Sebelumnya

5. PENGHAKIMAN SALIB KRISTUS

Penghakiman Allah yang paling keras, yang paling hebat, yang paling mengerikan yang pernah terjadi atas seseorang adalah penghakiman Allah pada saat Yesus Kristus di paku di kayu salib. Jangan Saudara kira Yesus diadili oleh orang biasa, jangan kira Yesus dipaku di kayu salib karena kuasa dari Herodes atau kuasa Hamas dan Kayafas, juga bukan kuasa dari Pilatus, atau kuasa dari rakyat Israel. Yesus dipaku di kayu salib justru karena penghakiman Allah mengatakan bahwa Yahweh telah menetapkan untuk meremukkan Dia, karena Dia sedang menggantikan Saudara dan saya. Dia sedang menebus dosa Saudara dan saya.

Yesus diadili dan dihakimi di Golgota karena dosa Saudara dan saya. Inilah penghakiman yang paling berat dan penting. Ayat di dalam Yesaya 53:5, “karena bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh,” janganlah hanya dimengerti sebagai kesembuhan penyakit badan. Penyakit badan tidak terlalu penting, penyakit rohani Saudara jauh lebih penting, dan penyakit status rohani Saudara di hadapan Allah, itulah yang terpenting. Seperti seruan Yeremia, “Kembalilah hai anak-anak yang murtad! Aku akan menyembuhkan engkau dari (penyakit) murtadmu.” (Yeremia 3:22). Penyakit jasmani tidak terlalu penting, karena setiap orang suatu hari pasti harus mati. Mengapa Saudara datang kepada Yesus hanya mencari kesembuhan badan saja? Pendeta yang selalu meneriakkan, “Datanglah ke sini, saya akan memberikan kesembuhan,” akan menarik banyak orang datang. Tetapi jika tubuh Saudara saja yang disembuhkan, namun jiwa dan iman Saudara yang sakit tidak pernah disembuhkan, apa gunanya Saudara menjadi Kristen? “Bilur-Nya menyembuhkan aku,” bukan hanya untuk kesembuhan badan, sekalipun saya percaya hal itu dan Tuhan akan selalu melakukan hal itu. Namun yang lebih penting daripada itu adalah jiwa Saudara yang sudah murtad, yang sudah jauh dari Tuhan, itu perlu juga disembuhkan oleh bilur-bilur Yesus Kristus.

“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya.” (Yesaya 53:3-4)

Kristus mati dan dikutuk karena dosa kita. Inilah hukuman yang Allah Bapa timpakan kepada Yesus yang menggantikan kita.

6. PENGHAKIMAN PEMBERITAAN INJIL YANG DIDAMPINGI ROH KUDUS

Kristus yang mati dan bangkit ini menjadi satu-satunya kabar baik yang diberitakan kepada manusia. Saat Injil diberitakan, firman Tuhan dikabarkan, pada saat itu juga dijalankanlah penghakiman pemberitaan Injil.

Orang-orang yang memaku Yesus di kayu salib merasa tidak bersalah saat mereka melakukannya pada Yesus karena berpikir mereka hanya menjalankan tugas saja. Setelah selesai bisa pulang. Orang Yahudi juga merasa bahwa Yesus terlalu kurang ajar, terlalu mengganggu, sehingga setelah Yesus mati mereka tidak terganggu lagi. Mereka merasa sudah selesai, tapi sebenarnya mereka tidak pernah bisa menyelesaikan persoalan mereka, karena mereka membenci Yesus Kristus. Yesus Kristus disalibkan, dibunuh, tetapi pada hari yang ketiga, Ia bangkit kembali. Setelah itu Roh Kudus bekerja di tengah-tengah orang yang pernah memaku Dia. Roh Kudus bekerja mulai dari Yerusalem. Roh Kudus dicurahkan sebagai penggenapan janji Allah akan pengiriman Roh Kudus, dan berita Injil disampaikan. Hari itu ada 3.000 orang yang tertusuk hatinya karena Roh Kudus sedang menjalankan penghakiman.

Di dalam Yohanes 16:1-11, Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa jika Ia tidak pergi Roh Kudus tidak akan datang, dan kalau Roh Kudus turun, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, keadilan dan penghakiman.

