Sebelumnya

BAB 2 :

STATUS ANTARA : PARADOKS YANG KRUSIAL (1)

“Dan TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Berfirmanlah TUHAN Allah: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.” Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.” (Kejadian 3:21-24)

——————————-

Karena manusia memiliki keunikan-keunikan sebagaimana yang telah kita bicarakan dalam bab sebelumnya, maka manusia mengalami lebih banyak kesulitan dibandingkan makhluk yang lain. Tidak ada binatang yang merasa hidup itu susah. Ia hanya tahu bahwa hidup itu perlu makan dan seks. Tidak lebih dari itu. Semua binatang yang diberi makan cukup dan diberi kemungkinan menjalankan naluri seksnya secara alamiah, merasa cukup. Ia tidak memiliki keinginan lain yang melampaui daya dasar yang dibutuhkan secara naluri natural di dalam dirinya, Manusia tidak demikian.

Menjadi manusia lebih sulit daripada menjadi binatang. Kita membutuhkan begitu banyak hal untuk bisa hidup lebih baik. Untuk bisa sedikit lebih nyaman saja, kita yang beratnya hanya 50-80 kg ini membutuhkan rumah yang beratnya ratusan ton. Hidup manusia begitu rumit dan mendalam. Kita berusaha mencari makna dan mendapat pengertian kebenaran, dan tingkah laku kita perlu ditopang oleh filsafat-filasafat di mana kita bisa merasa nyaman di dalamnya. Selain itu, manusia berada di dalam status yang kritis dan krusial karena ia diciptakan setelah adanya Iblis.

Menjadi manusia memang sulit, tetapi jika Saudara diberi kesempatan menjadi manusia, maka Saudara harus berani menjadi manusia. Namun menjadi manusia yang seperti apa? Itulah yang harus dipertanyakan kepada diri kita sendiri. Ketika malaikat melawan Tuhan, ia tetap bersifat roh dan tetap berbijaksana. Ia tetap memiliki karisma dan karunia yang begitu banyak. Hanya saja ia telah menggunakan semua itu untuk melawan Allah. Itu sebab Allah menjulukinya Iblis, si pelawan atau penantang Allah. Tuhan melihat motivasinya yang sudah memberontak dan melawan Allah.

Untuk terlihat sebagai penantang Allah, Saudara tidak perlu terlebih dahulu menjadi sedemikian buruk dan mengerikan. Justru mungkin sekali Saudara menjadi penantang Allah karena Saudara terlalu cantik atau terlalu pandai. Saudara mungkin melawan Allah justru karena Saudara memiliki lidah yang fasih luar biasa, sehingga memakai lidah yang fasih itu untuk mengacaukan kerohanian orang lain. Itu sebabnya semua konsep yang kacau dan salah harus segera dibenahi, diperbaiki dan dibenarkan. Dengan demikian Saudara bisa menjadi orang Kristen yang betul-betul berada di dalam status yang ditetapkan oleh Tuhan.

Di manakah Allah menciptakan manusia? Allah menciptakan manusia di tengah-tengah Allah dan Iblis. Allah dan alam, roh dan materi, baik dan jahat, serta firman Allah yang sejati dan interpretasi yang salah. Ini yang saya sebut sebagai intermediate status (status antara).

STATUS ANTARA 1 :

PARADOKS ANTARA ALLAH DAN ALAM

Siapakah manusia? Manusia adalah pengelola alam! Binatang-binatang memang tidak bisa mnengelola alam, tetapi mereka juga tidak merusak alam. Semua binatang di hutan, di laut, di gunung, tidak pernah merusak alam. Menusia adalah satu-satunya makhluk yang diberikan kuasa untuk mengelola alam, namun manusia juga satu-satunya makhluk yang berpotensi merusak alam. Padahal ketika kita merusak alam kita sdedang merusak kebahagiaan kita sendiri.

