PendetaPERKATAAN 2 :

“Amin! Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

—————————————–

Bacaan : Lukas 23:35-43

Manusia yang berdosa, bukan berbuat salah kepada dirinya sendiri atau pada orang lain, tetapi manusia berdosa justru berbuat salah kepada Tuhan. Daud menuliskan: “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berbuat dosa dan melakukan apa yang Engkau anggap jahat, supaya Engkau ternyata adil dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu.” (Mazmur 51:6).

Dosa terbesar yang bisa dilakukan manusia adalah penghinaan terhadap utusan Allah yaitu Yesus Kristus. Tidak ada dosa yyang lebih besar daripada menghina salib dan segala sengsara yang ditanggung oleh Yesus Kristus. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada tidak percaya akan Yesus Kristus. Meskipun manusia mencapai klimaks dosa semacam demikian, anugerah pengampunan Allah mencapai klimaks yang lebih tinggi dan berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka…” Biarlah hati kita terharu dan tergerak oleh kasih Allah di atas kayu salib.

Tidak terlalu banyak orang yang mendengarkan dan memperhatikan perkataan Kristus yang pertama di atas salib, kecuali mereka yang simpatik dan yang cinta kepada-Nya. Orang-orang itu sudah menunggu lama di bawah kayu salib Kristus. Kristus yang tidak berbicara, tinggal diam di hadapan Herodes, Pilatus, Kayafas, dan tidak berkata apa-apa. Sekarang, waktu Kristus membuka mulut-Nya, jiwa mereka yang kering dan kosong langsung mendapatkan satu irisan dan juga satu penghiburan yang terbesar. Perkataan yang keluar dari mulut Kristus adalah perkataan yang paling manis, indah, penuh berkat dan yang memuaskan segala tulang sumsum manusia yang pernah hidup di dunia ini. Ia tidak mengeluarkan kutukan, sungut-sungut ataupun keluhan, tapi pengampunan. Layaklah kita memuji Kristus sampai kekekalan.

Selain dari orang yang mengikut dan mencintai Dia, ada pula orang-orang lain yang tidak memperhatikan perkataan Krsitus melainkan hanya memperhatikan peristiwa yang luar biasa. Mereka yang memaku Dia hanya tahu bahwa setelah itu mereka akan mendapatkan upah. Mereka yang melontarkan kebencian, dengki dan iri hati hanya mengetahui bahwa itulah ajal dari orang yang mengkhianati agama Yahudi. Pikiran-pikiran kejahatan sudah menguasai, mengotori dan mengacaukan ketenangan hati mereka sehingga tidak mungkin lagi mengindahkan perkataan yang indah dari Tuhan. Bukankah kita juga sering tidak bisa mendengar jelas akan firman Tuhan ketika dosa menguasai kita? Bukankah walaupun mengikuti kebaktian di gereja dan mendengarkan khotbah-khotbah yang indah tetap tidak mempengaruhi hidup kita? Tetapi Roh Tuhan tidak mungkin tidak bekerja jika firman Tuhan sudah dikabarkan.

Dari bawah kayu salib ada suara-suara yang terus mencaci-maki Yesus dan berkata: “Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah” dan “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ejekan-ejekan dan olok-olokan yang sudah dilontarkan kepada-Nya, bagaikan pedang yang sedang memecahkan hati dan jiwa Tuhan Yesus yang demikian mencintai umat manusia. Tetapi Tuhan Yesus tidak membalas dendam. Ia tenang. Di dalam ketenangan Ia menunggu dan menyerahkan seluruh hidup kepada Bapa yang telah merencanakan, mengutus dan memimpin Dia selama tiga puluh tiga setengah tahun hidup di dalam dunia yang begitu gawat, najis, kotor dan remeh. Yesus bisa membayangkan akan dunia yang begitu remeh dan sorga yang agung di mana semua malaikat dan penghulu-penghulu malaikat yang harus mernyembah sujud dan menjunjung tinggi Dia sebagai Raja.

Puncak kesengsaraan yang diterima-Nya berasal dari ejekan perampok-perampok yang turut disalibkan bersama-sama dengan Dia. Siapakah perampok ini? Berhakkah mereka mengolok-olok Yesus Kristus? Mereka adalah orang yang berdosa, merampok, membakar dan melakukan segala macam kejahatan. Apakah orang semacam demikian berhak mengejek Yesus? Jika kita melihat Matius 27:44 dan Markus 15:32, maka jelas bahwa bukan hanya satu perampok saja, melainkan kedua perampok yang disalibkan di sebelah kanan dan kiri Tuhan, juga turut mengejek Dia.

Di tengah-tengah manusia, Yesus diangkat tinggi sebagai Orang yang terkutuk. Di tengah-tengah orang berdosa yang turut disalibkan, Yesus disalibkan di tengah. Artinya Ia dianggap sebagai Orang yang paling berdosa di antara orang berdosa yang turut disalibkan. “Orang menempatkan kubur-Nya di antara orang-orang fasik, di dalam kuburan orang kaya,dan dalam mati-Nya Dia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun Ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada di dalam mulut-Nya.” (Yesaya 53:9 NIV)

Jika kita diejek oleh orang yang lebih pandai dari kita, maka kadang-kadang kita masih bisa menerima hal itu.Tetapi jika kita diejek oleh orang yang tidak keruan, tidak bermoral, tidak berpengetahuan, tidak mempunyai kebajikan dan tidak mempunyai apa pun seperti kedua perampok yang ikut mengejek Yesus Kristus, bisakah kita tahan? Sebagai manusia kita tidak bisa tahan akan ejekan orang yang sama-sama dipaku seperti itu.Tetapi Yesus Kristus tetap tenang karena Dia tahu bahwa doa-Nya di atas kayu salib (Lukas 24:34) adalah juga bagi kedua perampok itu.

Bukankah dari sejak dahulu Kristus mempunyai kesabaran yang terus menunggu orang yang mengejek Dia untuk bertobat? Kesabaran-Nya begitu besar, tetapi kesabaran itu bukanlah kesabaran yang bersifat kompromi dan menyetujui agar manusia terus berbuat dosa. Jangan salah mengerti! Kesabaran dan toleransi Allah adalah agar memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat!