Roh Kudus akan bekerja pada saat orang dengan jujur memberitakan Injil Kristus. Siapa saja, pendeta-pendeta, pemberita Injil, jika Saudara sungguh-sungguh, dengan hati yang jujur dan tulus memberitakan Injil, tidak mungkin Roh Kudus tidak bekerja. Pemuda-pemudi jangan takut bersaksi bagi Tuhan, jangan takut menjadi hamba Tuhan. Tidak peduli apakah Saudara kurang fasih berbicara, tidak peduli apakah tersendat-sendat kalau berbicara, apakah terlalu pandai atau kurang pandai, asal Saudara berani berdiri dan bersaksi sungguh-sungguh meninggikan Kristus yang tersalib, tidak mungkin Roh Kudus tidak menyertai Saudara, karena Roh Kudus datang untuk memuliakan Kristus. Tetapi jika Saudara memberirtakan diri sendiri, Roh Kudus akan meninggalkan Saudara. Jika Kristus yang diberitakan, Roh Kudus akan menyertai dan memeteraikan orang tersebut.

Ada seseorang mengatakan kepada saya bahwa selama ini ia begitu takut bersaksi, tetapi sungguh ia tidak sangka ketika ia bersaksi, banyak orang menangis. Siapa bilang Saudara tidak bisa bersaksi? Siapa bilang Saudara tidak bisa melayani Tuhan? Siapa bilang Saudara tidak bisa dipakai oleh Roh Kudus? Itu semua karena Saudara belum pernah mencobanya, kurang memberanikan diri. Saya harap setelah ini Saudara rela berlutut dan berdoa, “Tuhan, aku mau melayani Engkau, berikan kekuatan kepadaku, aku mau memuliakan nama-Mu.” Mulai hari ini juga Saudara akan dipakai oleh Tuhan.

Pada saat Roh Kudus menjalankan penghakiman, ada sesuatu yang mengherankan sekali terjadi. Manusia yang dulu menganggap diri sendiri benar, dan menganggap Yesus salah, sehingga perlu dipaku, dan manusia berhak menghakimi Dia, kini diputar-balikkan. Manusia kini menjadi sadar bahwa Kristuslah yang benar, kita sendiri yang berdosa. Bukan Kristus yang harus diadili, tetapi Kristuslah yang seharusnya menghakimi kita. Lalu manusia itu rebah di hadapan Tuhan dengan segala kerendahan hati dan tangisan yang menyatakan pertobatan yang sejati. Iman langsung timbul di dalam hatinya.

Roh Kudus menjadikan Saudara rendah hati, menjadikan Saudara sadar akan dosa Saudara. Kalau bukan Roh Kudus yang menghakimi seseorang, tidak mungkin manusia mau menyadari dosanya. Kalau seorang pendeta menyatakan dan terus-menerus menuding Saudara berdosa, Saudara akan jengkel kepadanya, tetapi jika pendeta itu berkhotbah, “Kamu berdosa!” lalu Roh Kudus bekerja di dalam hati Saudara, maka Saudara menjadi sadar bahwa memang Saudara berdosa.

Pada saat John Sung berkhotbah di Manila dengan begitu keras, banyak orang Tionghoa yang terlalu mementingkan sopan santun yang penuh kepura-puraan, menganggap dia sebagai pendeta gila, sehingga dilaporkan ke konsulat. Maka konsul itu datang untuk mendengarkan “orang gila” itu. Tetapi Roh Kudus terus bekerja. Setelah khotbah, John Sung berteriak, “Yang suka berzinah, cepat bertobat dan maju ke depan!” Satu persatu orang maju ke depan. Juga ketika ia berteriak, “Siapa yang memiliki wanita lain selain istrinya sendiri, cepat bertobat dan maju!” Konsul itu heran luar biasa, mereka mau mengakui kebusukan diri mereka sendiri di hadapan umum. Ia sendiri adalah lulusan Fakultas Hukum Universitas Peking, di mana pada saat itu Mao Tze Dong masih menjadi penjaga perpustakaan. Setahu dia, orang yang berdosa sulit disuruh mengaku. Orang seperti itu harus dipukul, disiksa dan sebagainya baru bisa mengaku. Mengapa di sini orang dengan begitu mudah mau mengaku? Ia melihat beratus orang menangis dan maju, berdoa minta pengampunan dosa. Akhirnya konsul ini pun maju juga. Kejadian seperti ini bukanlah kuasa hukum. Polisi hanya bisa memakai pukulan supaya Saudara mengaku dosa. Manusia memakai uang, memakai kuasa militer, memakai pengacara untuk menakut-nakuti Saudara supaya Saudara mengaku dosa. Tetapi Roh Kudus tidak demikian. Roh Kudus memberikan suatu visi bahwa cinta Tuhan begitu besar, bahwa Kristus mati bagi Saudara di atas kayu salib, maka tidak ada jalan lain bagi Saudara kecuali merendahkan diri dan mengaku dosa.

