Setiap kali saya selesaikan satu buku di dalam khotbah yang terakhir, saya mempunyai perasaan yang sangat-sangat kompleks karena saya tahu tidak lagi kita akan membahas buku yang sama sepanjang sejarah berjalan lagi. Mungkin kita akan mengkutip atau kita ambil ayat-ayat tertentu untuk mengingatkan Saudara kembali, tetapi secara seluruh buku tidak lagi dibahas lagi. Itulah sebab dari pertama-tama gereja ini didirikan saya berjanji kepada Saudara paling sedikit 4 buku saya akan melayani, pertama, injil Yohanes sebagai dasar injil; kedua, Roma sebagai penguraian teologi mengenai injil; sesudah itu ketiga, yaitu Efesus mengenai doktrin gereja dan hidup gerejawi; dan kempat, yaitu Ibrani, rahasia menyeluruh dari kitab Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Jikalau 4 kitab ini saudara betul-betul menguasai dengan baik, maka iman Kekristenanmu tidak akan gampang dicopot oleh siapapun atau digoncangkan oleh ajaran yang salah dari mana saja. Di dalam jaman yang penuh dengan keadaan yang simpang siur ini, kita bersyukur kepada Tuhan, Tuhan sudah memberikan kemungkinan kita menyelesaikan ke-4 buku yang agung ini dan hari ini, seperti hari-hari yang lampau pada waktu terakhir kali membahas satu buku di dalam satu ayat-ayat yang terakhir, saya sekali lagi dengan gentar menyerahkan anda ke dalam tangan Tuhan dan menyerahkan diri kepada Tuhan, supaya Dia bekerja di dalam kebaktian ini.

Buku ini, buku yang begitu agung, begitu besar, begitu mendalam dan begitu menyeluruh karena buku ini telah menelusuri dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru sehingga saya kira tanpa Ibrani, tanpa Surat Ibrani, tidak ada orang mengerti lebih mendalam daripada apa hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Saudara-saudara, Perjanjian Lama wahyu dari Tuhan, Perjanjian Baru wahyu dari Tuhan. Perjanjian Lama sebelum Kristus datang ke dalam dunia, Perjanjian Baru setelah Kristus menyelesaikan keselamatan. Apakah hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru? Perjanjian Lama diberikan kepada orang Israel sebagai sesuatu firman yang dipercayakan sebagai firman kudus, perkataan yang hidup, ini 2 istilah dalam Alkitab. Mereka satu-satunya bangsa yang dipercayakan firman yang kudus dan perkataan-perkataan yang hidup, yang bersangkut paut dengan kehidupan dan kesalehan seseorang hidup di dalam dunia. Sehingga kita melihat 2 jabatan yang besar, yaitu jabatan Taurat dan jabatan daripada para nabi. Di dalam Taurat, semua peraturan dan semua isi hati Tuhan dimengerti melalui hukum-hukum yang tercantum di dalamnya, dan di dalam nabi semua isi hati Tuhan mengenai menyelamatkan manusia keluar daripada dosa, dinubuatkan oleh para hamba-hamba Tuhan yang diutus.

Perjanjian Lama diberikan dengan memakai bahasa Ibrani, Perjanjian Baru diberikan dengan memakai bahasa Yunani. Kedua bangsa adalah kedua kebudayaan, ini menjadi 2 kebudayaan yang menjadi pangkalan, menjadi fondasi yang mempengaruhi beribu-ribu tahun di dalam sejarah manusia. Di dalam Ibrani untuk orang-orang Israel sendiri, dan di dalam Yunani akan kepada semua orang kafir, dikaruniakan firman yang begitu lengkap. Di dalam Ibrani bentuk daripada seluruh kebudayaan dan seluruh bahasa mempunyai keunikan tersendiri, seperti kita melihat bagaimana menghitung hari. Kalau di dalam dunia ini manusia memikir hari mulai dari pagi lalu selesai pada waktu malam, ini adalah cara kita hitung, tapi di dalam Kitab Suci, kita lihat mulai dari malam sampai pada siang itulah hari pertama, ada malam-ada siang, itulah hari ke-2. Dengan demikian, perbedaan filsafat dari pikiran manusia yang sudah jatuh di dalam dosa dengan pikiran Allah adalah manusia mulai dari terang menuju kepada kegelapan, tapi Tuhan memberikan pengharapan kepada manusia, perkataan Dia adalah yang memerintahkan cahaya keluar dari kegelapan, maka mulai dari malam kepada siang menuju kepada cahaya, menuju kepada pengharapan itulah cara Tuhan menghitung hari dan mengajar kita bagaimana mengerti seharusnya kita menghitung hari.

