Sebelumnya 

Sebelumnya kita bicara bahwa di balik kegagalan manusia, ada rencana Tuhan di belakangnya. Yang mengerti kalimat ini adalah orang yang bahagia, tetapi yang tidak mengerti adalah orang yang mengalami krisis. Mesir bisa tertolong oleh seorang yang bernama Yusuf walaupun sebelumnya ia harus dibenci oleh kakak-kakaknya dan dijual. Ia harus menjadi budak, dijual sehingga dia bisa dipakai oleh Tuhan.

Jikalau hidup engkau susah sekali, jangan kira engkau dibuang Tuhan. Karena pimpinan Tuhan tidak pernah bersalah. Yusuf ini orang yang paling kasihan, dia dilahirkan pintar, ganteng, dan ia tidak salah. Kenapa ia tidak menjadi perdana menteri orang Yahudi? Karena orang Yahudi tidak perlu, dan Mesir pada waktu itu adalah negara paling jaya, adikuasa. Waktu itu Mesir punya kekuatan lebih besar dari negara Amerika zaman sekarang. Maka Tuhan mengirim “mata-mata”-Nya ke dalam Mesir melalui kehidupan Yusuf yang penuh kesulitan itu. Namun, di balik segala kesulitan hidup Yusuf, kita dapat melihat bahwa Tuhan mempunyai rencana yang besar bagi umat-Nya. Ia dijual dan akhirnya diangkat menjadi budak oleh Potifar. Dan dari sinilah rencana Tuhan bekerja secara tersembunyi, tetapi pada saat bersamaan bahaya-bahaya pun muncul di dalam kehidupan Yusuf. 

Ketika Yusuf bekerja di rumah Potifar, datanglah seorang perempuan yaitu nyonya konglomerat, nyonya merasa kesepian (ditinggal oleh suaminya). Nyonya Potifar, lirik-lirik Yusuf, muncul berahi, muncul keinginan seks dengan laki-laki muda Ibrani. Nah, sekarang bahaya datang. Jangan engkau kira ganteng-ganteng tidak ada bahaya. Maka sekarang Yusuf harus bagaimana bersikap? Dia harus sadar siapa dia, siapa perempuan itu, dia harus sadar dia seorang yang bermoral tinggi. Banyak laki-laki akan berpikir ini adalah kesempatan, toh perempuannya mau sendiri kok. Inilah cara berpikir manusia berdosa yang tidak sadar sedang berada di tengah bahaya dan krisis.  

Yusuf sekarang dihadapkan dengan penawaran yang sulit. Tetapi Yusuf ingat kalau ia sudah dipercaya oleh Potifar. Kalau sudah dipercaya, kita harus lebih hati-hati. Saya harus tahu diri, saya tidak boleh menjual Tuhan, menyedihkan Tuhan. Barang siapa yang menyedihkan Tuhan, dia adalah orang yang menjual diri. Yusuf berkata, “Potifar, suamimu, telah mempercayakan seluruh hartanya kecuali engkau. Bolehkah saya melakukan dosa yang besar ini kepada Allah?” Tuhan, bolehkah saya berzinah, melakukan dosa begitu besar untuk bersalah kepada Engkau? Lalu saya tanya, apakah berzinah itu bersalah kepada Tuhan? Tuhan tidak kepo. Berzinah itu bersalah kepada suaminya. Tetapi Yusuf memiliki pengertian yang lebih dalam. Alkitab berkata, “Air yang dicuri lebih manis daripada air biasa.” Lebih manis daripada biasanya, maka engkau akan mau lebih. Kalimat ini dipergunakan untuk perbuatan dosa, yang sudah melacur akan melacur lagi, yang mencuri istri orang lain akan terus mencuri tidak akan habis-habis, yang minum air dari sumur ini akan dahaga lagi. Adakah orang sekali cari pelacur tidak mau lagi? Kalau sudah satu kali, dia akan mau lagi, mau lagi, kecuali dia bertobat di hadapan Tuhan. Jangan engkau memakai ganja, jangan engkau ditipu oleh Iblis, maka engkau akan ditipu habis-habisan olehnya.  

Kalau Yusuf masuk kamar nyonya Potifar, buka celana, dan tidur dengannya, dia bersalah kepada suaminya, dia bersalah kepada perempuan itu, dia bersalah kepada diri sendiri, dia bersalah kepada papa mamanya, dia bersalah kepada papa mama perempuan itu, dan juga laki-laki itu. Malam ini saya berkata kepada Saudara, bahaya ada di mana-mana, krisis ada di setiap detik, jikalau engkau tidak hati-hati, engkau akan jatuh, diikat seumur hidup. Kalau engkau bersetubuh dengan seorang perempuan, dan dia punya suami, engkau sudah berdosa terhadap suaminya, karena engkau sudah menjadikan istrinya cemar. Engkau menjadikan dia ibu yang tidak suci, engkau membuat anaknya dipermalukan di sekolahnya karena ibunya pelacur, engkau telah menghancurkan seluruh relasi. 

Yusuf cepat sadar, ia langsung berkata, “Bolehkah saya berbuat dosa yang besar ini kepada Tuhan?” Ingat ketika krisis datang, kita tidak boleh kehilangan rasa tanggung jawab, tidak boleh longgar sedikit pun, meskipun seks perlu, tahan! Saya manusia, kamu manusia, tidak ada orang yang tidak perlu seks. Seks itu the most beautiful but also the most ugly. Seks adalah kenikmatan terbesar, seks juga paling membahayakan rohani kita.  

Kapankah penyakit sifilis menjalar? Dari Columbus sewaktu pulang dari keliling dunia. Sampai di Filipina, anak kapalnya naik ke atas dan tidur dengan perempuan-perempuan pelacur Filipina. Lalu semua mulai sakit dan mereka membawa penyakit ke Eropa. Pada waktu sifilis menjalar, seluruh negara Kristen sakit seks. Bukan benua Hindu, Islam, Buddha, tetapi benua Kristen. Kekristenan hancur karena seks. Lalu 26 tahun lagi, ketemu penyakit lebih hebat, lebih keras lagi namanya AIDS. AIDS dianggap sumber pertama dari Afrika, sumber kedua dari homoseks.  

Namun, seorang yang namanya Yusuf begitu peka. Ia cinta Tuhan, menjaga moral, peka terhadap setiap gangguan setan. No is no, I should not commit sin against my God! Saya mau tanya, engkau sungguh-sungguh mencintai Tuhankah? Engkau sungguh-sungguh mau melepaskan diri dari krisis dan bahayakah? Jangan pikir krisis uang, tidak! Krisis di alat kelamin yang dapat merusak engkau seumur hidup. Jangan karena kenikmatan berapa menit saja, namun hati nurani engkau menegur berpuluh-puluh tahun. Yang sudah jatuh di dalam seks, jangan terlalu kecewa, Tuhan sudah mati bagimu, “Jikalau tidak ada yang menghakimi engkau, Aku juga tidak menjatuhkan hukuman kepadamu. Bangkitlah dan jangan berbuat dosa lagi.” Dialah yang memberikan pengampunan. 

Sumber : https://ringkot-reformed.blogspot.com/2019/05/nrec-2018-ringkasan-khotbah-30-desember_25.html