Penghakiman Roh Kudus adalah memakai kematian Kristus. Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, Allah sudah membuka atau sudah memindahkan dan menggantikan penghakiman yang seharusnya ditimpakan ke atas Saudara, sekarang ditimpakan ke atas salib, ke atas Anak-Nya sendiri. Penghakiman Roh Kudus menciptakan pengharapan baru di dalam hati Saudara, melepaskan Saudara dari kekerasan hati Saudara dari kedegilan hati Saudara, dan dari pemberontakan terhadap Allah, untuk kembali kepada Allah dengan segala kerendahan hati dan mengaku dosa di hadapan Allah.

7. PENGHAKIMAN GEREJA

Penghakiman juga dilakukan Roh Kudus melalui gereja Tuhan. Gereja adalah salah satu wadah yang Tuhan pakai untuk menjalankan penghakiman ilahi. Gereja mempunyai hak, gereja harus menjalankan keadilan Allah, sehingga anggota-anggota gereja harus menundukkan diri kepada seluruh peraturan yang sesuai dengan kehendak Allah.

Yang berzinah, jika ia seorang penatua atau majelis, tegurlah dia dan berhentikan dia dari menerima Perjamuan Suci. Penghakiman gereja harus sesuai dengan firman Tuhan. Tetapi saat ini hal yang demikian tidak terjadi. Gereja-gereja sendiri kini berkompromi dengan dosa, Majelis dan anggota bersama-sama pergi mencari pelacur sehingga keduanya saling mendiamkan.

Suatu kali saya naik kapal terbang dari Surabaya ke Jakarta. Saat itu cukup banyak tempat kosong, dan saya melihat ada seorang yang lari dari depan, lalu duduk di sebelah saya. Ia seharusnya duduk di kelas eksekutif, sedangkan saya duduk di kelas ekonomi. Ia rela meninggalkan kelas eksekutif untuk mencari orang yang ia kenal. Ia menemui saya dan duduk di sebelah saya. Lalu ia bertanya, bolehkah ia menjadi majelis, padahal ia sudah sering berzinah. Ia menduga saya akan mengatakan bahwa hal itu tidak apa-apa, cinta Tuhan besar, dan ia akan diampuni. Tetapi saya secara tegas mengatakan bahwa dia harus bertobat. Gereja adalah tempat yang dipakai Tuhan untuk menghakimi.

Tetapi saya bukan bermaksud menyatakan ini agar gereja menjadi sombong dan setiap hari menghakimi orang lain. Gereja adalah juga tempat yang Tuhan pakai untuk mengampuni dan untuk memberitakan Injil. Yang tidak mau meninggalkan dosa, dosanya akan tetap padanya; yang mau mengaku dosa, dosanya akan diampuni; yang dinyatakan terikat, akan tetap terikat di sorga; yang yang dilepaskan akan terlepas di sorga (Matius 16:19). Semua ini dinyatakan oleh Alkitab. Biarlah gereja, pemimpin gereja, pendeta, majelis, semua yang melibatkan diri dengan tangan duniawi untuk mengerjakan pekerjaan sorgawi itu dengan kesucian hati, dengan kemurnian tangan, dan dengan pikiran yang mengabdi kepada Tuhan, dan dengan jiwa yang menyerahkan diri kepada Tuhan, melaksanakan tugas sebagai gereja seturut yang tercatat di dalam Alkitab. Itulah yang seharusnya.

8. PENGHAKIMAN TAKHTA KRISTUS

Apa artinya ini? Pada saat Kristus kembali untuk kedua kalinya, Ia akan mengadili semua orang Kristen. Pengadilan ini tidak bersangkut-paut dengan status dosa Saudara. Kita telah membahas bahwa Paulus menggunakan dua macam istilah untuk melukiskan dosa, yaitu dosa dalam bentuk tunggal, dan dosa dalam bentuk jamak. Pada saat ia mengatakan, “Saya ada di bawah dosa,” maka ditulis dalam bentuk tunggal; tetapi ketika ia mengatakan, “Saya melakukan banyak kesalahan,” ditulis dalam bentuk jamak. Secara status dosa, kita tidak lagi dihukum, karena sebagai orang berdosa, status kita ini sudah diganti oleh Kristus di atas kayu salib. Kita adalah orang berdosa yang statusnya sudah diwakili oleh Kristus di Golgota. Jadi, pada saat Kristus datang kembali, Ia tidak akan menghakimi kita karena status dosa kita dan menuntut kita binasa, karena kita yang sudah sungguh-sungguh lahir baru, yang sungguh-sungguh bertobat, dan yang sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus, tidak lagi diadili karena status dosa.