Itulah alasan kita melihat proses manusia di dalam satu keberadaan yang kritis (critical existence). Kita mempunyai keberadaan yang sedemikian krusial dan menakutkan. Kita memiliki kebahagiaan yang di dalamnya mengandung bahaya. Kita seringkali hanya bisa mengomel kepada Tuhan, mengapa begini, mengapa begitu, lalu kita begitu berani memberikan alternatif karena kita pikir itu yang lebih baik. Betapa kurang ajarnya manusia! Manusia sudah merusak alam, sudah melakukan segala macam dosa, lalu masih berani berkata kepada Tuhan seolah-olah Tuhan kurang pandai. Kita dengan berani mengangkat diri seolah-oleh kita berhak dan harus menjadi penasihat Tuhan. Di saat-saat seperti itu Allah akan diam dan membiarkan Saudara memaparkan kebodohan Saudara. Inilah berita penting, agar apa yang kita pikirkan di sini bukan sekedar untuk kepentingan segelintir manusia, tetapi merupakan prinsip dan pendidikan untuk seluruh umat manusia. Jika apa yang Saudara terima di sini bisa Saudara salurkan kepada anak-anak Saudara, maka anak-anak dan keturunan Saudara akan mendapatkan bijaksana dari firman Tuhan. Puji Tuhan yang telah mewahyukan Kitab Suci yang sedemikian penting kepada kita!

Alam diciptakan untuk manusia, tetapi manusia bukanlah tuan atas alam dalam arti yang mutlak. Manusia menjadi tuan hanya karena ia diberi hak lebih tinggi daripada alam semesta. Tetapi manusia tidak boleh berhenti di sini! Manusia harus sadar bahwa ia diciptakan untuk Allah, sehingga manusia harus bertanggungjawab kepada-Nya. Jika kita hanya menikmati segala sesuatu dari alam, tetapi tidak bertanggungjawab kepada Allah, maka kita hanya memiliki hubungan saya-alam dan tidak mempunyai hubungan saya-Allah, sehingga kita harus berhadapan dengan penghakiman Allah dan pasti akan dihukum oleh-Nya. Prinsip relasi saya–alam haruslah dikuasai oleh suatu prinsip lain yang lebih tinggi yaitu prinsip relasi saya-Allah.

Prinsip saya-Allah yang tepat akan menjadi kunci master untuk membereskan prinsip relasi saya-alam. Jikalau saya sudah berdamai dengan Allah dan sudah menjadi harmonis dengan-Nya, sudah berada di dalam prinsip yang telah ditetapkan oleh Allah berdasarkan wahyu yang diwahyukan di dalam Kitab Suci, barulah saya bisa menjadi makluk yang menjalankan kehendak sorga dan melunaskan apa yang ditetapkan oleh Tuhan, yaitu mengelola alam dengan baik.

Semua politikus, presiden, raja, dan semua pemimpin yang berpengaruh di dunia sangat perlu mendengar dan mengerti prinsip-prinsip seperti ini, karena ini menyangkut kebahagiaan seluruh umat manusia. Allah tidak memberikan hak mutlak kepada seorang pemimpin sehingga dia boleh merusak alam dan menikmati segala sesuatu tanpa bertanggung jawab. Tidak demikian! Allah menciptakan manusia dan memberikan tanggungjawab dan beban yang berat kepadanya, serta memberikan peringatan kepada manusia bagaimana harus bersikap yang benar terhadap ciptaan Allah ini. Terlebih setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, maka dunia ini sudah dikutuk dan Tuhan memberikan satu perintah: manusia harus bekerja keras dan berjerih lelah untuk bisa mendapat makanan. Kutukan ini sudah terjadi dan berada di dalam sejarah, sehingga siapa pun tidak mungkin bisa lepas dari apa yang telah ditetapkan dan diprinsipkan oleh Tuhan. Maka kesimpulannya: manusia memang hidup di dalam status yang sangat sulit.

Kita memerlukan suatu hubungan relatif (hubungan yang bersifat relasi) dengan Allah, bertanggung jawab, bersandar pada Dia, mendapatkan kekuatan dan bijaksana daripada-Nya. Tanpa itu semua manusia tidak bisa beres mengurus dirinya, apalagi mengurus orang lain dan mengurus alam semesta. Pada bab 4, kita akan melihat dengan lebih jelas mengapa banyak negara gagal, mengapa umat manusia gagal dan mengapa kebudayaan gagal. Semua itu disebabkan karena kita tidak mengerti prinsip total yang ditetapkan oleh Tuhan melalui dikirimnya Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus ke dalam dunia untuk menebus umat manusia yang berdosa.

