LightDoa Yesus kepada Bapa tidak pernah tercatat selengkap dan sesempurna seperti Yohanes 17 ini. Allah memilih orang-orang untuk menjadi milik Kristus. Ini merupakan pusaka terbesar yang Kristus miliki. Sama seperti dikatakan di Mazmur 2, “Allah memberikan manusia yang Ia pilih, takdirkan, predestinasikan, dan selamatkan, kepada Yesus.” Kita adalah milik Tuhan, hadiah Bapa kepada Anak.

Kristus memiliki kita dengan cara Ia datang ke dunia menebus, membersihkan, membeli kita kembali dengan harga yang paling mahal yang diberikan kepada Bapa. Orang berdosa adalah orang yang berhutang kemuliaan, keadilan, dan segala rencana Allah yang seharusnya kita jalankan. Maka kita harus dihukum dan sementara dibiarkan oleh Allah Bapa. Lalu Iblis mengambil kesempatan untuk menggoda, merusak, dan menguasai kita. Ajaran yang mengatakan bahwa Yesus membeli kita dengan membayar hutang kepada setan adalah salah. Yesus membayar hutang kepada Bapa, lalu melepaskan kita dari tangan Iblis, sehingga kita menjadi milik Allah.

Di dalam Wahyu 5 dikatakan bahwa dengan darah-Nya, Kristus membeli manusia dari segala bangsa, suku, tempat, membawa mereka dengan darah-Nya dan mengembalikannya kepada Bapa. Mereka itu menjadi milik-Mu, dan milik-Mu adalah milik-Ku, milik-Ku adalah milik-Mu. Di dunia begitu banyak manusia menyeleweng dan tersesat menjadi musuh Tuhan. Sebagian sudah diubah, ditebus, dan kembali menjadi milik Tuhan. Jika kita selalu sadar dan ingat bahwa kita milik Tuhan, kita tidak berani hidup sembarangan mengikuti kemauan diri. Biarlah melalui hidup kita, orang melihat kemuliaan Tuhan dan mengembalikan kemuliaan kepada Tuhan.

Tuhan telah membayar harga begitu tinggi, sehingga sekarang saya bukan lagi milik saya. Jika saya milik Tuhan, maka saya harus hidup memuliakan Tuhan. Allah dan Kristus memiliki kita, maka kita berada di dalam tangan kedua Oknum yang tangan-Nya memelihara kita. Di dalam Yohanes 10:28, Tuhan Yesus mengatakan, “Seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Umat Tuhan tidak mungkin binasa jika memang telah sungguh-sungguh diselamatkan. Orang yang sungguh-sungguh diselamatkan, yang sudah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, adalah milik yang dipelihara Kristus. Di dalam Yohanes 10:29, kalimat ini diulang dengan pembedaan, “Seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.” Bapa ikut memelihara karena engkau adalah milik Kristus, dan milik Kristus adalah milik Allah. Bapa dan Anak sama-sama memiliki dan memelihara kita.

Ungkapan Tuhan Yesus di Yohanes 10:30 menyatakan suatu jaminan ganda, sehingga kita tidak lagi milik dunia, milik setan, atau milik diri. Kita adalah milik Kristus di dalam Bapa, dan milik Bapa di dalam Kristus. Dunia ini menyebabkan banyak sekali kesengsaraan, kesulitan, penganiayaan, kekecewaan, tetapi itu semua tidak mungkin menggoncangkan kita dari status sebagai anak Allah. Sebagaimana hebatnya serangan setan, atau godaan dunia, kita tidak perlu takut. Yesus pernah berkata kepada Petrus, “Setan akan menampi engkau, tetapi Aku telah berdoa bagimu, agar engkau tidak kehilangan iman.” Alkitab tidak pernah menjanjikan orang Kristen tidak bisa gagal, tidak bisa meleset, tidak tergoda, dan bisa hidup sempurna suci. Bagi orang dunia, berdosa adalah hal yang terus-menerus terulang dan merupakan kebiasaan rutin; tetapi bagi orang Kristen, berdosa, hanya sementara terjadi, dan langsung hati nurani menegur dengan keras, ia mulai mengingat kasih Allah, sehingga ia langsung menyesal, bertobat, segera keluar dari dosa, menangis memohon pengampunan Tuhan.