Di dalam bahasa Ibrani kita lihat memakai cara yang begitu berbeda dengan bahasa-bahasa yang lain karena di dalamnya mengandung pengertian tentang  bagaimana menghitung. Biasanya kita mengetahui cara hitung itu di Asia Timur itu  tidak ada bedanya banyak dari sedikit. Satu gelas, 2 juga gelas, 5 juga gelas. Kita tidak akan mengatakan 1 gelas, kalau 2 gelases, nggak ada itu. Itu di Eropa itu ada singular and plural, cara manusia menghitung ada yang tunggal ada yang majemuk, ada yang satu ada yang banyak, tetapi Ibrani bukan demikian. Di dalam bahasa Ibrani mengatakan, ada satu ada banyak dan di tengah-tengah satu dan banyak ada 2, jadi, singulardual, dan plural.Dengan keadaan demikian Allah menyatakan diri dengan jumlah ini untuk menyatakan Dia adalah Allah yang berbeda dengan allah-allah yang lain yang diciptakan oleh manusia atau yang dibayangkan oleh manusia. “Oh Israel, dengarlah olehmu, bahwa Allahmu adalah Allah [jari tangan menunjukkan 3] yang Maha Esa [jari tangan menunjukkan 1]. Saudara-saudara, Allah yang Maha Esa, ‘Allah’ nya bukan pakai 1, bukan pakai 2, tapi pakai lebih dari 2, Allah yang Maha Esa. Sehingga, di situ sudah menyimpan rahasia Allah Tritunggal itu Allah yang sejati. Allah Tritunggal, Allah satu-satunya yang dari kekal sampai kekal dan mewahyukan diri kepada manusia. Sehingga kita melihat di dalam cara mewahyukan diri Tuhan memakai bahasa Ibrani yang luar biasa.

Dan bukan saja demikian, setiap kali nubuat, nubuat, nubuat tentang hal yang akan datang bahasa Ibrani mempunyai keunikan tersendiri lagi. Apa yang belum datang kita tidak tahu, apa yang belum tahu kita tidak tahu, kita tidak berani mengatakan terjadi atau tidak terjadi kerena kita tidak bisa memberikan prediksi mungkin terjadi atau pasti tidak terjadi. Itu sebab kita mengatakan ‘something will happen, but I don’t know’ ,aku tidak tahu. Don’t know apa? Don’t know it is itu happening or not? Will it happen or not? Certainly or not? Kita tidak tahu, kita tidak bisa memastikan yang akan datang itu pasti terjadi atau tidak. Itu sebab kalau kita memakai itu bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, atau bahasa lain, kita memberikan sesuatu keadaan yang kabur, sehingga tidak tahu pasti atau tidak untuk yang belum datang. Tetapi, bahasa Ibrani tidak demikian, setiap kali Tuhan mengatakan sesuatu akan datang, waktu Dia mengatakan akan datang, ‘akan’nya itu belum terjadi, ‘datang’nya justru bahasa Ibrani memakai past tense. Ah ini suatu bahasa yang luar biasa, berarti apa? Dia akan datang dan pasti akan sudah lewat. Jadi, saudara-saudara, kalau saya pakai istilah ini dengan bahasa indonesia umpama ; “besok akan hujan.” “Besok” itu belum datang, ‘akan’ mungkin terjadi, ‘hujan’ sesuatu yang suatu gejala di dalam iklim ini. Tetapi, kalau saya mengatakan dengan bahasa Ibrani seperti ini: “besok akan pasti sudah hujan.” Nah itu namanya nubuat. Besok akan pasti sudah hujan, jadi pasti sudah hujan, itu berarti sudah lewat, tetapi justru belum lewat maka itu nubuat. Nubuat menubuatkan sesuatu yang belum datang, tapi nubuat justru memakai istilah sudah lewat berarti yang sudah lewat itu sudah pasti, yang sudah lewat tidak mungkin dirubah, segala sesuatu di dalam sejarah hanya bisa dikenang, diingat, dipelajari, tidak bisa dirubah terjadinya sesuatu. Nah, Saudara-saudara, inilah bahasa yang sangat ajaib sekali dan Tuhan memakai bahasa Ibrani untuk memberikan nubuat-nubuat kepada manusia, untuk menyatakan siapakah Dia, dan memberikan pengharapan kepada manusia.