Dalam setiap zaman, ada gejala yang berupa arus massal. Gejala yang umum terjadi atas orang-orang yang menonton peristiwa penyaliban yaitu mengejek mereka yang disalibkan. Itu adalah suatu arus massal. Gejala-gejala pengrusakan, perampokan dan kejahatan massal terjadi karena ada orang-orang yang terjun ke dalamnya. Demikianlah terjadi dalam dunia pemikiran, dunia fisik dan juga dunia rohani. Apakah Anda memuji Tuhan karena melihat orang lain atau karena mengetahui bahwa memuji Tuhan itu memang seharusnya? Apakah Anda mengikuti suatu kegiatan gereja hanya karena ikut-ikutan gejala umum? Pada waktu arus massal bergelombang menuju kepada jiwa-jiwa, betapa banyaknya pemuda/pemudi yang terjun ke dalamnya. Demikianlah kedua perampok ini turut ambil bagian di dalam arus massal yang mengejek Yesus.

Jauh lebih mudah bagi orang yang menderita siksaan untuk melemparkan perkataan jahat kepada orang lain ketimbang perkataan yang baik. Di dalam teriakan dan ejekan massa, kita dapat pula mendengarkan teriakan dari seorang perampok yang tidak bertobat: “Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” Ia berteriak agar Yesus turun dari salib dan menyelamatkan diri. Ini merupakan satu seruan dari Iblis! Ini merupakan satu seruan dari konsep Kristologi yang salah. Ini merupakan satu penyangkalan terhadap Kristus, dan sama sekali berbeda dengan konsep Kristologi yang dikatakan dalam Alkitab! Jikalau Kristus tidak mengalami kesengsaraan dan dipaku di atas kayu salib, maka tidak ada jalan pengampunan dan tidak ada pengantara yang bisa memperdamaikan manusia dengan Tuhan Allah.

Teriakan dari perampok yang berfilsafat iblis ini, bukan dimulai dari Golgota, melainkan dari padang belantara di mana Kristus menerima pencobaan dari iblis sebelum memulai pelayanan Mesias (Matius 4:8-10). Iblis mengatakan pada Yesus agar menyembah dia dan berjanji akan memberikan segala kerajaan dunia dan kemegahannya. Perkataan iblis menyembunyikan satu kalimat yang lain, yaitu: ”Jangan naik ke Golgota, sebab jika Engkau naik ke Golgota maka Engkau akan disiksa, diludahi dan akan dipermalukan.” Tetapi Yesus mengetahui perkataan yang ada dibalik perkataan iblis yang indah, yang menjanjikan segala kuasa dan kemuliaan dunia itu. Yesus Kristus menjawab: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” Jikalau tidak ada salib yang remeh, hina dan pengalaman yang pahit, maka tidak ada proses menuju kepada kemuliaan.

Sebelum Yesus Kristus bangkit, Ia harus mengalami kematian. Sebelum Dia memperoleh kemuliaan, Ia harus dipermalukan. Ini merupakan proses untuk menguji ketaatan Dia di hadapan Tuhan Allah. Sekarang datang lagi suara iblis melalui mulut perampok yang tidak bertobat, memberikan tantangan agar Yesus turun dari salib. Tetapi Kristus tidak menerima cara semacam demikian. Perampok itu pastilah seorang yang fisiknya kuat tetapi orang ini adalah seorang yang tidak mempunyai tanggung jawab dan pendirian di hadapan Allah melainkan seorang yang ikut-ikutan orang lain. Perampok ini juga memiliki pengenalan akan dosa tetapi tidak sadar akan arti dosa.

Pada waktu kedua anak Harun (imam besar yang pertama) dihukum mati oleh Tuhan (Bilangan 10:1-7), maka Musa mengatakan kepada Harun agar jangan menangis karena kematian anaknya, tetapi menangis karena dosa mereka! Ini penting sekali. Betapa banyaknya orang yang tidak sadar akan dosa, tetapi hanya sadar akan hukuman. Waktu berbuat dosa, manusia merasa bebas, enak dan tidak merasa apa-apa sampai akhirnya hukuman dan siksaan datang mereka baru sadar bahwa hukuman itu terlalu berat. Celakalah mereka yang mempunyai kesadaran akan hukuman dosa lebih daripada kesadaran akan arti dosa. Dan berbahagialah orang yang sadar akan arti dosa lebih dari hukuman dosa.

Perampok ini adalah seorang yang amat menyadari hukuman atas dosanya tetapi tidak menyadari akan kewajiban yang harus ditanggungnya karena berdosa kepada Tuhan Allah. Perampok ini tidak mengindahkan titik pusat dari wahyu Tuhan yang amat penting, yaitu pada waktu Kristus sengsara. Dia mungkin mengenal Kristus dari Perjanjian Lama yang dibacanya sejak kecil, karena orang Yahudi harus masuk ke dalam rumah sembahyang sejak mereka berumur lima tahun. Perampok ini belajar firman Tuhan, tetapi ia menerima konsep yang hanya separuh benar dan ia mungkin pergi ke rumah sembahyang/ sinagoge tapi mengerti firman Tuhan belum tuntas. Pengenalan yang tidak tepat dan tuntas mengakibatkan dirinya mempunyai iman yang goncang dan rohani yang timpang. Orang ini mengetahui Kristus, tetapi hanya percaya Kristus sebagai Penyelamat dengan kuasa-kuasa dunia yang besar dan tidak percaya jika Kristus tidak memiliki kuasa dunia yang besar.

Bukankah hari ini kita melihat ada banyak kepercayaan seperti ini? Bukankah hari ini banyak orang yang mengenal Kristus hanya sebagai Tuhan yang menyembuhkan penyakit? Bagaimana jika Tuhan tidak menyembuhkan dan tidak melepaskan kesulitan serta kepicikan yang Anda alami? Apakah Anda akan tetap percaya kepada Dia? Perampok ini mengambil konsep yang salah dan tidak mengetahui kesengsaraan Kristus sebagai pusat wahyu Allah dalam Alkitab. Perampok ini tidak takut akan Allah dan tidak bersedia untuk berjumpa dengan Allah.