Tetapi orang Kristen tetap harus diadili oleh pengadilan untuk segala pelayanan kita, kesetiaan kita, dan ibadah kita, murni atau tidak, di hadapan Tuhan. Ini yang disebut sebagai penghakiman atas keluarga Allah di hadapan takhta Kristus (the judgment of the household of God before His throne). Di dalam pengadilan ini, Allah menghakimi anak-anak-Nya, pendeta-pendeta, majelis-majelis, dan setiap orang Kristen. Jangan mengira sebagai orang Kristen Saudara berhak berbuat sembarangan karena Saudara adalah “anak emas” Tuhan. Alkitab berkata, “Engkau menganggap dirimu lebih baik daripada yang lain? Engkau mengira begitu dimanja dan akan menerima perlakuan istimewa? Engkau mengira bahwa engkau akan bisa menghindarkan diri? Ketahuilah bahwa penghakiman Allah akan dimulai dari rumah Allah sendiri.” Penghakiman Allah akan dimulai dari rumah-Nya sendiri, mulai dari anak-anak-Nya sendiri, mulai dari Saudara dan saya yang berdiri di hadapan Allah.

Siapakah yang bisa berdiri? Siapakah yang bisa bertahan? Baik pendeta, majelis, maupun penginjil-penginjil besar yang dijunjung di hadapan manusia tidak mendapat pengecualian di hadapan Allah. Kalau di dunia ada banyak orang yang menghormati Saudara, jangan berharap nanti di sorga melaikat-malaikat atau Roh Kudus akan datang untuk menghormati Saudara, karena hukuman Allah justru dimulai dari keluarga Allah sendiri.

Jangan mengira kalau orang dunia yang berdosa pasti akan masuk neraka, maka orang Kristen boleh sembarangan. Tidak ada keistimewaan, tidak ada hak khusus. Baiklah kita sebagai orang Kristen hidup lebih berhati-hati dan waspada. Pelayanan kita harus lebih diperhatikan.

Kalau kita melayani Tuhan dengan hati nurani yang suci, dengan kemurnian untuk mempermuliakan Tuhan, maka dengan sendirinya kuasa itu akan ditambahkan terus kepada kita. Bukan dalam hal kuantitas, tetapi dalam hal kuasa untuk memurnikan, kuasa untuk membangkitkan iman, kuasa untuk memberikan kekuatan, kuasa untuk tahan uji, kuasa untuk melawan segala penganiayaan dan kesulitan, dan kuasa untuk mempertahankan diri setia sampai kedatangan Tuhan.

9. PENGHAKIMAN PENGADILAN TAKHTA PUTIH

Pada hari terakhir, di hadapan Takhta Putih dari Kristus, semua orang jahat akan bangkit, semua orang baik juga akan bangkit, dan akan dihakimi oleh Tuhan di hadapan Pengadilan Terakhir (Final Judgment). Orang baik maupun orang jahat semuanya akan dibangkitkan dan semua harus menghadap kepada Tuhan, dan Alkitab mengatakan bahwa Allah akan mengadili semua orang atas semua yang telah mereka perbuat (Roma 2:6).

Allah menyelamatkan seseorang bukan karena apa yang dia perbuat, tetapi Allah menyelamatkan seseorang karena apa yang Kristus perbuat baginya. Tetapi Allah akan mengadili seseorang berdasarkan apa yang dia perbuat. Kedua hal ini harus dibedakan secara tegas. Pada saat Saudara diadili, Saudara diadili berdasarkan kelakuan kejahatan, segala pikiran dan perbuatan Saudara yang tidak senonoh, yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Tuhan akan datang kembali dan penghakiman pasti akan dilaksanakan, tidak ada satu pun dosa yang bisa diloloskan dari penghakiman Allah.

Sudahkah Saudara bertobat, dan beriman kepada Kristus? Sudahkah Saudara membuka hati Saudara dan menerima Tuhan yang mati dan bangkit bagi Saudara? Sudahkah Saudara merendahkan hati dan mengatakan, “Di sini saya dan saat ini saya datang kepada-Mu?”

Amin.
SUMBER :
Nama Buku : Dosa, Keadilan, dan Penghakiman
Sub Judul : Bab 4 : Sembilan Sarana Penghakiman Allah (2)
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2014
Halaman : 109 – 118