Tetapi pada waktu  memakai bahasa Yunani di dalam Perjanjian Baru, maka Tuhan menekankan tentang tenses, yaitu keadaan waktu yang begitu rumit sehingga tidak ada bahasa apapun di dalam dunia yang bisa banding dengan bahasa Yunani. Saudara-saudara, saya hari ini makan, kemarin saya makan, besok saya makan, ini Indonesia. Demikian bahasa mandarin Wǒ chī, Míngtiān chī, Zuótiān chī, sama. Tetapi, bahasa Inggris nggak bisa, bahasa Inggris:I eat, kalau kemarin ‘I ate’, kalau besok ‘I shall eat/I will eat, aku akan makan, dengan demkian engkau bisa mengetahui sudah terjadi atau belum terjadi, atau sekarang sedang terjadi. Bahasa Inggris ada lagi I am eating, when I was eating, yesterday; I have eaten, I will be eating. Nah, ini ‘aku akan, aku sudah, aku sedang, sedang akan, sedang sudah’ ini semua itu rumit luar biasa, itu bahasa Inggris mempunyai tenses yang lebih daripada belasan. Tetapi di bahasa Yunani tenses-nya bukan belasan, tenses-nya itu 64 macam, 64 macam. Sehingga kalau pakai bahasa Yunani, ketepatan daripada waktu tidak bisa lari. Nah, ini semua merupakan cara Tuhan mewahyukan kebenara kepada manusia. Sehingga apa yang dinubuatkan di Perjanjian Lama sudah jadi, sedang jadi, atau belum jadi, itu di dalam bahasa Yunani jelas dan itu luar biasa. Kita bersyukur kepada Tuhan jikalau di dunia ini ada satu buku yang namanya Kitab Suci. Saudara-saudara, tidak ada agama yang memiliki buku seperti ini, tidak ada perkataan-perkataan manusia yang mempunyai keakuratan seperti ini, dan inilah menjadi suatu wadah Tuhan pakai untuk mencantumkan isi hati-Nya, untuk mencantumkan segala nasehat-Nya, mencantumkan wahyu kebenaran-Nya kepada umat manusia.Kita bersyukur kepada Tuhan.

Ibrani adalah satu-satunya buku yang menelusuri Perjanjian Baru pulang ke Perjanjian Lama dan dari Perjanjian Lama kembali untuk menjelaskan Perjanjian Baru, menjadi suatu comprehensif understanding of the whole Bible, dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru. Justru ini ditulis di dalam bahasa Grika tetapi memakai pengertian untuk menjelaskan apa arti sebenarnya daripada segala sesuatu yang tercantum di dalam buku yang pakai bahasa Hebrew atau Ibrani. Saudara-saudara, itu sebab buku Ibrani adalah satu-satunya buku yang memberi tahu kepada kita bagaimana Perjanjian Lama mengandung Perjanjian Baru dan Perjanjian Baru menggenapi Perjanjian Lama, the Old Testament conceives the New Testament and New Testament accomplishes the Old Testament. 

Dari Perjanjian Lama kita mengetahui ada sesuatu rencana yang akan terwujud di dalam sejarah, di dalam sejarah akan menuju kepada suatu rencana Allah yang menjadi fakta yang tidak bisa ditolak oleh manusia; dan di dalam Perjanjian Baru, kita melihat apa yang dicita-citakan, apa yang diharap-harapkan, apa yang ditunggu-tungguh oleh orang-orang yang mendengar suara nabi dan nubuat di Perjanjian Lama, mereka telah menyaksikan, mereka telah melihat semua tergenapi di dalam Perjanjian Baru. Itu sebab buku ini, buku yang sangat indah dan buku yang sangat penting sekali bagi orang Kristen mengerti seluruh Kitab Suci. Saya harap semua yang mau melayani Tuhan mengerti seluruh kitab, baru mulai mentafsirkan setiap ayat yang berbeda. Saudara-saudara sekalian, itu namanya semacam comprehensive understanding as a basis of interpreting the different verses. Mengapakah demikian? Dengan cara demikian engkau mengerti arti sesungguhnya dan tidak mentitik beratkan sesuatu yang akhirnya menyingkirkan atau mengabaikan yang lain, dengan demikian pengertian Kitab Suci menjadi stabil dan sehat di dalam iman orang Kristen. Saudara-saudara, saya sangat takut kalau ada orang-orang yang namanya hamba Tuhan maunya comot-comot ayat, sembarang memberikan khotbah dengan fasih lidah yang hebat, dengan pengetahuan dan titel yang tinggi tapi akhirnya tidak membawa kita kepada pengertian keseluruhan. Itu bahaya sekali. Dan pemuda-pemudi yang mau melayani Tuhan, mahasiswa-mahasiswi yang sekolah teologi, biar kita mengerti seluruh kitab menjadi dasar untuk mengetahui doktrin-doktrin yang tersimpan secara sistematis dan secara mempunyai organis, satu relasi organis, dari lama sampai baru sebagai dasar, baru kita menjelaskan setiap ayat.

Bersambung…

Pdt. Dr. Stephen Tong,  30 Juli 2017

[Transkrip Khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah]

Sumber : https://www.grii-jogja.org/jadilah-orang-kristen-yang-mendengar-30-juli-2017/