Nabi Amos menyerukan seruan agung bagi segala zaman: “Bersiaplah untuk berjumpa dengan Tuhan Allahmu!” (Amos 4:12). Tetapi orang ini yang sudah hendak mati disalibkan dan melihat dengan matanya sendiri akan darah yang terus mengalir setetes demi setetes, tetap tidak bersedia bertemu dengan Tuhan Allah. Semakin menderita, semakin ia mencaci-maki Allah dan mengutuk orang lain, apakah ini sikap dari rohani Anda? Dalam keadaan seperti ini, kita melihat satu perubahan hidup yang besar pada perampok uang lain. Orang yang mempunyai pengalaman sama, tidak tentu mempunyai kesimpulan dan reaksi yang sama. Respons dari perampok yang satu, berlainan dari respons perampok yang ini. Ada satu pertobatan yang terjadi padanya.

Sengsara Kristus secara badaniah di kayu salib tidak berbeda dengan sengsara mereka yang disalibkan bersama-sama dengan Dia. Mungkin ada ribuan bahkan jutaan orang yang pernah dihukum mati di atas kayu salib dan mengalami kesengsaraan yang sama seperti Yesus Kristus, tetapi Kristus dan status-Nya yang berbeda secara kualitatif dengan semua orang, menjadi pusat perhatian kita. Kristus rela menderita. Setiap detik-detik yang kejam dan ganas sama-sama dilewati oleh Tuhan dan dua orang perampok. Kristus dan dua perampok itu sama-sama mengalirkan darah, tergantung di salib, disiksa, dan urat syaraf yang sudah dipaku, membuat para perampok itu menggeliat-geliat dan berteriak-teriak karena sakit yang tidak tertahankan. Setiap mereka membuat satu gerakan, maka sakit makin bertambah karena syaraf mereka dirangsang oleh penderitaan itu. Dan perampok yang bertobat ini mengalami perubahan yang hebat.

Atas pengaruh siapakah perubahan itu terjadi? Dan terjadi karena apa? Alkitab tidak memberitahu kita dengan jelas. Tetapi sikap Kristus di atas kayu salib dilihat oleh perampok itu, sehingga ia melihat, meskipun Kristus mengalami keadaan yang begitu menyakitkan dan pedih namun tetap tidak berteriak-teriak seperti dirinya. Orang yang darahnya terus mengalir akan mengakibatkan jantungnya berdebar lebih cepat dari biasa sehingga darah terus mengalir dengan kecepatan yang terus bertambah sehingga tidak ada satu detik pun orang itu bisa tenang. Orang itu tidak mungkin menenangkan jiwanya dan menghentikan sakitnya karena tidak ada waktu lagi.

Di tengah-tengah keadaan antara kematian dan kesakitan ada satu keberadaan yang kejam, pedih dan amat sulit ditanggung. Mungkin di bawah ada orang-orang yang khusus datang dari jauh untuk menyaksikan perampok ini mengalami hukuman atas segala pembunuhan dan kejahatan yang pernah dilakukannya. Pastilah banyak suara-suara yang mengejek dan mengutuk dia di bawah sana, tetapi bukan itu yang diperlukannya. Mungkin ia merindukan suara ibunya yang selalu memberikan nasihat agar rajin belajar di sekolah, namun sekarang ibunya tidak ada lagi.

Ia mungkin mengingat pula akan suara teman-temannya yang berperilaku buruk serta mengajaknya untuk tidak belajar di sekolah melainkan pergi mencuri kecil-kecilan, memakai obat bius, berjudi dan membuat kejahatan. Suara-suara seperti itulah yang menjadikan hidupnya rusak. Kini ia menyesal karena telah mendengarkan dan menerima suara-suara dari kawannya yang jelek. Dan banyak lagi suara-suara yang didengarnya dalam keadaan setengah sadar, mungkin suara dari kepala perampok yang menerima dia sebagai anggota. Ia mungkin pula membayangkan teriakan-teriakan dari orang-orang yang pernah dibunuhnya dan membayangkan akan mata orang yang mati ditangannya karena hati nurani terus bekerja dalam jiwanya. Sampai akhirnya suara Pilatus yang memutuskan bahwa dirinya harus disalibkan, maka tangis dan penyesalannya sudah terlambat.

Apa sebabnya orang tidak mempunyai kesadaran tentang akibat dosa sebelum melakukannya? Mengapa harus menunggu sampai sudah jatuih kedalam perzinahan, gagal dan berada dalam tangan setan, baru ada penyesalan? Semua orang bisa menangis akibat dosanya, tetapi berbahagialah mereka yang menangis sebelum berbuat dosa. Lebih berbahagia adalah mereka yang menangis sebelum berbuat dosa dan takut akan Allah, daripada mereka yang menangis sesudah berbuat dosa dan dihukum. Waktu perampok yang bertobat ini memutar tubuhnya dan tangannya yang dipaku tertarik, maka satu kepedihan yang luar biasa dialaminya.

Pada waktu itulah didengarnya satu perkataan dari Orang yang disalibkan di sebelahnya: “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Mungkin air mata bercucuran dari perampok ini yang dari hati nurani yang paling dalam membutuhkan penghiburan dan haus akan kepuasan cinta yang dicarinya ke sana-sini. Meskipun kedua tangannya tidak bisa lagi menghapus air matanya dan juga butiran pasir yang ditiupkan angin ke muka dan matanya tetapi sinar matanya mulai tertuju kepada Kristus yang terpaku. “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia!”

Yesus Kristus tidak takut dilihat. Barangsiapa mengkonsentrasikan mata rohaninya kepada Kristus, tidak mungkin orang itu tidak digerakkan oleh Tuhan. Di tengah-tengah kepicikan, kesedihan, sengsara dan kefasikan, ia dapat melihat air muka Yesus yang penuh dengan kasih, keadilan, keberanian, bijaksana dan penuh dengan rahmat Allah serta mendoakan orang berdosa, dan ini tidak pernah terjadi pada orang lain. Perkataan Kristus yang pertama telah merubah konsepnya yang semula. Beberapa hal yang terjadi pada perampok yang bertobat:

1. Mengubah Arah

Kita semua dilahirkan dalam aliran hidup Adam dan menuju kepada kebinasaan. Kita dilahirkan dengan membawa dosa asal yang menuju kepada kerusakan dan pemberontakan kepada Allah. Puji Tuhan! Karena waktu cinta kasih Tuhan dan penerangan Roh Kudus tiba kepada hati kita, maka hal yang pasti kita kerjakan yaitu merubah arah.