Yesus menyatakan peringatan kepada Petrus sebelum Petrus tiga kali menyangkal-Nya. Saat itu Petrus menyatakan rela mati bagi Kristus, dengan penuh keyakinan. Tetapi Yesus mengingatkan dia bahwa dia akan menyangkal Tuhan sebelum ayam berkokok. Orang yang terlalu percaya diri dan tidak mau mendengarkan orang lain akan jatuh sangat dalam. Terkadang Tuhan membiarkan kita terlalu percaya diri, menganggap diri hebat, pandai, kuat, sampai akhirnya kita sadar kalau kita lemah sekali. Kerohanian tidak tergantung berapa banyak pengetahuan yang kita miliki. Mengerti theologi tidak menjamin kerohanian yang baik. Mahasiswa theologi yang mengetahui banyak teori, memiliki pengertian epistemologis mendahului pengalamannya, tetapi setelah punya pengertian kognitif, ia perlu dilengkapi dengan ketaatan, bersandar kepada Tuhan. Setiap tahap perlu pengorbanan, ketaatan, dan bersandar kepada Tuhan dengan gentar.

Paulus berkata, “Ketika saya merasa diri lemah, saat itu saya kuat. Tetapi ketika saya merasa diri kuat, saat itu saya lemah.” Orang yang jatuh justru adalah orang yang merasa dirinya tidak bisa jatuh. Tidak ada orang yang mengenal diri kita lebih daripada Tuhan. Ia tahu apa yang mungkin terjadi, di mana titik kelemahan kita. Di dalam hidup kita terkadang ada “titik kelemahan” yang tidak kita sadari. Dalam Roma 12:3 diungkapkan: Orang yang menilai diri kurang dari seharusnya, menghina diri (rendah diri); atau orang yang merasa diri lebih dari yang sebenarnya (tinggi hati), akan jatuh ke dalam tiga dosa, yaitu: 1) tidak memuliakan Tuhan, tetapi memuliakan diri; 2) memisahkan diri dan menghina orang lain yang lebih rendah dari kita; 3) tidak waspada kemungkinan setan mengganggu kita. Orang superior (tinggi hati) menganggap diri lebih tinggi, sementara orang inferior (rendah diri) selalu menganggap diri lebih rendah. Keduanya bisa dipakai Iblis yang membuat kita tidak bisa berdiri tegak dan tepat di dalam menjalankan kewajiban yang Tuhan berikan.

Dalam ayat-ayat pasal 17, Yesus menyebut Allah sebagai Bapa dengan dua istilah yang istimewa: “Bapa yang kudus” dan “Bapa yang benar (adil)”. Istilah “Allah yang kudus” tidak banyak muncul, Roh Kudus muncul banyak. Di ayat 11 muncul “Bapa yang kudus, peliharalah mereka karena nama-Mu” dikaitkan dengan Mazmur 23. Kita dikuduskan bukan demi kepentingan kita, tetapi untuk memelihara nama Tuhan yang mulia. Untuk itu kita dikuduskan dan dipelihara oleh Tuhan. Demi nama Tuhan sendiri, Ia membangunkan kerohanian kita agar kita tidak tertidur.

Ibrani 10:25 memberikan pesan penting, yaitu perlunya firman yang baik, yang menggugah kita di setiap ibadah atau kebaktian. Perlu ada khotbah yang bertanggung jawab, yang benar-benar dipakai Tuhan untuk membangunkan kita dan membawa kita kembali ke jalan yang benar. Tuhan tidak mau nama-Nya dicoreng karena kelakuan kita yang tidak beres. Terkadang fitnah terhadap kita membuat nama kita buruk, tetapi fitnah yang tidak ada faktanya, pada akhirnya Tuhan akan menyatakan itu bersih dan akan menghancurkan semua fitnah. Yang paling takut, jika kita sendiri berkompromi dengan dosa dan tidak mau bertobat. Berdoalah agar Tuhan pelihara kita dengan nama-Nya yang membangunkan kita dan membawa kita ke jalan yang benar.

Bapa, Anak, dan Roh Kudus, ketiga-Nya adalah satu, harmonis, saling menghormati, menjadi teladan dan kemungkinan bagi komunitas dunia. Di alam ini, manusia dicipta dengan sifat yang berbeda dengan binatang. Persatuan Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah persatuan unity dan union, bukan hanya union saja. Unity, karena keilahian Bapa, Anak, dan Roh Kudus bersubstansi tunggal (hypostasis), tiga Pribadi Allah adalah satu Allah. Persatuan seperti ini tidak ada di dalam diri manusia. Kristen harus menghargai, bersatu dengan Kristen lain, sebagaimana Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah tiga Pribadi yang harmonis bersama.

