Kita telah bicara kesalahan Bertrand Russel yang menganggap Allah sebagai ciptaan. Jika Allah adalah Pencipta, maka Ia harus disembah. Allah sejati adalah Allah yang ada pada diri-Nya sendiri. Itulah sebabnya Alkitab menulis “Akulah Alfa dan Omega.” Jika kita melihat satu titik permulaan lalu berproses bergerak menuju ke depan, maka kita sedang bergerak dari satu titik ke titik berikutnya. Tetapi ketika kita berproses, akhirnya di mana? Apakah jika kita pakai pesawat yang bisa terus terbang, suatu saat di ruang angkasa, kita akan tiba di satu tembok pembatas, atau jurang yang dalam? Atau apa? Ternyata, ada filsafat kuno 3.500 tahun lalu yang mengatakan: “Besar yang begitu besar hingga tidak ada batasnya; kecil yang begitu kecil sampai tidak ada dalamnya.” Besar sampai tidak ada batasnya, berarti pikiran yang terbatas menerobos sampai ke tidak terbatas, yang kekal.

Keberadaan saya, anak saya, dan cucu saya adalah terbatas, namun ada. Lalu yang ada ini satu hari akan menjadi tidak ada. Jadi, ada yang tidak ada; ada yang ada. Yang sudah mati, ada di dalam sejarah. Yang membuat semua “ada” adalah “Ada” yang tidak mungkin menjadi tidak ada. Jika Ia terbatas, maka ia adalah ciptaan, dan yang tidak terbatas adalah Pencipta. Ciptaan kontigen; Pencipta inkontigen. Keberadaan saya berasal dari orang tua saya. Orang tua saya berasal dari orang tuanya. Jika ada yang berkata manusia dari monyet, ia percaya evolusi. Tetapi siapa monyet itu? Mamanya, papanya, neneknya?

Musa bertanya: “Siapakah Allah?” Bagi saya, Allah adalah Allah yang menjawab. Ia tidak takut ditanya. Jawaban-Nya tidak terdapat pada filsafat dan hal-hal ciptaan manusia lainnya. Allah tidak terbatas dan ada pada diri-Nya sendiri. Ia tidak bergantung pada siapa pun. Siapa pun bisa menyatakan apa pun untuk melawan Tuhan, namun mereka hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.

Saya menelusuri seluruh kebudayaan dan kemudian mengkhotbahkan di beberapa tempat. Judulnya adalah “stupid century”. Itulah abad 20. Apa yang disiarkan, diedarkan menjadi tren yang paling baru, yang merupakan aplikasi abad 19. Jika manusia maju, mengapa evolusi abad 19 berkembang di abad 20? Abad 20 disebut abad analisis, tetapi bagi saya merupakan kekeringan kreativitas. Kita tidak menemukan apa pun dan hanya mengutip dan diperbudak oleh pikiran abad 19.

Dahulu orang berpikir Komunisme adalah jawaban bagi kesulitan dunia. Rusia mencoba dan kemudian bangkrut; Mao Zedong mengadopsi dan menjadi sengsara. Rusia menyebabkan negara Eropa Timur menjadi komunis. Tujuh puluh tahun kemudian diumumkan Komunisme hancur. Banyak negara menolak Komunisme, Tiongkok masih menganut Komunisme, namun dalam hatinya membuang Komunisme. Abad 20 menjalankan teori-teori abad 19 dan kemudian gagal sendiri.

Eksistensialisme abad 19 juga terbukti salah di abad 20. Positivisme-Logis juga terbukti salah di abad 20. Kita melihat teori-teori ini memukul dirinya sendiri (self-defeating) dan punya bom waktu. Mereka akan hancur sendiri.

Kitab Suci sepertinya salah, namun benar. Teori-teori yang melawan Alkitab sepertinya benar, tetapi salah. Perkataan Allah kepada Adam seperti salah dan perkataan ular seperti benar, tetapi Adam sebenarnya mati rohani. Bagai kipas angin yang dicabut dari sumber listriknya, kipas itu akan dan pasti akan mati. Teori manusia tidak mungkin bertahan.

Tiongkok di kota jadi menganut Kapitalisme. Dulu ketika saya berusia 16-17 tahun adalah penganut Komunisme. Saya melihat kebesaran Tuhan menakjubkan. Satu kali kereta menuju Moskow terguling dan terlihat bahwa banyak roti Polandia di bawa ke Moskow, padahal Polandia sedang mengalami kemiskinan luar biasa. Beberapa negara melepaskan diri dari Komunisme, ada yang 10 tahun, ada yang 10 bulan, dan ada yang 10 hari seperti Rumania.

Saya mengunjungi beberapa istana, salah satunya adalah istana 14 lantai di Bukarest, sebuah kota kecil yang mempunyai istana terbesar. Istana itu memiliki banyak meriam. Tempat pidato presiden sangat tinggi sehingga sulit ditembak. Istana itu memiliki jalan bawah tanah yang tembus ke laut untuk melarikan diri. Juga punya jalur penyelamatan darat dan udara. Ketika betul ada kerusuhan, ia tidak bisa lari lewat terowongan dia, maka ia mau naik helikopter. Tetapi ketika ia memaksakan mengajak pembantunya yang setia, tetapi sangat gemuk, maka helikopter tidak bisa naik dan ia tertangkap. Ia dijatuhi hukuman mati tepat 25 Desember. Lebih 90 orang menembak diktator ini saat hukuman mati. Saat ia membangun istana dan jalan raya, ada 13 gereja yang telah ia hancurkan. Tidak ada teori yang bisa melawan Tuhan. Tuhan sering kali terlihat kalah, orang kudus terlihat kalah, namun Tuhan tidak pernah kalah. Tuhan membiarkan orang sombong menyatakan kebodohannya.

Suatu hari, diktator Libia, Khadafi menulis buku “King of Kings” karena ia begitu bangga melawan Tuhan. Ia berkata: “Orang yang sudah takut Tuhan, tidak perlu takut apa pun.” Ia berani melawan banyak orang. Namun pada waktu ia ditangkap, ia ditarik dari selokan yang sangat bau. Roti yang sudah 7 hari ia makan karena lapar. Ia seperti anjing tua yang ditarik dan memohon tidak dibunuh, namun ia langsung dibunuh. Semua manusia terbatas, hanya Tuhan yang tidak terbatas. Di sini kita melihat pentingnya kita mempelajari doktrin (ajaran) Kristen. Kita harus bisa mengerti Allah yang Esa adalah Allah Tritunggal. Amin.

Sumber : sekilas-kin-2015b-05.pdf