Mengapa ada orang yang sudah ratusan bahkan ribuan kali mendengarkan firman Tuhan tetap tidak bertobat dan berpaling kepada Tuhan? Apakah karena orang itu merasa dosanya terlalu besar di hadapan Allah? Apakah dosanya lebih besar dari dosa perampok yang disalibkan itu? Apakah manusia mempunyai banyak kesempatan untuk bertobat? Siapa yang menjamin bahwa kesempatan untuk bertobat itu banyak? Apakah orang harus menunggu agar dirinya dapat hidup lebih saleh supaya dapat bertobat? Siapakah yang menjamin bahwa hidup manusia dapat diubahnya sendiri sehingga menjadi lebih saleh?

Jikalau Matius 27:44 mengatakan bahwa kedua perampok yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus mengejek Dia, maka dalam Lukas 23:40 mengatakan bahwa yang mengejek tersisa satu orang dan perampok yang bertobat ini tidak mengejek Yesus. Ada satu perubahan drastis yang terjadi dalam rohaninya.

2. Mengenal Arti Dosa Dan Bertobat

Janganlah menyesali akan hukuman, tetapi sesalilah dosa. Pada waktu sudah berbuat dosa kepada Tuhan, Daud mengatakan bahwa ia rela menerima hukuman yang harus ditanggungnya. Hukuman tidak disesali, tetapi yang disesali adalah perbuatan dosanya. Perampok ini berkata: “Tidakkah engkau takut, juga tidak pada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita.” (Lukas 23:40-41). Dia sadar bahwa dirinya patut dihukum dan layak menerima hukuman yang setimpal.

3. Menerima Karya Kristus

Dia melihat keindahan, kemanisan, keajaiban dan rahasia Ilahi yang terus memancar dari Kristus. Bunga plastik dan bunga yang asli mungkin memiliki bentuk yang sama tetapi pasti memiliki harum yang berbeda. Bunga plastik kelihatan tahan lama dan bunga yang asli terlihat mudah menjadi layu. Tetapi bunga asli yang ada saat ini, memiliki zat yang sama dengan bunga pertama yang ada sebelum Adam diciptakan dan dari situ sampai sekarang tanpa henti terus-menerus berbunga. Bunga manakah yang lebih tahan lama? Bunga plastik dan bunga yang asli berbeda karena jika bunga plastik diperas dan disuling hasilnya akan menjadi bau, sedangkan bunga yang asli mengeluarkan keharuman. Keharuman yang berada di dalam hidupnya. Demikianlah Kristus Sumber dari hidup. Diri-Nya adalah hidup dan kebangkitan.

Waktu Dia disiksa dan diperas, maka yang keluar dari diri-Nya bukanlah kepahitan, kejahatan atau balas dendam, melainkan cinta kasih, keadilan dan kesucian sehingga menarik perhatian perampok itu untuk bertanya dalam hatinya: “Siapakah Dia? Bukankah sakit yang diderita-Nya sama dengan sakit yang kuderita? Tetapi mengapa respons Dia berbeda? Mengapa Dia mempunyai satu ketabahan dan kekuasaan yang begitu berani untuk menanggung kesengsaraan yang tidak bisa kutahan? Aku tidak akan mengerti Dia dan tidak bisa tahu apa sebabnya Yesus yang disalibkan mempunyai kekuatan yang demikian.”

4. Iman Yang Tertuju Pada Yesus Kristus

Integrasi antara Yesus dan Kristus merupakan hal yang begitu penting di dalam reaksi kita kepada Allah. Gabungan antara Yesus dan Kristus menjadikan iman dalam hati perampok yang bertobat. Perampok ini mengetahui bahwa Yesus yang dipaku ini adalah Kristus. Siapakah Kristus? Kristus adalah Pewaris Kerajaan Allah. Raja di atas segala raja. Mungkin ia pernah mendengarkan dari kecil cerita tentang Kristus di rumah ibadat. Lalu ia berdoa kepada Yesus: “Yesus, ingatlah akan aku apabila Engkau datang sebagai Raja.” Inilah integrasi antara Yesus dan Kristus yang adalah Pewaris Kerajaan Allah, dalam iman perampok itu.

Si perampok tidak berencana untuk mati pada hari itu. Tetapi kematian selalu tiba pada waktu yang tidak direncanakan. Kematian selalu terlihat terlalu cepat di luar dugaan, dan jika seorang harus mati secara disalibkan, bukankah lebih baik jika ia tidak pernah dilahirkan di dalam dunia? Perampok ini mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Ia sadar bahwa hidupnya berlainan dengan Yesus dan matinya juga berbeda. Yesus tenang dan ia tidak tenang. Meskipun ia tidak bersedia untuk mati, tetapi waktu kematian adalah fakta yang harus diterima. Dosa yang mengakibatkan pergolakan dan tidak adanya ketenangan di dalam hati manusia harus diselesaikan. Sudahkan Anda bersedia untuk berjumpa dengan Tuhan pada waktu kematian datang?

