Saat berusia 5 (lima tahun) si kecil Nicholas Lowinger  mengunjungi tempat penampungan tunawisma dengan ibunya. Saat  berada di sana, ia ingin sekali memamerkan sepatunya yang bagus dan bercahaya. Namun, dengan bimbingan dari orang tuanya, ia menyadari pamer bukanlah ide yang baik. Itu karena ketika ia melihat sekelilingnya, banyak dari anak-anak itu yang tidak memakai sepatu atau sepatunya sudah rusak dan bolong.

Nicholas kemudian mengetahui bahwa beberapa anak meminjamkan sepatu mereka dengan saudaranya atau tidak bersekolah pada hari itu karena sepatunya sedang dipakai oleh saudara mereka. Ia menyadari bahwa ada anak-anak lain yang memiliki luka di kaki mereka karena memakai sepatu yang ukurannya tidak pas.  Akhirnya saat itu ia menyumbangkan sepatu yang dipakainya dan pakaian untuk para tunawisma itu.

Beberapa tahun kemudian, ketika tiba saatnya untuk melakukan sebuah proyek layanan untuk Bar Mitzvah-nya, Nicholas tahu persis apa yang ingin ia lakukan. Itu adalah ketika kegiatan amalnya, Gotta Have Sole Foundation, lahir.

Kegiatan amal itu berfokus pada penyediaan sepatu baru untuk anak-anak tunawisma, bukan hanya memberi sesuatu yang cocok saja, tetapi benar-benar menjadi milik mereka. Sejak saat itu, usahanya telah memberikan sepatu baru untuk lebih dari 7.000 anak-anak di tempat penampungan tunawisma di 12 negara bagian di Amerika Serikat.

Alasan itu yang membuatnya mendirikan yayasan Gotta Have Sole untuk menyumbangkan sepatu baru bagi anak-anak tunawisma. Hal yang baik ini perlu diajarkan kepada anak-anak kita sejak usia dini, agar mereka peka terhadap situasi.

Sumber : https://intisari.grid.id/read/0356525/nicholas-lowinger-remaja-luar-biasa-memberikan-sepatu-pada-tunawisma