Ada yang ditentukan untuk binasa? Yang jelas adalah Yudas, yang lain Alkitab tidak menulis dengan jelas. Istilah “anak binasa” hanya ditujukan kepada Yudas. Tetapi semua yang dipelihara oleh Tuhan tidak ada satu pun yang akan binasa. Kita bersyukur kepada Tuhan, orang Kristen adalah orang yang dipelihara Allah melalui Kristus di dalam nama Bapa dan tidak ada satu pun akan binasa. Maka jika seseorang itu betul-betul umat Tuhan, ia tidak mungkin binasa, seperti yang diajarkan beberapa ajaran Kristen yang tidak tepat. Diselamatkan adalah diperanakkan pula (dilahirkan kembali) sungguh-sungguh oleh Roh Kudus, bukan yang ikut kebaktian, yang angkat tangan, atau sudah dibaptis. Ia harus sungguh-sungguh diperanakkan pula oleh Roh Kudus, bertobat, dan meninggalkan dosa. Secara status meninggalkan kejahatan dan menjadi milik Tuhan. Mereka tidak akan binasa, bukan karena mempertahankan kehebatan diri atau tekun menjaga iman dan tidak berubah.

Bagaimana kita tahu bahwa saya bukan orang yang tidak dipelihara? Sebelum Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, Ia berdoa semalam suntuk. Di antara mereka ada satu “anak binasa” yaitu Yudas Iskariot. Menurut Yohanes 17:9, Tuhan Yesus tidak mendoakan mereka. Tuhan Yesus memang mungkin berdoa ketika pemilihan, tetapi tidak mendoakan sesudahnya. Saya tidak tahu apa alasannya, tetapi kita tahu bahwa kita ada di tangan Tuhan yang memelihara kaum pilihan-Nya. Kita dipilih bukan karena kita baik atau berjasa. Kita hanya manusia yang miskin kebenaran dan kehidupan, tidak ada apa pun dalam diri kita yang membuat kita berkualifikasi cukup untuk dipilih, tetapi Tuhan dengan anugerah yang besar, kasih yang melampaui kebijaksanaan manusia, telah membawa kita kembali kepada-Nya, dengan mengorbankan diri, mencurahkan darah bagi kita.

Ada orang yang ditentukan binasa dan tidak diselamatkan. Setiap kali muncul pernyataan ini, jangan melemparkannya kepada kedaulatan Allah, lalu melupakan, dan tidak memerhatikan unsur-unsur diri kita sendiri. Yesus berkata, “Yudas, sekarang silakan lakukan apa yang kau mau lakukan.” Itu berarti Yudas ditentukan untuk binasa. Ini juga adalah bagian Yudas yang harus ia pertanggungjawabkan. Ditentukan binasa bukan berarti Allah memanggil dan memaksa Yudas untuk menjual Yesus. Allah membiarkan dia binasa. Alkitab mengatakan dengan tegas “Apa yang engkau mau lakukan” bukan “lakukan apa yang Allah tetapkan untuk engkau lakukan.” Sebenarnya yang Yudas inginkan adalah mendapat uang banyak, sambil menolong dan mempercepat proses bagaimana Tuhan Yesus bisa segera menjadi Raja. Ketika engkau ingin mendapat uang banyak dan menjual Yesus, jangan pikir engkau lebih baik dari Yudas dan Petrus. Kita sering karena menghindari kerugian, atau ingin menjaga muka kita, kita menyangkal nama Yesus. Banyak orang Kristen sombong merasa diri lebih baik dari Yudas atau Petrus.

Seumur hidup saya berusaha mengalahkan rasa takut atau perasaan tidak aman dalam diri yang membuat saya bisa menyangkal Tuhan atau menjual nama Tuhan. Saya akhirnya belajar, semua orang yang suka “main aman” tidak mungkin setia kepada Tuhan. Di saat tertentu, setiap orang harus mengambil keputusan antara menyelamatkan diri atau setia kepada firman dan kebenaran. Saat itu, engkau mungkin menjadi Petrus yang menjaga keamanan diri dan menyangkal nama Tuhan, atau seperti Yudas yang mendapat profit lebih jika menjual Yesus. Maka yang ditentukan binasa tidak bisa menyalahkan Tuhan. Meskipun ia ditetapkan untuk binasa, tetapi yang menyebabkan binasa adalah usaha dan rencananya sendiri untuk menjual Yesus. Orang seperti Yudas banyak, termasuk engkau dan saya. Seluruh umat manusia berdosa semacam ini, bukan berjasa sehingga Tuhan sukses, tetapi mengakibatkan Tuhan berkorban. Jangan Anda beranggapan bahwa Yudas berjasa karena dengan menjual Yesus baru rencana Tuhan bisa sukses. Tetapi justru sebaliknya karena dosa orang begitu banyak, maka Yesus harus berkorban bagi kita. Persoalannya, jika Yesus tidak mau datang ke dunia, Yudas mau jual apa.