Pertanyaan lain yang timbul dalam hati perampok ini adalah: “Apakah hubungan Kristus dengan saya?”. Ini merupakan pertanyaan terbesar dan terpenting yang mungkin ditanyakan oleh orang berdosa. Roh Kudus bekerja dalam perkataan Kristus yang pertama sehingga menumbuhkan iman dalam hati orang ini. Iman dalam hatinya adalah iman yang jauh lebih besar dari iman siapa pun. Jangan kita meremehkan perampok ini, ia adalah orang yang pertama menerima pembasuhan dari darah Yesus Kristus! Jikalau Tuhan Allah memperbolehkan perampok ini menjadi orang pertama yang menerima pembasuhan darah Yesus, maka pasti ada sesuatu hal yang boleh kita terima bagi iman kepercayaan. Iman perampok ini lebih besar dari iman Paulus, Petrus dan semua rasul yang terbesar di dalam sejarah. Beberapa alssan yang menjadi pertimbangan adalah:

  1. Sang perampok sudah menjalani suatu pengadilan yang adil yang datang dari Alah sendiri. Dia melihat akan kebenaran Tuhan. Dari mulutnya mengatakan: Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita.” Ini adalah pengakuan yang agung, pengenalan yang tepat dan ini selalu tidak terjadi pada mereka yang menerima vonis dari pengadilan. Dia mengakui keadilan Allah dan tidak mengakui keadilan Pilatus. Ia mengetahui bahwa Pilatus tidak adil, sebab jika Pilatus adil maka dirinya sendiri akan dihukum dan Yesus akan dilepaskan. Perampok ini menyatakan bahwa apa yang terjadi pada dirinya adalah suatu hal yang adil, menyatakan bahwa ia mengenal keadilan Allah. Tuhan memperbolehkan Kristus mati secara demikian dan ia mengerti serta mengintegrasikan antara Kristus yang harus menderita sengsara dan tidak ada jalan lain untuk mengenal kebenaran Allah.
  2. Melalui Kristus yang tabah dan menahan sakit, sang perampok mengenal sifat Ilahi Kristus. Ia mengenal Kristus sebagai Allah, bukan manusia biasa. Betapa sulitnya mengubah konsep orang-orang Yahudi untuk percaya bahwa Yesus adalah Allah. Setiap kali Yesus Kristus berkhotbah untuk meyakinkan manusia tentang keilahian-Nya, maka Dia berdiri dan berteriak. Setiap kali Yesus mengajar tentang Kerajaan Allah, Ia duduk. Ini merupakan suatu hal yang menarik perhatian, apa sebabnya Kristus berdiri pada waktu berkhotbah dan duduk pada waktu mengajar? Waktu Kristus mengajar, sebagai Raja Ia mendidik orang, tetapi pada waktu berteriak tentang keilahian-Nya, Ia menyatakan diri sebagai manusia yang mempunyai sifat ilahi, Allah yang bersifat manusia. Kristus mempunyai kedua sifat itu, yaitu sifat Allah dan sifat manusia. Pengertian seperti ini jarang dimiliki oleh manusia. Nikodemus hanya sampai pada pengertian bahwa Allah menyertai Yesus tetapi belum mengerti bahwa Yesus Kristus sendiri adalah Allah. Ia melihat bahwa Yesus Kristus berdoa kepada Bapa-Nya, bukan kepada bapak di dunia yang melihat anak yang dihukum mati tetapi kepada Allah Pencipta alam semesta.
  3. Perampok ini mengenal akan anugerah pengampunan. Bagi Anda dan saya, istilah ini tidak banyak berarti apa-apa. Tetapi bagi perampok yang tidak memiliki pengampunan lagi sehingga dunia membuang dia, hukum Taurat mengutuk dia dan tata negara kerajaan Roma juga membuang dia, Pilatius menjatuhkan hukuman kepada dia dan tentara Romawi memaku tangannya. Dia tahu bahwa dirinya adalah orang yang terbuang dan tidak memiliki pengharapan lagi, dan dalam keadaan demikian dia mendengar suara Yesus yang mengatakan: “Ya Bapa, ampunilah mereka….”, bukankah ini satu hal yang menyadarkannya? Penebusan menjadi satu sinar cahaya yang begitu terang menerpa masuk ke dalam hatinya dan cahaya ini memberikan satu pengharapan yang baru dalam hatinya yang bukan saja mengenal Yesus sebagai Allah, tetapi juga sebagai Penebus. Kristus sebagai Penebus dosa yang bukan saja menyelesaikan hal politik dan militer dalam dunia tetapi juga yang menyelesaikan hal yang paling inti dan pokok, yaitu hubungan manusia yang sudah tidak berdamai dengan Allah.
  4. Perampok ini melihat akan kemuliaan dalam kekekalan Kristus dan mengetahui bahwa Kerajaan-Nya itu pasti datang! Ia percaya bahwa hidup tidak akan lewat begitu saja. Ia mengetahui bahwa Kristus yang saat ini disalib, akan menerima Kerajaan-Nya. Apakah rasul-rasul Yesus Kristus juga memiliki pengertian semacam demikian pada saat Ia disalibkan? Mungkin pada waktu sang perampok memanjatkan doa kepada Yesus, tidak ada seorang pun rasul yang ada di situ. Yohanes mungkin ke Golgota setelah si perampok mengatakan doanya kepada Tuhan. Semua rasul pergi karena terlalu kecewa, pengharapan mereka yang besar atas Kristus sudah tidak ada bahkan Yesus Kristus yang sudah mereka ikuti tiga setengah tahun sekarang gagal dan digantung di atas kayu yang kasar. Jika kita bandingkan, maka iman kepercayaan antara perampok dan para rasul mempunyai perbedaan yang telalu besar. Orang pertama yang ditebus dan dibasuh dengan darah Kristus adalah orang yang percaya bahwa salib bukanlah titik akhir, tetapi proses menuju kemuliaan.

Waktu Tuhan Yesus sudah bangkit dan menampakkan diri kepada rasul-rasul, barulah mereka di dalam keadaan curiga dan bimbang, mengetahui bahwa ada kemungkinan bahwa Kristus sudah bangkit. Tidak perlu bagi Yesus untuk bangkit dahulu dan menyatakan diri untuk memanggil perampok itu beriman kepada-Nya karena dia memiliki iman yang tidak perlu melihat mujizat kebangkitan Kristus dalam sejarah. Imannya langsung menuju kepada kekekalan. Perampok ini mempunyai iman yang bukan main besarnya. Ia berkata: “Yesus, ingatlkah akan aku apabila Engkau datang sebagai Raja.”

Setelah itu, kita akan melihat apa yang terjadi di atas kayu salib. Kristus adalah Manusia yang bersifat paradoks.

