Orang Kristen adalah satu-satunya orang di mana Roh Tuhan ada pada dirinya. Allah mengaruniakan Yesus sebagai hadiah terbesar bagi manusia dengan mengaruniakan penebusan kepada orang berdosa yang seharusnya binasa, dosa manusia yang diampuni, dan mendapatkan hidup yang kekal.

Roh Kudus adalah hadiah terbesar Allah bagi gereja-Nya. Roh manusia yang terbatas telah mendapat pimpinan dan pemeliharaan dari Roh Allah yang tidak terbatas. Roh Kudus ada di depan memimpin kita, di belakang menyertai kita, di sekeliling memelihara dan menjaga kita, di bawah menopang kita, dan Roh Kudus turun dari sorga mengurapi kita. Roh Kudus juga menghibur kita. Inilah yang disebut sebagai parakletos. Aku memberikan Roh Penghibur kepadamu untuk memimpin kamu masuk ke dalam seluruh kebenaran. Roh Kudus adalah Allah, Pribadi Ketiga Allah Tritunggal. Dia adalah Roh Hikmat, Roh Pengetahuan, dan Roh Strategi.

Roh Kudus adalah Roh Hikmat sehingga setiap orang yang mempunyai hikmat akan hidup takut akan Tuhan. Dia mengajarkan kita mengenal kesucian Tuhan dan menjauhi segala yang jahat. Dia juga menguasai dunia dan sejarah. Ketika sejarah manusia berhadapan dengan saat yang paling sulit dan manusia tidak berdaya, maka Roh Allah menyatakan bahwa Dia turut campur tangan.

H. G. Wells (1866-1946), seorang penulis dan sejarawan Inggris, mengatakan bahwa setiap saat dalam sejarah ada kaitannya langsung dengan Allah. Seorang yang bukan Kristen seperti Wells dapat mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan Allah, karena begitu jelas terlihat baginya bagaimana kuasa Allah turut campur tangan terhadap segala sesuatu. Mengapa Hitler gagal? Mengapa Einstein bisa pergi ke Amerika Serikat? Mengapa ada Pragmatisme? Mengapa Amerika yang bisa memiliki bom atom untuk menghancurkan Jepang? Semua ini tidak dapat diselesaikan oleh kemampuan manusia. Hingga hari ini Tuhan masih terus memimpin sejarah. Hikmat yang memimpin sejarah adalah hikmat Allah. Strategi memimpin sejarah adalah strategi Allah. Roh Allah adalah Roh Strategi, dan dalam hal ini Dia tidak menyerahkan semua kepada manusia. Dia melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh gereja dan oleh pemerintah.

Allah bukan saja penguasa langit dan bumi, tetapi Ia juga penguasa umat manusia. Allah juga penguasa seluruh sejarah. Tiga puluh tahun terakhir dari abad dua puluh ini, terjadi kebangkitan gerakan Roh Kudus. Tetapi gerakan ini mengajarkan suatu ajaran merusak yang tidak mudah dilihat oleh manusia. Mereka melakukan berbagai penipuan yang tidak mudah dimengerti oleh banyak orang. Kita mengetahui bahwa iman dari theolog Karismatik salah. Allah memberikan hikmat kepada orang Reformed, tetapi Allah tidak memberikan strategi dan kekuatan cukup kepada orang Reformed untuk menyelesaikan semua masalah ini. Hal-hal yang tidak berdaya dilakukan oleh pemerintah dan tidak bisa diselesaikan oleh gereja, Allah sendiri yang akan menyelesaikannya. Ketika kita mengatakan percaya kepada Roh Kudus, kita harus memperluas pengertian kita. Banyak pengertian orang Kristen terlalu sempit.

Dalam seluruh alam semesta kita harus melihat kedaulatan Allah, karena di dalam strategi Tuhan, segala sesuatu yang dilakukan Tuhan melampaui hal yang dapat dilakukan manusia. Roh Kudus adalah Roh Kekuatan. Pada hari turunnya Roh Kudus, ada angin yang berhembus, ada api yang turun ke atas kepala manusia. Munculnya angin dan api menandai hadirnya Roh Kudus. Tuhan Yesus berkata kepada Nikodemus, “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh” (Yoh. 3:8). Roh Kudus mempunyai kedaulatan-Nya, Dia akan bertiup ke mana Ia pergi.

Mengapa Allah menggunakan angin dan api untuk melambangkan Roh Kudus? Di dalam Mazmur dikatakan, “Allah yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu” (Mzm. 104:4). Orang-orang Reformed kekurangan fenomena angin dan api ini. Orang Reformed terkadang sedemikian kaku, dingin, dan mati. Sering kali yang terlihat lebih seperti angin dan api adalah orang-orang Karismatik. Akibatnya, banyak orang menyangka Karismatik adalah karya Roh Kudus. Tetapi api dan angin mereka palsu, fenomena Roh Kudus mereka palsu, karena doktrin (ajaran) Roh Kudus mereka salah. Sering yang salah tampak lebih benar, yang benar terlihat seperti salah. Ini merupakan fenomena yang sangat unik, yang merupakan kesalahan gereja masa kini. Orang-orang duniawi datang ke gereja Reformed dan mereka tidak melihat adanya kekuatan kuasa Tuhan, tetapi ketika mereka pergi ke gereja Karismatik, sepertinya mereka melihat karya Roh Kudus di dalamnya. Tuhan Yesus mengatakan, bahwa hanya anak-anak bijak yang mementingkan kebijaksanaan dan hikmat.

