Bisakah seorang petugas kebersihan pesawat menjadi seorang pilot? Bagi Mohammed Abubakar, itu semua hanya masalah kerja keras dan tekad.

Mohammed datang dari kota kecil di Nigeria. Lulus SMA, dia mendaftar di Politeknik Kaduna. Namun, dia gagal mengumpulkan persyaratannya tepat waktu, sehingga dia tidak bisa masuk. Alih-alih diam saja di rumah dan merenungi nasibnya, Mohammed mendapatkan pekerjaan sebagai pembersih bandara di Kabo Air.

Dia hanya dibayar 200 Naira Nigeria ($ 0,50 atau sekitar Rp7.000) per hari, seperti dilansir dari Elite Readers.

“Banyak yang percaya bahwa saya tidak akan menerima pekerjaan itu karena sedikitnya uang yang terlibat. Saya kemudian dipekerjakan sebagai staf darat di maskapai. Melalui layanan saya di perusahaan, saya bekerja di hampir semua unit, kecuali keamanan. Itu banyak membantu saya di sektor penerbangan,” kata Mohammed.

Selama masa tugas ini, dia bekerja sangat keras dan membuat kagum atasannya. Mereka menawarinya pekerjaan sebagai awak kabin, yang dengan senang hati diterima Mohammed. Kemudian, Mohammed dipekerjakan sebagai pramugari oleh Aero Contractors.

Dengan peningkatan ini, gaji yang didapatnya juga naik. Perusahaan pun juga diuntungkan dengan layanan terjadwal yang diberikan Mohammed. Ini sudah merupakan langkah besar dari mantan pembersih bandara.

Namun, Mohammed tidak puas dengan ini meskipun ada kenaikan gaji. ia masih ingin menjadi pilot. Baginya, itu bukan hanya tentang uang. Dia bergabung dengan sistem kontribusi bersama rekan-rekannya.

Ketika dia menerima bagian uangnya, dia menggunakannya untuk menjadi yang benar-benar diinginkannya. Dengan dukungan dari direktur pelaksana, Mohammed mendaftar untuk pelatihan pilot di Kanada dan akhirnya mendapatkan Lisensi Pilot Privatnya.

Setelah melalui beberapa rintangan, dia akhirnya mendapatkan lisensi pilot komersialnya. Dia bergabung dengan Azman Air, sebuah perusahaan Nigeria.

Sekarang, 24 tahun setelah dia pertama kali bekerja membersihkan pesawat, Mohammed menjadi pilot yang lengkap.

 

“Kita yang bekerja keras menggapainya atau pasrah menerima nasib” (Mr. Moonlight)

Sumber : https://intisari.grid.id/read/031929253