and spur of difficulties and challenge. Here let him learn to stand up in the storm; here let him learn compassion for those who fail.

Build me a son whose heart will be clear, whose goal will be high, a son who will master himself before he seeks to master other men, one who will reach into the future, yet never forget the past.

And after all these things are his, add, I pray, enough of a sense of humor, so that he may always be serious, yet never take himself too seriously. Give him humility, so that he may always remember the simplicity of true greatness, the open mind of true wisdom, and the meekness of true strength.
Then I, his father, will dare to whisper, “I have not lived in vain!”

Sesungguhnya, anak-anak adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah.

Sumber : Sekilas KIN 2014-02