STATUS ANTARA 2 :

PARADOKS ANTARA ROH DAN MATERI

Di dalam ordo creatio, manusia berada di antara dua wilayah, yaitu: (1) Wilayah lingkaran ke bawah, yang adalah dunia yang kita kenal sebagai dunia materi. Itu alasan mengapa wilayah ini di sebut sebagai wilayah materi; (2) Wilayah lingkaran yang ke atas, yaitu wilayah rohani.

Di tengahnya ada wilayah di mana kedua lingkaran itu bertemu (beririsan). Wilayah irisan (intersection) ini mengandung aspek materi dan aspek rohani. Inilah wilayah manusia!

Wilayah antara ini tidak bisa dilewati oleh ciptaan lain, wilayah ini adalah wilayah yang khusus hanya bagi manusia. Semua binatang dan malaikat tidak berhak memasuki wilayah ini. Binatang berada di wilayah materi, malaikat berada di wilayah rohani. Hanya manusia yang berada di wilayah pertemuan (wilayah antara) ini, di tengah wilayah rohani dan materi. Dengan ini posisi manusia menjadi lebih sulit daripada malaikat maupun binatang. Untuk dunia di atas, manusia berposisi paling rendah, tetapi untuk dunia bawah, manusia berposisi paling tinggi. Maka Alkitab mengatakan bahwa Allah menciptakan manusia “sedikit lebih rendah” daripada malaikat.

Mana ada makhluk selain manusia yang bisa mengikuti seminar atau membaca buku. Makhluk lain tidak membutuhkannya! Mereka tidak mengetahui apa itu kekekalan, kerohanian, keselamatan, dosa, moralitas, dan sebagainya, karena mereka adalah makhluk materi. Tetapi ketika malaikat mengetahui hal-hal itu, ia tetap tidak membutuhkan baju, tidak memerlukan seks. Binatang hanya memiliki seks dan tidak memiliki cinta, malaikat hanya memiliki cinta dan tidak memiliki seks; tetapi manusia memiliki keduanya. Jika di dalam kehidupan keluarga kita ada seks dan tidak ada cinta, maka kita hidup seperti binatang yang berbentuk manusia. Jika kehidupan suami-isteri kita penuh cinta kasih tetapi tidak ada seks, maka kita hidup seperti malaikat yang berbentuk manusia. Malaikat bersifat roh dan tidak bersifat materi; binatang bersifat materi dan tidak bersifat roh. Binatang memerlukan makanan, manusia juga memerlukan makanan, tetapi setelah makan binatang akan tidur, manusia setelah makan masih memikirkan mengapa harus makan. Binatang tidak perlu bertanggung jawab atas cara dia mencari makan, tetapi jika manusia salah cara di dalam mencari makanan, ia bisa masuk penbjara.

Bagian manakah yang menjadikan kita mirip dengan binatang? Bagian tubuh (Kejadian 2:7, 19)! Manusia diciptakan dari debu tanah dan dihembusi nafas hidup oleh Allah sehingga menjadi makhluk yang hidup. Oleh karena itu, manusia mempunyai unsur ganda. Secara jasmaniah mirip binatang yang memerlukan mata, telinga, mulut, kaki, dan lain-lain. Manusia juga memerlukan makanan, udara, seks, dan lain-lain. Tetapi secara rohani kita seperti malaikat, karena kita bisa memikirkan hal-hal tentang Allah, tentang kekekalan, dan lain-lain. Tubuh kita hanya berusia beberapa puluh tahun, tetapi roh kita tidak hanya bereksistensi selama beberapa puluh tahun saja, dan untuk hidup di tengah-tengah dua kategori yang berada di dalam diri kita itu tidaklah mudah. Bahkan bukan saja itu, berdasarkan ordo creatio supernatural kita juga terjepit di dalam dua wiilayah yang lain, yaitu wilayah antara Allah dan Iblis.

Amin.

(Bersambung)

SUMBER :
Nama buku : Ujian, Pencobaan & Kemenangan
Sub Judul : Bab 2 : Status Antara : Paradoks Yang Krusial (1)
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Momentum, 2014
Halaman : 25 – 31