Hari ini roh jahat melakukan kejahatan dengan begitu mengerikan. Ketika kita pergi ke gereja Karismatik, mereka begitu hangat menyambut dan begitu menyenangkan. Ketika Anda ke gereja Reformed, wajah penyambut begitu panjang dan dingin seperti lemari es, tidak memiliki kehangatan, tidak mempunyai cinta kasih, dan tidak mempunyai sikap menyambut, sehingga ada anggapan bahwa di dalam gereja Reformed tidak ada api, tidak ada angin. Namun, yang mereka anggap api dan angin itu adalah palsu. Kiranya Tuhan berbelaskasihan kepada kita sehingga kita tidak menganggap diri benar, menduga iman kita yang paling benar, menganggap kebenaran kita yang sejati, dan mengira doktrin kita yang paling orthodoks, sehingga kita menjadi sombong, dingin, dan malas. Kiranya api penghakiman Tuhan tiba kepada kita; kiranya api kebangunan dari Tuhan membakar diri kita.

Saya membahas tema “Api dari Sorga” di dalam serial Kebaktian Natal saya [red. Natal 2017], yang berbeda dari tema Natal pada umumnya. Biasanya Natal membahas cinta kasih Tuhan, perdamaian yang Tuhan datangkan ke dalam dunia, dan seterusnya. Tetapi Kristus mengatakan, “Aku menjatuhkan api itu, bukankah itu merupakan kehendak-Ku?” Jika dari kalimat ini kita melihat keseluruhan Alkitab, kita akan mengerti mengapa Sodom dan Gomora dimusnahkan. Allah yang suci, dengan api menghakimi dunia yang berdosa. Dari Alkitab kita juga dapat melihat mengapa api dari sorga menghanguskan, mematikan anak-anak Harun. Allah tidak mengizinkan ada pelayanan yang najis datang kepada-Nya. Alkitab menyatakan bahwa Allah kita adalah api yang menghanguskan. Ketika penghakiman Allah tiba di dunia, maka manusia akan mengetahui dan menyadari bahwa Allah itu suci dan menakutkan. Biarlah dengan sikap seperti ini kita melayani Tuhan.

Seseorang yang berkhotbah haruslah ada api dan angin. Sebagai penatua pun harus ada api dan angin. Demikian juga mahasiswa theologi harus ada api dan angin. Orang-orang yang mengabarkan Injil harus mempunyai api dan angin. Ketika Musa dipanggil, dia melihat ada api di semak belukar, tetapi semak belukar tersebut tidak terbakar. Ketika ia mengamati dengan saksama, Allah berkata kepada Musa, “Musa, tanggalkan kasut yang ada di kakimu, karena tempat yang engkau pijak suci.” Setiap orang yang melayani Tuhan harus mengetahui bahwa kita melayani Allah yang suci di tempat yang suci. Dengan mulut bibir yang suci, kita menyampaikan firman Tuhan yang suci.

Kitab Yesaya 1-5 memberitakan banyak hal penting dari firman Tuhan, dan di pasal 6 dia melihat bahwa Yahweh duduk di atas takhta-Nya yang ada di sorga. Yesaya mendengar Serafim mengelilingi takhta Allah. Serafim itu memiliki enam sayap, dua sayap untuk menutupi kaki, dua sayap untuk menutupi wajah, dan dua sayap lagi dipergunakan untuk terbang. Sambil melayani Allah mereka terus berseru, “Suci, Suci, Suci.” Ini adalah satu-satunya ayat di dalam Alkitab yang membicarakan “Suci” sebanyak tiga kali untuk menggambarkan pujian dan penyembahan kepada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Yesaya mengerti bahwa seharusnya melayani Tuhan dengan sikap seperti itu, sehingga ia menyadari dirinya di dalam bencana, dan ia berseru, “Celakalah aku! Aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” Hamba Tuhan harus mendapatkan kebangunan, hamba Tuhan harus dengan sikap takut kepada Tuhan melayani Tuhan dan melihat kenajisan dirinya. Ketika seorang hamba Tuhan menyadari bahwa dirinya tidak layak, ia sadar dirinya berdosa, dan dengan rela ia akan mau kembali kepada Tuhan. “Celaka… aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir!” Dan Allah mendengarkan kalimat ini. Ia mengutus malaikat ke mezbah, mengambil bara api untuk menyucikan bibir Yesaya. Itu berarti bahwa kita harus dengan mulut bibir yang suci melayani Allah yang suci, menyampaikan firman Tuhan yang suci. Kita harus menyucikannya dengan api. Kita disucikan dengan bara api dari atas mezbah. Inilah gambaran pekerjaan Roh Kudus. Seluruh Alkitab mengatakan bahwa yang dapat menyucikan manusia hanya tiga hal:

  1. melalui firman Tuhan,
  2. melalui darah Yesus, dan
  3. melalui Roh Kudus.

 

Sumber : https://www.buletinpillar.org/artikel/