Di dalam doktrin keselamatan selalu menyangkut dua pihak, yaitu kebebasan manusia dan kedaulatan Allah. Kalau kita memihak kebebasan manusia dan menyangkal kedaulatan Allah, engkau tidak sadar sedang dibuang oleh Tuhan. Semua anugerah yang kita terima tidak menambah kemuliaan Tuhan sedikit pun, tetapi Ia memberikan anugerah barulah kita bisa hidup. Tuhan tidak mengampuni setiap orang. Kedaulatan Tuhan tidak tentu dibagi ke setiap orang. Di lain pihak, kita melihat manusia begitu sombong dan merasa tidak memerlukan Tuhan. Tanpa Tuhan apa yang manusia bisa lakukan? Bernafas pun dengan udara yang dari Tuhan, setiap kita bergerak, kita bergerak di dunia milik Tuhan. Ketika engkau berani marah melawan Tuhan, kehendak dan kekuatan yang engkau mau pakai buat melawan Tuhan sebenarnya adalah dari Tuhan juga. Kebebasan melawan Tuhan tetap anugerah Tuhan.

Yudas dari sejak nafas pertama keluar dari rahim ibunya sampai terakhir bunuh diri dengan kekuatan dari Tuhan. Ketika ia menjual Yesus dan bunuh diri, ia menyalahgunakan semua kebebasan dan kekuatannya untuk melawan Tuhan. Ia ditentukan untuk binasa bukan karena Allah mematikannya, tetapi Allah mematikan orang yang mau mematikan diri, agar keinginannya jadi. Ketika Tuhan membiarkan engkau boleh melaksanakan semua yang engkau inginkan, ketika itu engkau sedang dalam bahaya. Ketika dokter sudah membiarkan orang boleh makan apa saja setelah sebelumnya begitu serius mengusahakan diet ketat pada orang itu, janganlah dipandang sebagai kemenangan pasien. Batasan yang diberikan oleh dokter adalah agar kita bisa terpelihara.

Ketika dibutuhkan, Aku memberikan hukum kepadamu. Hukum itu akan memelihara engkau, menjaga, dan melindungimu. Di balik semua perintah ini adalah kasih. Maka Alkitab mengatakan bahwa semua hukum berdasarkan kasih. Kalau engkau mengasihi, engkau tidak akan menjadi pembunuh; kalau engkau mengasihi, engkau tidak akan berzinah; kalau engkau mengasihi, engkau tidak akan menjadi penipu. Semua itu didasarkan pada kasih. Jika engkau mengasihi dan kasih itu membatasi, maka itu baik. Jika Tuhan memperbolehkan engkau seenaknya melakukan apa yang engkau mau, berarti engkau sudah dibuang. Pembiaran adalah kebebasan yang liar. Ketika menikmati kebebasan yang paling mutlak itulah akhir engkau memakai kehendakmu untuk menghentikan kehendakmu; itulah kekuatanmu yang kaugunakan untuk menghentikan kekuatanmu; itulah kekuatanmu untuk mematikan diri dengan hidupmu. Inilah orang yang ditentukan binasa. Sebaliknya, jadilah kehendak-Mu di dunia, seperti di sorga. Tetapi Yudas, “Kehendakku, bukan kehendak-Mu.” Di taman Eden Adam berkata, “Kehendak setan jadilah, bukan kehendak-Mu.” Di Getsemani Tuhan Yesus berkata, “Bukan kehendak-Ku, kehendak-Mu jadilah.” Alkitab mengatakan bahwa setan masuk ke dalam hati Yudas, lalu ia menjalankan apa yang ia ingin jalankan. Di sini kita melihat sinkronnya antara apa yang Yudas jalankan dan apa yang setan inginkan. Di sini kita mempelajari kehendak Allah, kehendak Yesus, kehendak Adam, kehendak Yudas, dan kehendak Setan.