  1. Paradoks Kristus adalah paradoks yang terbesar di dalam sejarah. Tidak ada seorang pun di dalam sejarah yang lebih gagal dari Dia, tetapi di dalam kegagalan-Nya mengandung kesuksesan yang lebih besar dari siapa pun di dalam sejarah.
  2. Tidak ada orang yang dipermalukan lebih daripada Kristus; tetapi dalam keadaan dipermalukan itu Kristus menyatakan kemuliaan yang lebih dari segala orang yang pernah hidup di dalam dunia.
  3. Tidak ada seorang pun yang mengalami keadaan selemah Kristus yang tidak membela diri dan rela dibawa untuk dipaku seperti domba yang dibawa ke tempat pemotongan. Di dalam kelemahan Yesus Kristus yang paling hebat telah mengandung satu kuasa yang tidak ada bandingnmya.

Kita harus bersyukur pada Dia, inilah paradoks. Orang-orang yang berkumpul di bawah kaki Yesus Kristus tidak melihat paradoks ini, tetapi mereka hanya melihat kelemahan dan kebodohan Kristus yang diejek, diolok-olok dan tidak mempunyai kemuliaan. Tetapi perampok yang disalibkan bersama Dia melihat kemuliaan-Nya; Ia mempunyai mata rohani yang paradoksikal, yang menembusi akan kelemahan Kristus, sehingga beriman kepada kemuliaan. Ia melihat Kristus yang mengalami keadaan dipermalukan tetapi menuju kepada kemuliaan. Kristus yang mengalami kelemahan tetapi menuju kepada kuasa yang besar. Paulus mengatakan bahwa jika Allah itu bodoh, maka kebodohan Allah jauh lebih berbijaksana daripada kepandaian manusia; jika Allah itu lemah, maka kelemahan Allah itu jauh lebih perkasa daripada kekuatan manusia (1 Korintus 1:27-29). Itu artinya paradoks. Salib menjadi satu tanda yang memalukan bagi orang yang tidak percaya, tetapi salib menjadi satu tanda yang mulia bagi setiap orang yang ditebus. Keadaan paradoks ini menjadi titik permulaan bagi perampok ini untuk beriman kepada Yesus Kristus.

“Yesus, ingatlah akan aku apabila Engkau datang sebagai Raja”, demikianlah doa perampok yang bertobat kepada Yesus Kristus. Doanya merupakan satu perkataan terputus-putus atau pun rintihan (kata-kata yang diucapkannya menurut Injil bahasa Yunani, menggunakan kata kerja yang sepotong-sepotong dan tata kalimatnya belum sempurna). Ia tidak tahu kapan Yesus akan menerima takhta Kerajaan-Nya, yang diketahuinya adalah hari ini adalah hari yang gelap. Yang dia tahu adalah hari ini darahnya akan menetes sampai titik yang terakhir dan dirinya akan terpisah dari dunia. Yang dia tahu adalah bahwa hari ini adalah hari kecelakaan bagi dirinya dan juga bagi Yesus, tetapi ia mempunyai iman yang begitu agung, berfokus tepat pada sasaran dan berbobot. Ia tetap yakin, meskipun tidak mengetahui kapan Kristus akan menerima Kerajaan Sorga.

Meski sang perampok mempunyai pengenalan yang amat dangkal terhadap Kristus, tetapi ia tahu bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Ia tahu bahwa setelah kematiannya ia akan segera berjumpa dengan Allah. Ia memikirkan bagaimanakah berjumpa dengan Allah padahal seumur hidupnya penuh dengan dosa? Seumur hidupnya dipakai untuk merampok, berjudi, berzinah dan segala macam kejahatan. Bagaimanakah orang seperti itu dapat bertemu dengan Allah? Maka perampok itu menyeruikan doanya kepada Yesus. Ia tahu bahwa dirinya patut mati, ia menyesal akan dosanya dan tahu bahwa Yesus Kristus mengampuni dosanya. Jika dirinya tahu akan dihukum secara itu, tentulah ia tidak akan mau menjadi perampok. Jikalau dirinya tahu bahwa ada pengadilan Tuhan di alam semesta, tentu ia tidak akan sembarangan melanggar kesucian Allah. Jika dirinya tahu… jika….jika…..Tetapi jika sekarang sudah lewat, kesempatan tidak kembali! Matahari yang tenggelam akan terbit kembali tetapi manusia mati tidak akan ada kesempatan untuk hidup lagi. Semuanya sudah terlambat namun ia hanya meminta satu hal, yaitu agar Yesus mengingat dia……

Jawaban Yesus kepada perampok yang bertobat yaitu kalimat ke-dua di atas kayu salib: “Amin! Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

Salib Kristus yang bersinar sekarang mengeluarkan cahaya yang ke-dua. Cahaya yang ke-satu yaitu cahaya yang mengampuni dosa dan cahaya yang ke-dua adalah penerimaan orang yang berdosa untuk kembali ke dalam Kerajaan Allah. Jawaban Kristus dalam bahasa aslinya yaitu Amin, artinya Ia bukan menerima seruan dari perampok yang tidak bertobat yang menyodorkan kepada-Nya Kristus yang tanpa salib. Kristologi tanpa salib. Yesus tidak mengaminkan Kristologi tanpa salib. Tetapi Yesus mengaminkan Kristologi dengan salib.

Perampok yang bertobat ini seolah-olah berkata kepada-Nya: “Saya tahu Engkau harus mati. Saya tidak minta Engkau turun dari salib, karena jika Engkau turun maka Engkau tidak bisa mengampuni dosa. Dengan mati di atas kayu salib, barulah Engkau bisa mengampuni dosa. Saya sadar bahwa pengampunan perlu pengaliran darah, perlu salib, itu adalah satu ketetapan Allah. Saya tidak minta Engkau turun, tetapi saya percaya bahwa Engkau yang tidak turun adalah Yesus yang akan naik ke atas takhta menjadi Raja di atas segala raja.”

