Allah kekal, tidak ada awal dan akhir. Binatang ada awal dan akhir. Tapi manusia, ada awal tapi tidak ada akhir, sebab Allah menaruh kekekalan dalam diri manusia. Semua manusia dalam sejarah dicipta, hanya satu yang tidak dicipta yaitu Yesus Kristus. Allah melahirkan Allah, apa artinya? “Hari ini saya melahirkan Engkau.” Istilah hari ini adalah sifat kekekalan yang berada dalam status ‘sekarang’.

Apa arti Begotten Son? Pertama, “Hari ini Aku melahirkan Engkau” artinya Engkau tidak mungkin digeser oleh proses waktu, oleh sejarah. Allah tidak melahirkan Yesus di dalam sejarah, di dalam proses waktu. Yesus adalah Anak yang dilahirkan Allah Bapa artinya Anak memiliki sifat hidup sebagaimana Allah Bapa. Apa yang ada pada Bapa juga ada pada Anak.

Kedua, Begotten Son artinya dilahirkan. Begotten berarti Yesus dilahirkan oleh Allah, Dia tidak dicipta. Maka kita tidak boleh mempersamakan Yesus dengan tokoh mana pun di dunia, karena semua tokoh dicipta.

Sedangkan Yesus tidak dicipta, melainkan dilahirkan. Bapa melahirkan Yesus sebagai Anak. Banyak yang bertanya, Bapa kawin sama siapa sampai melahirkan Anak? Ini pertanyaan yang salah. Istilah melahirkan dikaitkan dengan perkawinan adalah bagi ciptaan Allah. Allah melampaui dalil pernikahan dan melahirkan, karena Ia yang menciptakan dalil tersebut.

Bapa – Anak – Roh Kudus adalah Tritunggal. Apakah Roh Kudus dicipta? Tidak. Roh Kudus adalah Roh yang keluar dari Bapa dan keluar dari Anak, menjadi Pribadi Ketiga. Yesus Kristus adalah Pribadi yang dilahirkan dari Bapa menjadi Anak. Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Anak sehingga keduanya (Bapa dan Anak) menjadi Sumber bagi Yang Ketiga. Anak bukan dicipta, tapi dilahirkan. Roh Kudus tidak dicipta dan juga tidak dilahirkan, melainkan “keluar dari”.

Di antara Bapa – Anak – Roh Kudus, Allah Bapa merencanakan sesuatu yang besar sekali menyangkut manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Allah Bapa merencanakan “Allah menjadi manusia”. Ini yang disebut INKARNASI, yang berarti masuk ke dalam daging. Dalam proses perubahan, berarti Allah masuk ke dalam tubuh manusia. Di sini kita melihat, Allah yang dalam kekekalan dan manusia yang berada dalam kesementaraan, bertemu. Dalam penciptaan ada titik Alpha dan titik Omega. Sebelum Alpha dan setelah Omega, adalah kekekalan. Yang disebut Alpha adalah Allah, yang disebut Omega adalah Allah. Sebenarnya Alpha dan Omega adalah titik yang bermula dan berakhir pada Allah.

Dalam sejarah sebenarnya ada titik pertemuan dan titik pertemuan itu adalah untuk mempertemukan manusia dengan Allah. Alpha dan Omega bertemu di dalam sejarah dalam pribadi Kristus. Kristus adalah titik yang menggabungkan titik Alpha dan Omega. Kristus adalah titik yang mengaitkan kesementaraan dengan kekekalan. Pertemuan ini tidak mungkin dari bawah menuju ke atas (manusia yang dicipta bertemu Yang Mencipta). Inisiatif harus dari atas ke bawah.

Kalau engkau jatuh ke dalam sumur, bisakah engkau keluar sendiri? Harus dari atas ada yang membawa engkau ke atas kembali. Bagaimana cara orang di atas menolong engkau? Dengan lempar tali ke bawah, begitu saja? Tidak mungkin bisa. Tapi yang di atas harus ada inisiatif dan upaya memegang dan menarik tali tersebut. Satu-satunya agama yang bisa kembali kepada Allah adalah kekristenan karena upaya itu bukan inisiatif manusia. Inkarnasi menegakkan satu titik yaitu titik pertemuan antara manusia yang berdosa dengan Allah yang suci, antara kesementaraan dengan kekekalan. Jika Yesus hanya manusia dan bukan Allah, Dia tidak mungkin menyelamatkan kita. Jika Yesus hanya Allah dan bukan manusia, maka Dia tidak mungkin menggantikan kita.

Agama-agama mempunyai 5 hal yang sama :

  1.  Agama mengakui dosa itu ada dan semua agama sedih melihat dosa.
  2. Semua agama mengharapkan ada jalan keluar dari dosa.
  3. Semua agama percaya manusia harus bermoral.
  4. Semua agama percaya sesudah mati, hidup ini tidaklah habis. Sesudah mati, masih ada.
  5. Semua agama percaya ada kuasa supranatural yang akan membereskan kesulitan kita. Tetapi hanya kekristenan yang memberikan jalan keluar sejati dan satu-satunya yaitu melalui Kristus.

Sumber : sekilas-kin-2015-04.pdf