Sebenarnya, jika disarikan, hanya ada dua kutub, yaitu: kehendakku yang taat kehendak Allah, ini mirip Tuhan Yesus, dan kehendakku yang sejalan dengan kehendak setan, yaitu Yudas. Kelihatannya seperti manusia berencana, bertindak. Jangan menipu diri dan semua keselamatan berdasarkan kehendak rencana Allah yang memilih, yang akhirnya memberikan iman dan membawaku kepada Yesus dan Yesus memberiku hidup yang kekal.

Allah menciptakan manusia, manusia berkehendak, tetapi kehendaknya harus masuk ke dalam kehendak Allah. Kaum pilihan adalah umat Tuhan, kaum binasa adalah umat Iblis. Kehendak manusia bisa sinkron kepada: 1) kehendak Tuhan, sehingga engkau menjadi orang suci, mencintai dan taat Tuhan, hidup beres dan berkelakuan yang bertanggung jawab; 2) kehendak setan, di mana engkau menerima tipuan, godaan, dan akhirnya menjual Tuhan menjadi anak binasa. Bersyukurlah jika sampai mati engkau tidak meninggalkan Tuhan; bersyukurlah jika kita boleh berjuang di tengah godaan dunia, pencobaan setan, dan rayuan keuntungan dunia. Bersyukurlah jika kita boleh dipelihara oleh Tuhan, mencintai Tuhan, dan ikut Dia sampai mati. Sesudah dari dunia, umat pilihan akan menuju sorga mulia, bahagia, suci, adil selama-lamanya. Saat itu engkau tahu ada anak binasa yang dibuang selamanya. Mari baik-baik memelihara diri dan mengikut Tuhan.

Di ayat 13 dibicarakan tentang persatuan Kristus dan Allah yang merupakan persatuan dan kesatuan antara Kristus dan Bapa; di mana persatuan ini merupakan model persatuan orang Kristen dengan Kristus dan antara orang Kristen dengan orang Kristen lainnya. Kita akan dipelihara, dipersatukan ke dalam wadah suci milik Tuhan selama-lamanya. Sukacita tidak berarti tidak ada kesusahan. Orang Kristen bisa mengalami banyak kesusahan. Di dalam Yohanes 16:33 Kristus memberikan damai sejahtera, karena Kristus telah mengalahkan dunia. Terkadang saya kasihan kepada orang-orang yang selalu hidup ketakutan, merasa segala tidak beres, dan semua menjadi ancaman baginya. Setiap kali berkata, selalu mengkritik orang lain, karena ia tidak pernah merasa aman. Kita tidak boleh paranoid seperti itu. Jika kita punya Tuhan, seharusnya kita tenang, sejahtera, dan tidak gelisah. Ketika ada kesulitan datang, saya tidak gelisah. Pertama-tama, saya bertanya apa yang Engkau mau saya kerjakan, kemudian mengapa Tuhan memberi kesulitan ini, dan apa yang bisa saya pelajari dan harus saya kerjakan. Saya hanya memohon Tuhan menyatakan kehendak-Nya. Dengan demikian saya bisa senantiasa stabil. Tuhan berkata, “Di dunia ini ada kesulitan, tetapi di dalam diri-Ku ada damai sejahtera.” Jangan takut. Begitu luar biasa ketika Kristus sedang menyongsong kayu salib, Ia masih bisa berkata tentang “sukacita-Ku”. Orang Kristen memiliki sejahtera dan sukacita dari Tuhan. Bunga tidak perlu diberi minyak wangi, karena bunga sudah berhakikat wangi. Maka wangi tidak perlu ditambahkan ke bunga, tetapi justru bunga menghasilkan wangi. Sukacita juga bukan dari luar, bukan ditambahkan ke kita, tetapi menjadi hakikat, berasal dari dalam. Yang asli makin diperas makin wangi, yang palsu makin diperas makin bau. Orang Kristen makin dianiaya makin harum, karena ada sukacita di dalam. Jadi sukacita Kristen mengalir dari dalam ke luar. Yesus berkata, “Semua ini Aku pelihara, semua tidak akan binasa, kecuali anak binasa yang ditentukan, supaya sukacita-Ku penuh di dalam hati mereka.” Amin.

Ringkasan Khotbah : Pdt. Dr. Stephen Tong

Sumber : https://www.buletinpillar.org/transkrip/dilahirkan-dari-tuhan-atau-dari-dunia-bagian-2?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+BuletinPillar+%28Buletin+PILLAR+RSS%29#hal-1

 

Artikel Sebelumnya :