Yesus menyambut dengan kata amin kepada iman dengan Kristologi yang begitu agung, baik, murni dan teguh. Segala kerelaan, kebenaran dan kesungguhan hati Kristus dicurahkan kepada setiap orang yang bertobat di bawah pengenalan Kristologi yang benar. Barangsiapa yang bertobat secara emosional tetapi tidak mengenal siapa Kristus dengan iman yang benar, maka pertobatannya tidak menjamin dirinya diselamatkan. Betapa banyaknya penginjil yang mengadakan kebaktian untuk memanggil orang bertobat dengan cara menggugah emosi orang semata-mata tanpa memberitakan Kristus dan salib-Nya. Kristus adalah satu-satunya Juruselamat dan tanpa pengaliran darah-Nya di kayu salib tak ada pengampunan dosa. Hal seperti ini tidak pernah mereka beritakan. Yesus mengaminkan iman kepercayaan yang dibangun atas pengenalan akan Kristologi yang benar.

Tuhan Yesus mengatakan: “Amin! Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini...” Hari ini adalah satu kalimat yang agung. Hari ini ….adalah kalimat yang berisi satu kepercayaan dan jaminan kepada manusia yang bertobat akan keselamatan dan hidup kekal. Keselamatan dan hidup kekal dimulai pada waktu Anda bertobat, bukan dimulai pada waktu Anda mati. Orang Kristen tidak perlu berdoa bagi orang mati supaya orang itu mudah-mudahan mendapat tempat di sisi Tuhan. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tidak pernah ada dan tidak mungkin ada ajaran maupun doa bagi orang mati, juga doa yang mengatakan mudah-mudahan orang yang mati itu di terima di sisi Tuhan. Doa semacam itu tidak perlu, karena doa semacam itu berisi satu tanda tanya dan pengharapan akan hidup setelah kematian yang belum memiliki jaminan yang penuh. Tetapi apa yang diberikan oleh Kristus adalah jaminan hidup kekal yang dimulai pada hari orang bertobat dan menerima Dia menjadi Tuhan dan Juruselamat.

Sejak Kristus mati disalibkan sampai sekarang sudah berlangsung kira-kira dua puluh abad. Kita yang diselamatkan diberikan jaminan hidup kekal tanpa perlu menanti, bukan pula pada hari kiamat, tetapi pada hari ini juga, hari pertobatan. Kristus berkata: “Amin! Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga Engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di Firdaus.” Apakah Anda melihat keagungan kepercayaan, jaminan dan janji dari Yesus Kristus kepada orang percaya? Barangsiapa percaya kepada Yesus Kristus, ia mendapat hidup yang kekal.

Kristus adalah satu-satunya Oknum yang pernah dilahirkan dan hidup di dunia sebagai manusia yang boleh mengatakan kalimat kedua di atas kayu salib ini. Dia adalah Tuhan yang menjawab kepada Musa: “Aku adalah Aku.” Yesus Kristus adalah satu-satunya manusia yang pernah dilahirkan dalam dunia, tetapi yang mempunyai keberadaan dari kekal sampai kekal. Jika kita mengetahui Kristus, mengenal Dia dan menuruti perintah-Nya, maka kita tahu bahwa kita sudah keluar dari maut dan masuk ke dalam hidup (1 Yohanes 5:1-13). Jaminan Kristus adalah jaminan yang agung yang membedakan Kristen dengan segala agama.

“Engkau beserta dengan Aku.” Perkataan di atas kayu salib ini dapat kita bandingkan dengan perkataan malaikat yang kepada Maria dan Yusuf memerintahkan agar bayi yang akan dilahirkan Maria disebut Immanuel. Apakah artinya Immanuel? Allah beserta kita. Yesus Juruselamat akan disebut Immanuel dan sekarang Immanuel yang disalibkan yang adalah Immanuel, menjanjikan Immanuel kepada orang pertama yang dibasuh dengan darah-Nya. “Amin. Dengan sesungguhnya Aku berkata kepadamu, hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku….” Beberapa jam kemudian setelah Kristus melontarkan jawaban yang begitu agung kepada perampok ini, maka hari itu juga sesudah matahari terbenam prajurit-prajurit datang memotong kaki perampok yang tidak bertobat, juga kaki perampok yang bertobat. Dan waktu itu Kristus ditombak karena mereka melihat bahwa Ia sudah mati. Siapakah yang mati lebih dahulu? Kristus atau perampok itu? Kristus mati lebih dahulu. Pada jam tiga Kristus mati. Prajurit-prajurit memotong kaki kedua orang lain yang disalibkan bersama Kristus karena mereka belum mati.

Tetapi satu hal yang menarik adalah perampok yang sudah mendapat jawaban dari Yesus Kristus sudah menjadi tenang dan tidak berbicara apa-apa lagi. Perampok yang bertobat sudah mempunyai ketenangan seluruh hidupnya di hadapan Tuhan Allah. Dan kepercayaannya akan janji Kristrus, memberikan kestabilan rohaninya sampai ia boleh berjumpa dengan Kristus. Perampok ini tidak ribut, tidak bertanya, tidak sangsi dan mendapatkan kekuatan yang terbesar untuk menahan sakit yang sementara karena dia menerima janji Kristus yang begitu agung: “Hari ini juga engkau akan beserta dengan Aku di dalam Firdaus.” Puji Tuhan!

Di dalam kalimat Kristus yang ke-dua di atas kayu salib ini kita mendapat doktrin-doktrin yang begitu kuat untuk melawan ajaran-ajaran yang sesat yang pernah timbul di segala zaman. Apakah perampok ini diselamatkan karena dibaptis? Tidak. Apakah perampok ini diselamatkan karena terus mengikuti kebaktian? Tidak. Apakah perampok ini diselamatkan karena melakukan hidup beragama dan segala syariat Taurat? Tidak. Hal ini tidak berarti bahwa Anda yang sudah bertobat tidak perlu dibaptis, tidak perlu mengikuti Perjamuan Kudus ataupun tidak perlu mengikuti kebaktian dalam gereja. Melainkan Anda harus menjalankannya karena itu untuk mengingat akan Tuhan dan mempersekutukan Anda dengan orang beriman yang lain. Demi nama Yesus Kristus, saya berkata kepada Anda: “Keselamatan tidak berdasarkan melakukan hidup keagamaan dan mengikuti segala syariat Taurat atau mengumpulkan amal jasa diri manusia sendiri.” Keselamatan adalah anugerah Allah. Sola gratia. Tidak ada yang lain yang boleh ditambahkan kepada anugerah Allah sebab anugerah Alah itu sempurna dan mutlak. Jikalau ada orang yang menambahkan anugerah Allah dengan jasa manusia untuk bersama-sama mengerjakan keselamatan maka orang itu adalah orang yang sudah dipengaruhi oleh bidat-bidat.

Puji Tuhan! Karena orang pertama dalam Perjanjian Baru ini yang dibasuh dengan darah Tuhan adalah orang yang diselamatkan di luar jasa manusia, di luar kelakuan manusia, di luar kelayakan manusia. Kita mengenal doktrin sola gratia, semua dari anugerah dan hanya dari anugerah, tidak ada yang lain lagi. Kita diselamatkan bukan karena hak, bukan karena beribadat, bukan pula karena kita mencintai Tuhan, melainkan karena Tuhan mencintai kita dengan anugerah yang cuma-cuma dan berharga kepada kita.

Tuhan berkata: “Hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Perkataan ini melawan doktrin tentang api penyucian. Apakah perampok yang bertobat ini perlu masuk ke dalam api penyucian? Tidak. Berarti doktrin tentang api penyucian (purgatory) tidak pernah ada di dalam Alkitab. Jika doktrin api penyucian itu ada, maka orang yang seperti perampok yang banyak dosanya ini perlu masuk ke dalam api penyucian berartus-ratus kali. Tetapi Tuhan Yesus menjamin bahwa perampok itu akan bersama-sama dengan Dia di Firdaus. Doktrin api penyucian tidak akan bisa berdiri di hadapan Tuhan Yesus yang mengatakan jaminan itu.

Perkataan Kristus yang ke-dua ini juga melawan akan universalisme. Di dalam Kristus dan melalui kuasa Roh Kudus, Allah menyelamatkan orang bertobat dan bukan semua orang akan diselamatkan melainkan hanya mereka yang percaya kepada Kristus dan menerimanya sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Yesus tidak berkata: “Hari ini semua akan beserta dengan Aku di Firdaus.” Yesus juga tidak mengatakan bahwa kedua perampok yang disalibkan bersama-sama dengan Dia, baik yang bertobat maupun yang tidak akan dirangkul-Nya dan dibawa-Nya ke Firdaus, tidak. Yesus berkata: “Hari ini juga, engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Berarti orang lain tidak dibawa-Nya ke Firdaus melainkan hanya orang yang bertobat dan mengenal Kristus dengan sesungguhnya. Mereka yang tidak bertobat dan mempermainkan doktrin-doktrin Alkitab serta memperalat Kitab Suci untuk mencarikeuntungan bagi agama sendiri akan binasa beserta dengan dosanya sendiri. Hanya mereka yang bertobat akan diselamatkan.

Perkataan Yesus juga melawan doktrin yang mengatakan bahwa jiwa orang mati itu tertidur. Yesus Kristus tidak mengatakan hal itu, melainkan orang mati yang bertobat akan berserta dengan Dia. Yesus Kristus dan orang tebusan-Nya akan memiliki satu hubungan yang tidak pernah ada di dunia, dalam kesadaran bukan ketiduran. Dari abad ke abad kita melihat betapa banyaknya doktrin yang tidak beres mengenai hidup setelah mati. Semua akan menjadi rusak, gugur dan suram jika dibandingkan dengan kalimat Kristus yang ke-dua yang diucapkan-Nya di atas kayu salib. “Verily, verily, I tell unto you, today you will be with Me in paradise.” F.B. Meyer mengatakan:

Engkau meminta kepada-Ku: “Hari itu….”
Aku berkata : “Hari ini….”
Engkau meminta kepada-Ku: “Ingatlah aku….”
Aku berkata: “Aku beserta denganmu, bukan hanya ingat.”
Engkau minta Aku mengingat engkau di dalam Kerajaan-Ku
Aku berkata: “Di dalam Firdaus juga.”
Aku mencintai engkau, jauh lebih dari doamu yang terindah
Aku memberi anugerah kepadamu,
jauh lebih berarti dari imanmu yang paling baik
Meskipun imanmu tepat, meskipun doamu baik,
tapi belum pernah melampaui anugerah dan janji-Ku
yang jauh lebih besar dari iman dan doa permintaanmu.

Sudahkah Anda berdoa kepada Tuhanh dan mengenal Kristus yang harus sengsara? Janji dan anugerah-Nya tidak kosong belaka. Barangsiapa yang akan datang kepada Kristus akan dijawab-Nya: “Amin! Hari ini engkau bersama Aku di dalam Firdaus.”

Beberapa jam setelah disalibkan, jiwa Kristus masuk ke dalam Firdaus dan malaikat-malaikat menyambut Dia. Tetapi di luar dugaan malaikat-malaikat, Kristus membawa jiwa yang lain! Waktu dilihat dengan teliti, malaikat-malaikat melihat bahwa jiwa itu adalah jiwa yang paling rusak, paling jelek dan mempunyai satu bayang-bayang yang mengagetkan. Waktu Kristus menyuruh membuka pintu Firdaus, maka yang masuk adalah Kristus dan buah sulung dari Golgota yaitu perampok yang kedua kakinya sudah dipotong. Tetapi walaupun demikian, lebih baik baginya masuk ke dalam sorga dengan kedua kaki yang sudah dipotong daripada masuk ke neraka dengan kaki yang lengkap. Di dalam Firdaus, di dalam kekekalan, suatu hari saya juga akan berjumpa dengan Tuhan dan dengan perampok itu.

Kiranya kita berkata kepada Tuhan: “Berilah iman kepadaku seperti yang telah Engkau berikan kepada perampok itu, yang telah menggabungkan pengertian akan Yesus dengan Kristus. Menggabungkan sengsara Kristus dengan Kerajaan Sorga. Menggabungkan pengampunan-Nya dengan diri kita yang tidak layak.” Dan Tuhan berkata: “Amin! Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”

Amin.

SUMBER:
Nama buku : 7 Perkataan Salib
Sub Judul : Engkau bersama Aku di Firdaus
Penulis : Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1992
Halaman : 19 – 40
Dicopy dari : https://www.facebook.com/Sola-Scriptura-354987984549661/?